BAGIAN 35 ( SEKARAT )

1.3K 44 3
                                    

Ian sedang mengendarai mobil menuju rumah steves.
Suasana dalam mobil sangat hening ,hanya terdengar suara  lalu lalang kendaraan lagi yang terdengar di telinga.

Peter tengah menyandar disandaran Bangku mobil seraya memegang lengan kana dengan darah yang masih mengalir membasahi setengah lengan baju peter.

"Bung... sini aku obati lenganmu"
Ajak Zack untuk mengobati luka di lengan kanan peter.

Peter menoleh kearah Zack .
"Terima kasih zack, tidak perlu.."

"Oh baiklah.." . Balas Zack dengan wajah khawatir.

Peter mengalihkan pandangan dari Zack memandang menara eiffel .
Perjalanan hampir sampai kerumah steves.

"Ian..antar saja aku kerumah"

"Tapi bung.."

"Sudah tidak apa-apa"

"Bagaimana dengan bagianmu... kami semua nanti mendapatkan bagian dari steves..."

"Tidak apa-apa, aku tidak terlalu peduli dengan hal itu.."

Ian memutar balik mobilnya lalu mengantar peter kerumahnya.

"Terima kasih ian."

"It's okay man... we are Friend". Balas Zack dan Ian.

Mobil sudah melaju jauh dari rumah peter. Ia berdiri didepan rumah.
Pengawal-pengawal yang Berjags didepan menyapa peter.

🌷

Aku sedang duduk di sofa ruang tengah sambil menopang dagu dengan tangan kananku.
Perasaan ku tiba tiba gelisah.tidak tahu kenapa?,apa aku menelpon peter saja?.

Aku bimbang.. aku mengurungkan niat, mungkin saja dia sedang melakukan pekerjaannya. Aku hanya takut mengganggu.

Perutku keroncongan. Aku baru ingat ternyata aku belum sarapan.
Aku beranjak berdiri dari kursi sofa dan melangkahkan kaki kearah ruang makan.

"Selamat Pagi nyonya Gwen". Sapa salah satu pelayan kepadaku.

"Pagi". Jawabku sambil melontarkan senyum kepadanya.

"Nyonya ... sepertinya ada tuan peter dikamar nyonya."

"Peter? Tidak mungkin"

"Betul nyonya ... tadi saya melihat tuan peter jalan kearah kamar."

"Peter??... baiklah aku akan mengecek kamarku.."

Aku berjalan kearah kamar dengan rasa tak percaya dengan kata pelayan tadi.
Tanganku berkeringat.
Mana mungkin peter ada dikamar itu.
Pintu kamar tertutup. Aku berada didepan kamar sambil memegang gagang pintu.

Jika memang peter sudah pulang,mengapa dia tak menyapaku?
Aku membuka gagang pintu kamar secara perlahan

ASTAGA!!

Peter tergeletak dilantai,terlihat lengan kanannya meski tertutup dengan bajunya.
Peter menatapku.

"Astaga Peter!.."

Aku histeris melihatnya. Aku membopong tubuh atletisnya keatas ranjang.

"Peter ada apa dengan lenganmu? ". Tanyaku gelisah.

"Gwenn.. " .panggilnya dengan suara melemah

Aku membantunya untuk bersandar dengan nyaman.

Aku menutup pintu kamar lalu pergi kearah meja rias.

"Syukurlah". Ucapku lega. Aku menemukan kapas dan cairan pembersih

"Peter sini aku obati" .

Aku gelisah melihatnya seperti ini,  tiba tiba saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You Know How To Find MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang