10 | Ex

4.3K 537 97
                                    



"Armin!"

Mikasa berlari hendak memeluk Armin, tetapi seseorang berlari cepat melewatinya. Mikasa tersenyum geli saat melihat Eren menghambur memeluk Armin yang baru saja muncul.

Mikasa menyusul memeluk Armin. Lelaki berambut pirang yang dulunya sebahu itu, kini sudah dipotong pendek, membuatnya semakin terlihat tampan.

Armin hanya tertawa melihat tingkah kedua teman kecilnya itu, sudah hampir tiga tahun mereka tidak berjumpa. Eren terlihat jauh lebih dewasa, dan Mikasa selalu terlihat cantik.

Mereka tertawa bersama sebelum seseorang berseru memanggil Armin. Mereka bertiga menoleh ke sumber suara, senyum Mikasa luntur sudah.

Seorang pria tampan yang lain menghampiri mereka bertiga, ia jauh lebih tinggi dibanding Armin dan Eren, tentu saja Mikasa juga. Mikasa menahan napas saat lelaki itu semakin mendekati mereka. Eren dan Armin saat itu mungkin tidak mengenalnya.

Itu Jean Kirschtein, mantan kekasih Mikasa.

"Eren, a-aku ada urusan mendadak. Armin maaf ya, aku tidak bisa ikut. Sampai jumpa!"

Dengan terburu-buru Mikasa berjalan meninggalkan Eren dan Armin yang kebingungan. Mereka saling menatap satu sama lain.

"Mikasa?!" Panggil Armin. Mikasa tidak menyahut, ia tetap berjalan lurus kedepan.

"Mikasa?" Tanya lelaki bernama Jean itu menghampiri Armin dan Eren.

Armin melihat Jean yang berdiri di sebelahnya. "Ah, Jean. Kau sudah selesai?" Armin balik bertanya.

Jean mengangguk mengiyakan. Ia melihat ke arah Eren yang juga sedang melihatnya. Dengan senyum kecil ia mengulurkan tangannya.

"Jean Kirschtein." Jean memperkenalkan diri, Eren menyambutnya.

"Eren Jaeger." Balas Eren. Ia kemudian melanjutkan. "Sepertinya aku pernah melihatmu, tapi dimana, ya?" Lanjut Eren berpikir. Jean mengangkat bahu tidak tahu.

"Gadis yang bersama kalian tadi?" Tanya Jean kemudian. Armin tersadar. "Oh! Mikasa?"

Sudut bibir Jean terangkat. "Mikasa, ya? Sudah lama juga," Eren dan Armin menatap tidak mengerti.

"Ayo, pulang." Ajak Eren. Armin mengangguk sembari mengikuti Eren.

Jean menginterupsi. "Aku akan dijemput, kalian duluan saja." Ucap Jean.

Eren mengernyit. "Siapa yang mengajakmu?"

Jean tersenyum menahan kekesalan. Brengsek ini benar-benar! Tangannya mengepal kesal.

Jean kemudian tertawa. "Benar juga, hati-hati dijalan, Armin!" Armin tertawa kecil lalu mengangguk. Jean melambaikan tangannya beberapa kali lalu dibalas oleh Armin.

🌸🌸🌸

Mikasa menghela napas lega saat merasa sudah jauh dari tempat pertemuan dirinya dengan Jean, mantan kekasihnya.

Memikirkan jika Eren atau Armin mengetahui bahwa saat SMP dulu ia berpacaran dengan Jean, mungkin Eren akan murka bukan main.

"Syukurlah..." Gumam Mikasa. Setelah berlari cukup cepat menuju tempat parkir di bandara.

Sudah cukup baginya untuk bertemu dengan Jean, ia masih belum lupa sepenuhnya bagaimana dulu lelaki itu menyakitinya.

Helaan napas Mikasa terdengar berat. Tubuhnya yang membungkuk dan tangan bertumpu pada lutut kini kembali berdiri tegak. Matanya menyipit saat mendapati seseorang yang tidak asing, Mikasa lalu mempertajam penglihatannya.

[✔️] KAICHOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang