3 | Massage

5.3K 675 101
                                    





"Hei! Mikasa!"

Mikasa tersentak hingga sumpitnya hampir terjatuh. Ia lalu mengubah arah pandangnya ke meja yang ditempati Levi dan Erwin.

Disana ada Hanji yang memanggilnya dan seorang gadis cantik yang menempel pada Levi, yang sempat menarik perhatian kantin karena suara bersemangatnya ketika memanggil Levi. Teman satu angakatannya, Petra Ral.

"Mikasaaa!" Setelah mengambil roti, Hanji berlari menghampiri Mikasa. Mikasa sedikit kaget saat seniornya itu memanggil untuk kedua kalinya.

"Oh, Hanji-senpai." Sapa Mikasa balik. Ia melirik Levi yang entah sejak kapan menatapnya tajam. Begitu menusuk, hingga rasanya menembus tulang tengkorak Mikasa.

"Hanji-senpai, sepertinya Levi-kaichou marah." Ucap Mikasa. Jika melihat Levi yang seperti itu, cukup menakutkan.

"Hah? Mana mungkin!" Hanji terbahak setelahnya.

"Omong-omong, kau ulang tahun, kan? Selamat ya, Mikasa!" Lanjut Hanji lantang. Kini perhatian kantin tertuju pada mereka. Terutama perhatian Levi.

"Terimakasih..." Mikasa tersenyum malu-malu. Ia kembali melirik Levi yang kini mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Woah! Kau disini Eren! Kau menerimanya, kan?" Hanji bertanya kepada Eren. Eren tersenyum canggung sambil mengusap bagian belakang kepalanya. "Haha, iya. Lagipula, sepertinya aku tidak bisa menolak." Jawab Eren seadanya.

Hanji tertawa. "Levi mengancammu?" Tanya Hanji. Mikasa menatap Eren tidak mengerti. "Tentu saja, tidak." Elak Eren cepat.

"Mm, Hanji-senpai. Memangnya menerima apa?" Tanya Mikasa hati-hati. Ia terlalu penasaran.

"Ah, pemeran utama drama untuk festival musim semi nanti." Jelas Hanji.

Semuanya menatap Hanji. "Kenapa kami tidak tahu?" Tanya Connie.

"Belum waktunya diumumkan. Si mata empat sialan ini memaksaku meminta Eren." Levi tiba-tiba datang dari belakang Hanji.

"Kaichou!" Semua orang terkejut. Levi mendelik tidak suka.

Mikasa menyentuh syal merah miliknya. "Lalu, kenapa kau bisa tahu hari ini aku ulang tahun?" Ia bertanya lagi.

Hanji tersenyum lebar. "Oh! Kemarin ada yang memintaku menemani--- Hmp!" Ucapan Hanji terputus saat Levi lebih dulu membekap mulutnya. Mikasa menatapnya kesal, Levi memasang wajah datar andalannya.

"Cukup omong kosongmu, Hanji-san!" Ucap Levi marah. Ia menyeret Hanji keluar dari kantin.

Mikasa mendelik pada Levi. Si pendek itu selalu saja menganggu! Batinnya kesal.

🌸🌸🌸

Mikasa segera berlari ke kamarnya saat baru memasuki rumah, membuat Eren terkejut. Ia lalu mengunci pintu kamarnya. Mikasa duduk dikursi depan meja belajarnya, mengambil tas miliknya dan mengeluarkan kado misterius yang ia dapatkan tadi pagi.

Perlahan ia melepaskan pita cantik yang mengikat kotak kecil itu. Ia sempat berpikir, apa ini jebakan atau teror, yang membuat Mikasa berhenti menarik penutup kotak itu. Ia membolak balik kotak kado itu dan mengguncangnya. Takut-takut jika didalamnya ada bangkai tikus atau apapun itu. Ia mengendus perlahan, wangi.

Dengan keyakinan penuh ia menarik penutup kotak itu. Matanya melebar kala ia mendapati sebuah gelang cantik didalam kotak tersebut.

"Waaah..." Decaknya kagum.

"Apa aku boleh memakainya? Ah, iya kado dari Eren." Mikasa mengambil lagi tasnya yang tergeletak di lantai, dan mengambil gantungan ponsel serta ponsel miliknya.

[✔️] KAICHOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang