5 | Tears

4.8K 630 96
                                    





Eren berjalan mendekati Mikasa yang sedang mengganti sepatu dalam ruangan menjadi sepatu biasanya. Ini sudah jam pulang, tentu saja Mikasa akan pulang.

"Mikasa, akhir-akhir ini kita jarang berbicara, ya?" Tanya Eren sedikit tertawa. Mikasa menatapnya lalu tersenyum.

"Mungkin karena urusan masing-masing. Setelah pulang sekolah kau sering sekali hilang, Eren." Jawab Mikasa. Eren cengengesan. "Annie sering mengajakku pergi. Saat dirumah aku lelah, jadi langsung tidur dan melewatkan makan malam. Kau juga berangkat pagi sekali." Ucap Eren jujur.

Mikasa tersenyum manis. "Ah, maaf tidak menunggumu. Jadi, kau pacaran dengan Annie? Kenapa tidak bilang padaku? Kau ingin menyembunyikannya dariku?" Tanya Mikasa pura-pura sebal. Nyatanya hatinya masih sakit.

"Maaf, aku jarang melihatmu akhir-akhir ini, kami berpacaran saat valentine kemarin. Annie memberiku cokelat buatannya, dan itu sangat enak!" Seru Eren bersemangat.

Tentu saja, saat membicarakan seseorang yang kau sukai. Tanpa sadar, energimu akan bertambah.

Mikasa tertawa kecil. "Kalian terlihat cocok bersama. Kalau begitu baik-baiklah bersama Annie..." Mikasa mengakhiri ucapannya dengan senyuman.

"Tch! Dasar palsu!" Levi berjalan melewati mereka berdua. Mikasa tersentak, Levi satu-satunya orang yang mengetahui kondisinya saat itu.

"Apa maksudmu, Kaichou?" Tanya Eren.

Mikasa mendadak panik. "Hahaha... Si pendek ini mulutnya suka asal. Jangan dipikirkan." Ucap Mikasa cepat. Levi menatapnya datar, lalu kembali melangkah.

"Ah, Eren. Sepertinya Annie mencarimu, aku juga ada sedikit urusan dengan si pendek itu. Aku duluan!" Ucap Mikasa. Mendengar nama Annie disebut, Eren menoleh ke belakang dan mendapati Annie berjalan ke arahnya.

"Eren!" Panggil Reiner.

"Oh, Reiner. Kau tidak pulang?"

Reiner menggeleng. "Aku ada kegiatan elstrakurikuler hari ini. Tapi, sejak kapan Mikasa dekat dengan Levi-kaichou? Mereka terlihat akrab."

Eren kembali menatap Mikasa dan Levi yang sedang berbincang. "Entahlah, mungkin ada sesuatu." Jawab Eren.

Eren lalu menghampiri Annie. "Annie, kau sudah lama menunggu?" Tanya Eren.

Annie menatap kesal. "Lama sekali." Jawabnya.

Eren tertawa sambil mengacak surai pirang Annie. "Maafkan aku,"

Levi menatap tatapan Mikasa yang tertuju pada Eren. "Kau mau menangis lagi?" Tanya Levi.

Mikasa menatapnya. "Tidak." Balasnya. Levi meliriknya sebentar lalu menatap kedepan.

"Jangan membuang air matamu untuk sesuatu yang tidak berguna. Kau bahkan juga tidak bisa menyalahkan Eren sepenuhnya. Kau yang terlambat menyatakan perasaan---"

Kalimat panjang Levi terhenti saat jari telunjuk Mikasa menempel di bibirnya. "Sstt... Akhir-akhir ini kau terlalu banyak bicara, Pendek. Jangan mengungkitnya lagi." Ucap Mikasa dengan senyuman tipis. Levi mengalihkan pandangannya dari Mikasa.

"Ya, terserahlah."

"By the way, cokelatmu kemarin lumayan." Puji Levi. Mata Mikasa melebar.

"Kau barusan memujiku, Kaichou-san?" Mikasa memastikan.

Levi mendelik kesal. "Terserah kau, bocah cengeng."

"Hei!!!"

🌸🌸🌸

[✔️] KAICHOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang