BAGIAN 30

404 18 0
                                    

"Mengapa kau suruh dia masuk, ah kau sungguh bodoh".ucap manusia jahat ini.
"Apa kau tega membunuh seorang gadis?, dimana hatimu? ".balas ku kepada steves 
"Kau tidak perlu tau, itu terserah ku mau membunuhnya atau tidak".
Ucapnya lagi seraya berdiri dari sofa

"Dia gadis tidak tahu apa apa, jika kau masih bersikeras membunuhnya sungguh kau manusia tak punya hati, mengapa harus seorang gadis haa! "
Bentakku kepada steves.

"Kau diam saja, tak perlu tau, kau lebih pilih gadis itu atau bos mu? "

"Aku lebih pilih gadis itu"

"Kau lebih pilih gadis itu ?, baiklah peter, jika saja kau tak sampai lolos membunuh ulat ulat mafia itu, aku akan membunuhmu dengan gadis itu"

"Lihat saja nanti..., tapi jika aku berhasil dengan misi mu, jangan pernah coba coba mengganggu gadis itu, atau aku akan membunuhmu!,paham kau! "

Steves tidak menjawab, dia berjalan keluar rumah, dan menatapku tajam, aku tidak takut dengannya
Aku harus melindungi gadis ini.

🌷

Aku terbangun, kulihat peter tidur disampingku, nafasnya terdengar lebih teratur, jika melihatnya seperti ini peter tampak seperti pria baik dan penyayang, tetapi saat dia marah, monster dalam tubuhnya akan bangun dan siap memberikan kesan sifatnya sesuka hati.
Aku memandangnya sesaat, lalu tergoda untuk tidur di sisinya.
Tapi keadaan rumah ini seakan memberikan ku ide untuk melarikan diri

Bukan kah ini waktu yang tepat untuk melarikan diri?

Daripada aku harus bertemu dan bergabung di lingkaran manusia pemegang senjata, sungguh mengerikan.
Aku bangkit dari kasur dengan perlahan, tak mau ada suara yang mengusik tidur peter.
Aku bolak balik mencari kunci rumahku yang peter simpan, kudapati didalam tas nya, segera aku ambil.

Aku melangkah pelan menuju pintu. Aku melakukan semua itu sambil berdoa dalam hati agar misi pelarianku berhasil dan berjalan sempurna .
Aku keluar kamar dan menutup pintu kembali dengan rapat dan tak bersuara.

Misi pelarianku berhasil.

Aku menuju ruang tamu yang sangat luas.
Aku dibuat terkejut, sungguh aku tak menyangka pada tengah malam seperti ini, rumah peter sangat lengang sekali.
Mataku memandang jauh setiap sudut, tidak kudapati satupun pelayan atau bodyguard berseliweran didalam rumah.
Namun saat aku melirik keluar jendela, aku baru tau, penjagaan diperketat diluar rumah, para penjaga gerbang diluar sana tampak gagah, tidak mengantuk sama sekali.
Dalam hati, aku meyakini diriku sendiri bahwa aku bisa melewati penjaga didepan gerbang, asal aku hati hati.

Aku melagkah menuju pintu utama.
Namun, keteguhan hatiku menguap entah kemana saat wajahku sudah benar benar berhadapan dengan pintu .
Keraguan serta ketakutan meliputi hatiku.
Pikiran pikiran buruk mulai bermunculan dikepalaku.
Bagaimana kalau ketahuan? Apa aku akan disiksa? Apa aku bisa melawan peter? Atau peter akan menembakku? Tanganku berkeringat belum berani menyentuh gagang pintu.
Dalam hati aku terus berbicara.
Keluar saja? Atau tidak? Keluar saja? Atau tidak? Keluar ? tidak usah?

Baiklah aku akan keluar...

Aku menarik nafas dalam dalam, kalau kesempatan ini tidak kumanfaatkan, bisa saja aku tidak menemukan kesempatan kedua.

Baru aku ingin mencari cara untuk membuka pintu rumah yang begitu besar

Tiba tiba....

You Know How To Find MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang