17 | Good Day

3.9K 506 24
                                    





Memasuki pertengahan musim semu, Levi masih berada dalam masa sibuknya. Setelah menyelesaikan studi selama empat tahun sambil bekerja memperbaiki perusahaan keluarganya, Levi jadi terbiasa untuk tidak tidur beberapa hari. Walau sebelumnya juga ia susah tidur.

Seperti hari ini, pukul sudah menunjukkan angka satu dini hari, dan ia masih duduk didepan layar komputer ruang kerjanya. Apalagi, ia juga harus menganalisis satu peratu data para pelamar yang baru saja di interview kemarin.

Ponselnya yang tergeletak di atas meja bergetar, menampilkan nama si pemanggil. Dengan malas dan berat hati Levi mengangkatnya.

"Halo?"

"Ah! Benar sekali. Kau menang!" Tanpa menjawab Levi, si penelepon malah berteriak heboh disana. Bukan padanya, melainkan pada orang lain.

"Levi, besok aku ke kantormu, ya! Tidur sekarang, dasar gila kerja!"

Levi memutar bola matanya jengah. Menyesal besar karena mengangkat teleponnya. Lain kali, Levi tidak akan mengangkatnya lagi, mood untuk merampungkan pekerjaannya tiba-tiba hilang. Setelah sambungan terputus, ia letakkan dengan kasar benda persegi itu.

Menghempaskan punggungnya pada sandaran kursi, menghela napas panjang dan memejamkan mata.

Mulai memasuki alam mimpi...

"...Vi!"

"Levi!"

"Levi Ackerman!"

Levi melenguh kecil akibat teriakan yang memanggilnya. Ayolah, ia baru saja memejamkan mata beberapa detik.

"Astaga! Anak ini benar-benar!" Kuchel menggebrak meja kerja Levi. Membuat lelaki itu terbangun dengan wajah kusut.

"Mom, kau mengagetkanku!"

Kuchel menatap putra semata wayangnya itu kesal. "Kau tidak kerja, hah?"

Levi mengusap matanya yabg terasa berat. Lehernya terasa sakit akibat posisi tidur yang salah.

"Oh, God! Mom, ini masih pukul satu dini hari..." Levi memprotes.

"What? For God's sakes, Levi! Ini sudah pukul sepuluh pagi!" Seru Kuchel tidak percaya.

Levi membelalak. Ia rasanya baru saja memejamkan mata beberapa detik, dan sekarang sudah pukul sepuluh pagi? Yang benar saja! Buru-buru Levi melirik jam dinding ruang keja pribadi yang ada di mansion keluarga besarnya. Dan ucapan ibunya benar, sudah pukul sepuluh.

"Oh shit, Mom! Kenapa tidak membangunkanku?" Levi berucap gusar. Setengah jam lagi ia ada rapat bersama client dari Dubai, dan sekarang dirinya bahkan belum mandi sama sekali.

Seorang Levi Ackerman dalam kondisi kotor? Langka.

"Kau mengatai Mom apa barusan?" Selidik Kuchel nyalang.

Levi menggeleng. "Tidak, Mom. Aku tidak bermaksud begitu." Sangkalnya cepat.

Kuchel menatap putranya yang terlihat panik itu. "Jujur pada Mom, kau memaksakan diri lagi, kan?" Tanya Kuchel tajam. Levi tidak meyahut, ia sibuk melepas jas yang dari kemarin ia kenakan. Lalu berjalan keluar.

"Hei! Oh, Godness, kau bahkan tidak menjawab Mom. Levi!"


Kaichou

Mikasa mendudukkan diri saat matanya terasa silau karena cahaya matahari yang masuk melalui ventilasi jendela flatnya. Ia melenguh kecil dan mengusap matanya yang masih terasa berat.

[✔️] KAICHOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang