25 | Newlywed

5.9K 539 211
                                    


Ready guys?


Hanji mengernyit melihat gaun Mikasa yang dipilihkan Levi dan ibunya. Modelnya bagus, mewah tentu saja, harga jangan ditanya lagi.

Tetapi, dada Mikasa itu--

"Apa aneh?"

Hanji terdiam sejenak. "Apa tidak terlalu sempit?"

Mikasa menaikkan gaun dengan belahan dada yang rendah itu dengan tidak nyaman. Rambut panjang sepunggungnya sudah ia potong kembali menjadi sebahu, dan sedikit merapihkan poninya.

"Sedikit tidak nyaman. Tapi Mom Kuchel menyuruhku mengenakan ini. Levi juga mendukung keras ibunya."

Hanji tertawa keras. "Cebol itu mesum juga ternyata. Awalnya kupikir dia suka Erwin karena tidak pernah dekat dengan wanita."

Mikasa menatap Hanji. "Jika memang begitu, aku akan menyembuhkan kelainannya."

"O-oh!" Ledek Hanji. Ia kembali menatap penampilan Mikasa dengan balutan gaun putihnya. "Untung saja dadamu besar. Kau terlihat cocok dengan itu." Lanjut Hanji setelah menyelesaikan tawanya.

Mikasa ikut tertawa. "Terimakasih,"

"Sudah sele-- Wow! Menantuku ini memang yang terbaik!"

Kuchel tiba-tiba masuk tanpa aba-aba, sedikit mengagetkan Mikasa dan Hanji yang refleks mengusap perutnya.

"Cantik sekaliiiii..." Puji Kuchel bersemangat.

Mikasa tersenyum malu. "Terimakasih, Mom."

"Pagi, Bibi..." Sapa Hanji.

"Oh, Hanji! Mana Gaofney?"

"Ia bersama Erwin." Jawab Hanji seadanya.

Kuchel menerawang sejenak. "Setiap aku melihat Gaofney dan perutmu, aku selalu membayangkan Mikasa dan Levi akan memberiku cucu secepat mungkin. Aku sudah tidak muda lagi, entah kapan akan ke atas sana." Kata Kuchel mendramatisir.

"Mom, jangan bicara seperti itu."

Kuchel menatap Mikasa. "Iya, makanya kau dan Levi cepat berikan cucu untuk Mom, ya!" Mikasa membalas dengan anggukan kecil malu-malu.

"Mikasa,"

Mikasa menoleh dengan wajah terkejut. "Eren!"

"Eren Jaeger!" Hanji ikut berseru.

Kuchel menatap keduanya bergantian, merasa pernah mendengar nama tersebut. Oh, benar! Tuan Jaeger adalah teman ayah Mikasa.

"Kalau begitu, Mom kedepan duluan." Mikasa mengangguk.

"Lama tidak bertemu, Mikasa-- dan Hanji-senpai."

"Aku juga keluar dulu." Pamit Hanji sambil melenggang pergi.

Eren menatap Mikasa setelah kepergian Hanji. "Kau terlihat sangat cantik."

Mikasa tersenyum tipis. "Terimakasih."

Eren tertawa. "Aku kaget sekali saat menerima undangan pernikahanmu serta tiket pesawat menuju Berlin. Ternyata kau sudah bertemu Levi-senpai."

Mikasa hanya diam. Bingung mau menjawab apa. Suasananya mendadak canggung.

"Malah kau lebih dulu yang menikah. Padahal aku lebih dulu merencanakan pernikahan." Eren tertawa aneh.

[✔️] KAICHOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang