BAGIAN 27

427 21 0
                                    

Sepanjang jalan, Gwen hanya menatap lurus jalanan di mobil.
Dia tak menoleh kearahku ataupun berbicara padaku.
Aku tetap dalam posisi mengendarai mobil dengan kecepatan sedang.
Apa dia sedang marah?
Aku bertanya padanya tanpa mengalihkan pandangan dari kemudi.
"Gwen?,kau lapar?".dia hanya menggeleng.
Tadi aku bersifat begitu padanya karena aku takut dia kenapa napa. Aku takut jika troy sampai mengetahuinya.

🌷

Bodyguard membuka gerbang depan rumah peter. Pelayan pelayan menyambut kedatangan kami . Aku masuk dan segera berlari kecil kearah kamar peter.
Aku merebahkan diri dikasur sambil merenung. Apa aku salah?,sebenarnya apa pekerjaannya?. Aku memeluk guling, mengapa sifat peter persis seperti sifat ayah?, sama sama tak jelas? Tapi dari ketidak jelasan sifatnya seperti mengisyarakan sesuatu , apa itu?
Ketika peter memelukku?, pelukannya persis seperti sifat ayah.
Seketika aku menangis, memeluk guling dengan erat.

Kreek..

Aku merasa pintu dibuka oleh seseorang. Dia berjalan kearah tempat tidur.
"Gwen?" . Suaranya lembut memanggilku, aku hanya diam.
"Gwen kemarilah". Panggilnya. Mau tak mau aku segera lekas duduk didekatnya.
Aku mengusap air mataku dan memberi senyuman pada pria tampan didepanku.
Aku mencintainya, tetapi serasa ingin menghindar darinya.
"Ada apa?, mengapa kau menangis?.tanya nya sambil mengibaskan rambutku ke telingaku .
"Tidak ada". Balasku lembut.
"Jangan berbohong!!" Ucapnya.
Dia menatap bola mataku.aku memeluknya tiba tiba lalu menangis .
Aku meremas jaketnya sangat kuat.perasaanku seperti sakit. Hanya dia yang bisa menenangkanku saat ini .
Dia membalas memelukku erat, aku terisak isak menangis didalam dekapannya.
"Peter... perasaanku sakit" . Aku menangis kencang.
"Jika kau menangis peluk saja aku". Dia mengusap kepalaku lembut dan.. penuh perasaan..
Aku masih memeluk tubuh kekarnya, sangat nyaman sekali.
"Gwen tatap aku" . Perintahnya.
Aku menolak aku tak ingin menatap matanya yang membuatku lumer.
"Gwen, tatap aku!" Perintahnya lagi.
Aku segera lepas dari dekapannya lalu menatapnya.
Mengapa dia suka sekali memaksaku?
Dia menatapku dengan sorot tatapan redup. Dia mengusap air mataku.

"Sayang ada apa? Aku mohon berhentilah jangan menangis". Dia mencium kedua mataku yang bengkak karena akhir akhir ini aku suka sekali menangis .
Aku hanya terpaku, sungguh pria ini sangat lembut memeperlakukan wanita walau terkadang sering memberi kesan memaksa.
Aku tidak menjawabnya, hanya memberikan senyuman tulus.
Hatiku bergejolak, perasaanku seperti utuh bahwa aku memang benar benar mencintai pria arogan ini!!

"Sudah jangan menangis lagi, atau aku akan menghukummu!, mengerti!"
Aku tertawa kecil mendengar perkataannya. Dia tersenyum lalu mencium bibirku sekilas.
Sering sekali dia menyambar bibirku.
"Peter... jangan sekarang" . Aku cemberut.
"Kenapa haa?". Dia tertawa lepas.
"Kau ini seenaknya saja". Aku kesal
Dia menciumku lagi, sontak aku kaget dan langsung memukul dada kukuhnya.
Dia menangkap tanganku, ah selalu saja aku kalah.
"Bisa kau diam!, ini tak kan lama!, dasar gadis keras kepala"ucapnya.
Aku hanya diam dan memejamkan mata. Dia mencium bibirku sebentar .
"Tidak lama kan?"tanya nya lagi .
"Iyaaa enggakk". Ucapku sedikit nada tinggi.
Dia menyubit pipiku dan hidungku lalu beralih mencium dahiku.

"Belum pernah aku lihat gadis semungil ini, aku mencintaimu". Ucapnya serius dan lembut.

Aku hanya tersenyum....

You Know How To Find MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang