15 | Book

3.7K 516 58
                                    



Mikasa meletakkan tas miliknya di atas ranjang single di dalam kamarnya. Sebelum itu, ia mengeluarkan kado kecil yang terdapat di dalam loker sepatunya.

Kotak kado yang berukuran kecil itu ia letakkan di atas meja. Mikasa memutar kotak itu dan menatapnya seksama.

Dengan sedikit keraguan ia buka pita kotak itu dan melihat isinya. Ada sebuah kalung, kalung cantik yang modelnya hampir mirip dengan gelang yang ia dapatkan.

Mikasa mengeluarkan kalung itu, di bawah bantalan kalung terdapat sepucuk surat dengan kertas berwarna biru.

Mikasa mengambil surat itu dan membacanya dengan serius. Tulisan tangan yang sedikit berantakan.

To : Mikasa Ackerman

Happy White Day!
Mikasa, maafkan aku.

Mikasa menatap datar surat itu. Isinya sama sekali tidak menarik, bahkan tidak menbuat Mikasa semangat seperti sebelumnya.

Maaf?

Untuk apa? Si pemberi hadiah ini selalu membuatnya senang dengan kejutannya. Buat apa kata maaf? Memangnya ia ada salah?

Mata Mikasa menangkap sesuatu yang lain didalam kotak, dibawah bantalan kalung yang belum Mikasa keluarkan, yang tadinya tertutupi sepucuk surat. Buku kecil yang lumayan tebal dengan sampul bagian depan berwarna cokelat. Mikasa membuka lembaran pertama dengan perlahan dan membacanya.

March 25
Aku melihatnya. Dia sangat cantik.

Mikasa terdiam, gerakannya yang hendak membalik lembaran terhenti saat membaca tulisan singkat itu, Mikasa menatap lamat-lamat. Bingung.

Buku apa ini sebenarnya? Memangnya masih zaman curhat pada buku diary? Ya, walaupun ini tidak begitu bisa dibilang sebuah buku diary.

Buku ini lebih menceritakan orang lain, bukan si pemiliknya.

Mikasa membalikkan ke lembaran selanjutnya.

Mata Mikasa menyipit, bingung. Apa ini kebetulan? Atau, orang ini memang stalker?

March 27
Rambut hitam sebahunya benar-benar indah.

March 29
Dia selalu mengekori seorang bocah bernama Eren.

Wah, kesal juga. Mikasa juga baru menyadari bahwa tanggalnya terus melompati satu hari.

February 3
Aku mencaritahu tentangnya.

February 11
Namanya Mikasa. Dan, aku jatuh cinta.

Mikasa sudah tidak tahan lagi, ia melempar buku kecil tersebut ke keranjang sampah berisi kertas-kertas dengan cepat. Merinding.

"Siapa yang membuatnya? Itu mengerikan." Desis Mikas takut. Ia mengusap kedua lengannya. Udara kamarnya terasa semakin dingin dan mencekam.

Ayolah, ini bukan cerita dari novel thriller yang sering ia baca. Tapi kenapa mengerikan sekali, sih.

Ponsel Mikasa berdering saat mata gadis tersebut masih terpaku pada buku yang sudah berada didalam keranjang sampah. Mikasa mengambil ponselnya yahg tergeletak diatas kasur, melihat si penelepon.

Nomor tidak dikenal. Ragu-ragu Mikasa menekan tombol hijau.

"Halo, Mikasa? Ini Jean."

Ugh. Mikasa mengeluh dalam hati. Untung saja ia belum berbicara, jadi Jean masih belum tahu bahwa ini dirinya. Darimana lelaki itu mendapatkan nomor teleponnya?

[✔️] KAICHOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang