BAGIAN 21

630 24 1
                                    

"Gwen, duduklah dulu , sebentar lagi aku akan kembali".perintah peter kepadaku.
"Baiklah". Balasku lembut. Peter pergi ke kamar kecil sambil menyandang handuknya. Aku menunggu peter dengan menopang daguku. Selang beberapa menit peter duduk disampingku.
Dia memerintahkan pelayan untuk membawa seluruh jenis makanan ke atas meja, ada sandwich , salad , roti bakar, fettucini.

"Makan dan habiskan, pilih mana yang kau mau".ucap peter kepadaku.
Memang sih aku hobi makan, cuma kalau sebanyak ini meskipun semua terlihat enak ingin kucicipi , sepertinya perutku tak akan muat.
Aku mengambil 2 jenis makanan yang ada didepanku. Peter hanya mengambil 1 makanan.
Aku makan dengan lahap, peter menoleh kearahku seraya tangannya yang 1 lagi terulur untuk mengusap rambutku.

"Peter... aku sudah kenyang". Dia menoleh kearahku.

"Yasudah tak apa , kau temani aku disini saja". Peter memegang pipiku
Hening kembali tercipta, aku merasa tidak nyaman. Aku bertanya "hari ini kau kerja ya?".
"Tidak". Balasnya singkat.
"Memang kenapa" . Tanya peter dengan nada sedikit berubah.
"Ha tidak apa apa". Balasku biasa.
"Habis ini kau siap siap temani aku ke suatu tempat , jangan menolak atau aku akan Mengurungmu!".ketusnya kepadaku.

Sifatnya memang sangat aneh , lebih anehnya aku tak pernah bisa menolak atau pun membantah .
"Tak bisa kau bicara baik baik saja kepadaku ?". Tanyaku dengan wajah kesal.
"Tidak , tidak untuk hari ini". Balasnya lagi
"Dasar Pria aneh , tak jelas!" .ucapku sambil mengejek , lagian aku tak peduli dengan responnya.
"Apa kau bilang.....?!".balasnya dengan memberiku tatapan tajam. Lebih baik aku diam saja sambil beranjak dari kursi.
"Tunggu aku mandi!". Aku langsung pergi begitu saja , kesal dengan sifatnya.

Aku mulai menyegarkan tubuh, air yang jatuh dari shower ini seakan akan meredakan emosiku.
Aku memejamkan mata menikmati setiap sensasinya.
Sudah selesai, aku mulai membaluti tubuhku dengan handuk.
Baru saja ingin membuka pintu.
Peter tiba tiba mengejutkanku.

"BAA!!"
"PETER ..!!! Ini tidak lucu bagaiman jika aku jatuh?"
"Akan kutangkap kau , tidak usah banyak omong!, cepat keluar!".
Rasanya ingin sekali aku memukul Wajahnya.
Aku pergi kearah kamar peter dengan wajah kesal.
Aku mengunci pintu kamar ku biar dia tidak masuk.

Aku memakai baju Panjang dengan bawahan yang sama.

Dorr dorr

"Gwen..!!!,buka pintunyaa!!". Peter menggedor pintu , aku segera Berlari kecil untuk membuka pintu nya.
"Mengapa kau kunci pintunya Haaaa..!!" . Ucapnya . Aku tak berpaling dari cermin , aku tetap merapikan rambutku , males aku liat wajahnya karena sifatnya tadi.
"Jangan mengalihkan Pandanganku ! , jawab aku! ".
Peter menarik tanganku dengan Paksa .
"Lepaskan aku ! " . peter meresponku , dia melepaskan tanganku.
Aku menatap nyalang kedua matanya. Aku membelakanginya.
Tak bisa kah dia mengontrol emosinya ketika berhadapan dengan wanita ?.
Aku kira dia bakal marah lagi, tetapi ternyata tidak seperti yang kukira , dia memelukku dari belakang dengan erat.

"Maafkan aku jika emosiku tidak terkendali saat bersamamu sayang.."
Aku diam saja mendengarkan perkataannya , karena aku tau dia pasti bakal memulai dengan sifat yang tak jelas lagi.

"Kau pakai jaket ini , udara sangat dingin , aku tunggu kau diluar" .
Aku hanya mengangguk.

..........

You Know How To Find MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang