BAGIAN 28

410 18 0
                                    

"Aku senang melihat kau tersenyum, sudah jangan menangis lagi".ucapnya seraya nengelus pipiku.
Peter tersenyum,lalu beranjak berdiri dari tempat tidur.
"Kemarilah".perintahnya menyuruhku berdiri dan menghampirinya.
Aku berdiri,dengan cepat dia menarik tubuhku untuk sejajar dengan dada kukuhnya,lalu kedua tangannya melingkari pinggangku.
"Kau mau nga..ngapain peter?"
Tanyaku sambil terbata bata,karena dia tengah menatapku dengan sorot tatapan serius.
Peter menarik tubuhku lagi lebih dekat dan masuk kedalam Pelukannya.
Dia memelukku erat  ,sangat erat,sampai aku terbuai akan kenyamanan.

"Aku sedang ada urusan diluar bersama rekanku,bodyguard akan berjaga diluar kamar,jangan coba coba untuk keluar,kau kira aku tahu dengan bahasa tubuhmu ha,kau jangan kemana mana mengerti!!"
Bisiknya tajam ditelingaku.

Aku keheranan,sebenarnya apa pekerjaan peter?,mengapa dia tak mau memberitahuku?
Seputar pertanyaan mengarungi pikiranku tentang pria ini.
Aku terpaku ,tatapan matanya sekarang beradu dengan mataku.
Cih!, risih sekali rasanya dipandang lekat lekat.
Dia menunduk kan kepala agar wajah kami saling berhadapan.

"Aku tahu apa yang kau pikirkan tentangku, tapi, sebelumnya berjanjilah untuk tidak keluar dari kamar ini ".
Ucapnya lembut, dia bicara tepat didepan wajahku.
Peter mengelus pipiku dengan jemarinya, sentuhannya begitu lembut, lebih lembut dari beledu.

"Aku pergi awas saja kau sampai keluar! "
Setelah ancamannya yang menusuk hatiku, peter hengkang dari kamar dan menutup pintu dengan pelan.
Meski begitu rasa penasaran lebih menguasaiku.
Aku berjalan menuju pintu, lalu memegang gagangnya, berpikir mengintip sedikit tidak akan masalah.
Namun, baru saja aku mau membuka pintu, tubuhku kembali tersentak karena pintu langsung ditutup paksa.

"Maaf nyonya, tapi nyonya dilarang keluar dari kamar ini"
Kata seorang pria yang berjaga diluar kamarku.
"Aku hanya ingin melihat sebentar ".mohonku.
"Tidak boleh nyonya, maafkan kami"

Brak!!

Pintu ditutup paksa dari luar.
Baru saja aku ingin berbalik ke tempat tidur ,samar samar aku mendengar suara orang sedang berbicara di ambang pintu luar kamarku.
Aku menguping.

"Jaga pintunya rapat rapat agar gadis ini tidak bisa keluar! "
Itu seperti suara peter, mengapa aku dilarang keluar.
Aku menjerit dalam hati merasa tidak adil. Kalau begini aku akan ditelan kebosanan .
Au melirik kasur peter yang besar dan rapi, spreinya Wangi khas pria itu.
Aku duduk ditempat tidur sambil menarik selimut, memang cuaca hari ini sangat dingin sekali.

.....

You Know How To Find MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang