Levi menghempaskan tubuhnya pada sofa ruang kerjanya. Setelah dikejar waktu, ia harus mendapati hasil buruk dalam kesepakatan kerjanya. Gagal. Kerjasamanya dengan klien dari Dubai gagal. Lagian, orang bodoh mana yang mau menerima kesepakatan bodoh dengan untung kecil seperti itu.Menggantikan pamannya untuk memegang jabatan CEO benar-benar tidak mudah. Tiga tahun lalu, Kenny, pamannya tiba-tiba datang kembali setelah menghilang duabelas tahun lamanya.
Jangan ditanya, ibunya murka bukan main. Melempari hampir seluruh koleksi Gucci dan Louis Vuitton miliknya pada Kenny saat lelaki tua itu baru saja memasuki pekarangan mansion.
Setelah mendengar penjelasan pamannya yang tiba-tiba menghilang, sang ibu malah menangis haru. Levi tidak habis pikir, kenapa emosi perempuan labil sekali?
Satu tahun setelah kedatangan pamannya. Perusahaan benar-benar berubah, saham melonjak naik. Ia juga terus-terusan dilatih oleh Kenny untuk melanjutkan perusahaan ini, dan akhirnya jabatan ini diberikan padanya. Dan Kenny menghilang, lagi.
Tidak bisa di elakkan, pamannya memang seorang lelaki yang luar biasa.
Berubah menjadi seseorang yang perfeksionis dan ambisius, Levi melambungkan saham pada tahun berikutnya, hingga perusahaan keluarganya yang bekerja dalam bidang real estate ini melonjak luar biasa, hingga wajahnya selalu terpampang pada cover sebuah majalah ekonomi dan bisnis bulanan, serta majalah Forbes. Dengan julukan, CEO muda cemerlang dan tampan idaman mertua.
Gila. Setelah tahun kemarin ia bisa lepas dari Nifa, ia malah di kejar-kejar wanita-wanita tua yang ingin menjadikannya menantu untuk anak perempuan mereka.
Sekaya apapun mereka yang menginginkan Levi menjadi menantu. Mereka tidak lebih kaya dari dirinya saat ini.
Dan satu lagi, Levi hanya ingin bersama Mikasa-nya.
Gebrakan pintu membuat tubuh Levi sedikit terlonjak. Matanya yang semula terpejam terbuka lebar, rasa kantuknya menguap.
"Tch!" Decak Levi.
"Oh, lihatlah si gila kerja ini. Saat istirahatpun, tangannya masih memegang berkas perusahaan." Setelah berlari menghampirinya, wanita yang datang itu malah berceloteh.
"Shut up, Shitty four eyes." Levi mendesis tajam.
"Hanji, jangan berlari. Astaga." Lelaki bermabut pirang dengan potongan klimis itu menyusul datang dari belakangnya, bersama seorang bocah laki-laki digendongannya.
Levi menatap muak saat lelaki itu mulai menyentuh perut sang wanita.
"Astaga, apa anakku baik-baik saja?" Tangan besar itu mengusap perut Hanji, cemas. Hanji mendengus.
"Anakku sangat kuat, Erwin. Berhenti berlebihan begitu." Cetus Hanji.
"Kau hamil-- lagi?" Tanya Levi tidak percaya.
Hanji mengernyit. "Lagi? Tentu saja. Lagian, Erwin suka melakukannya. Aku sebagai istri hanya melayani suamiku, kan?" Wanita itu mengamit lengan suaminya, diikuti dengan kecupan manis pada pipi Erwin dengan sedikit menjinjit karena perbedaan tinggi.
Levi melempar berkasnya. "Jika kalian hanya ingin pamer kemesraan. Pergi dari sini, sekarang!"
Hanji mendelik marah. "Oh, begitu bicaramu pada kami? Ck, padahal pecundang cebol ini tidak pernah menanyakan kabar kami setelah pergi, bahkan saat aku sampai kesini enam tahun yang lalu!"
Napas Hanji terangah-engah. "Jika saja aku dan suamiku tidak mendatangimu ke rumah. Kau pasti melupakan kami, kan?! Tidak tahu malu! Kau pikir siapa yang membantumu selama ini, hah?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] KAICHOU
Short Story[COMPLETED] Total : 25 parts + extra part Kenapa kau yang selalu datang disaat seperti ini? -Mikasa Kenapa kau selalu seperti ini disaat aku didekatmu? -Levi +Bahasa +Harsh words +Baku speechlesslevi ©️copyright, 2018. Cerita ini terbentuk karena ku...