7 | Loving

4.8K 599 144
                                    




Mikasa mengetuk pintu kamar Eren beberapa kali, sebelum masuk sambil membawa beberapa potong buah untuk Eren.

Mikasa meletakkan wadah yang dibawanya diatas meja kecil kamar Eren. "Kau sudah baikan?" Tanya Mikasa.

Eren membuka matanya dan tersenyum. "Sedikit lebih baik. Bagaimana hubunganmu dengan Kaichou?" Eren mengambil potongan apel dari piring yang di bawa Mikasa.

Mikasa terdiam sejenak. Ia baru ingat ada janji dengan Levi, tapi Eren sedang sakit. Ia tidak mau meninggalkan Eren.

Mikasa tersenyum tipis. "Kami seperti biasa, jangan percaya dengan omong kosong si pendek itu,"

"Jadi kalian tidak pacaran?" Mikasa menggeleng tegas. Ia menyodorkan segelas air pada Eren dan diterima oleh Eren.

Pintu diketuk lagi. Kali ini Carla yang berniat masuk.

"Eren, pacarmu datang." Ucapnya memberitahu. Mikasa sedikit terkejut, ia lalu berdiri, hendak keluar saat melihat Annie berdiri didepan pintu.

"Annie! Kemarilah." Panggil Eren bersemangat.

Mikasa tersenyum melihat wajah bahagia Eren. Ia lalu mempersilahkan Annie, dan berjalan ke kamarnya, berniat mengambil ponsel dan menelepon Levi.

Ya, mereka sudah bertukar nomor telepon kemarin. Dan tentu saja, nomor lain milik Levi.

Ia mulai menelusuri kontak di ponselnya. Mencari dengan nama 'Shorty Kaichou' lalu memanggilnya.

"Apa?" Tanya orang di seberang sana.

"Maaf. Aku tidak bisa, Eren sedang sakit."

"Tak masalah." Mikasa mengernyit bingung. Hei, ini sudah hampir lewat empat jam setelah waktu janjian mereka.

"Aku tau kau tidak akan datang, jadi aku tidak pergi." Lanjut suara di seberang sana.

Hening sejenak antara keduanya. "Kalau sudah tak ada lagi, aku tutup."

Mikasa tersadar, "Tung--"

Pip!

Sambungan terputus secara sepihak, Mikasa menatap lama ponselnya. Apa benar Levi tidak pergi? Kalau begitu baguslah.

Ia kembali melangkah ke kamar Eren. Memasuki kamar tersebut, seakan lupa bahwa Annie juga disana.

Lagi. Untuk ke tiga kalinya, Mikasa melihat mereka saling beradu bibir.

Mata Eren terlihat membesar saat melihat Mikasa, ia buru-buru melepasnya bibirnya dari bibir Annie.

"Mikasa!" Kaget Eren. Annie memutar kepalanya dengan ekspresi terkejut.

Mikasa menggaruk tengkuknya. "Ah, maaf. Aku akan beli minuman dulu diluar." Mikasa menutup kembali pintu kamar Eren. Menepuk dadanya yang terasa sesak beberapa kali. Lalu melangkah pergi.


Kaichou

Levi menjauhkan ponsel itu dari telinganya. Ia menghela napas, merasa di permainkan. Ya, cukup, ia tidak akan mengungkapkan perasaannya. Biarkan ia memendam lebih lama lagi.

Levi berdiri dari duduknya. Lalu berjalan, menuju rumah. Ya, untuk apa Levi masih menunggu disini, jika orang yang ia tunggu tidak datang.

Sial. Levi menghabiskan waktunya terlalu lama, jika begini lebih baik ia menyiapkan keperluan untuk kepergiannya nanti.

Ia membuang napas berat. "Shitty brat." Umpatnya pelan.

Ia berjalan dengan tangan yang dimasukkan ke dalam kantong jaket yang ia kenakan. Ia menghembuskan napas kedinginan, masih ada sisa-sisa musim dingin sebelum memasuki musim semi sebentar lagi.

[✔️] KAICHOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang