14

16.2K 1.9K 205
                                    

Plis klik bintang dan komen yang banyak yaaaa.
Aku butuh apresiasi banget dari kalian atas cerita ini.

Happy reading!

-----------------------------------------------------------------


Huaaaaa! Aku tak bisa menyembunyikan lagi betapa kesalnya diriku saat ini. Hari tersial sepanjang masa. Ya Allah, harga diriku hancur sudah di mata Benja dan Bang Mefra. Bau ketekku seperti racun yang mampu membuat orang lain pingsan! Sumpah! Itu memalukan. Hiks hiks hiks.

Tak henti-hentinya aku menangis di atas kloset kamar mandi rumah sakit terdekat. Yang menyebalkannya, Papa Benja langsung bangun dan tak tampak kelemasan sama sekali pada dirinya begitu ia menyaksikan anaknya pingsan karena keracunan ketekku. Huaaaaa dongkol tidak sih?!

Aku terus mengusap air mataku. Tiba-tiba saja sesuatu terlintas di pikiranku. Ini tanggal berapa sih? Duuh aku bisa melihat kalender di mana ya? Jadi, aku memang punya penyakit yang amat sangat memalukan. Di kala menjelang menstruasi, hormonku meningkat tajam termasuk bau badan terutama bau ketekku. Dan sejak dulu, hal ini memang sudah lumrah terjadi.

Duuuuh, aku harus tahu ini tanggal berapa. Kalau benar memang ini tanggal menjelang menstruasi, alamat ini adalah masalah besar. Mana ditambah tadi aku mendorong motor lumayan jauh dengan Oim di atasnya. Itu kan benar-benar menguras tenaga. Aku pun mengangkat lenganku dan wow! Benar saja. Hidungku bahkan enggan rasanya bernapas. Ini luar biasa bau. Padahal aku sudah memakai jaket, tapi tetap saja bisa tembus baunya.

Aku rasa setelah ini, aku harus ke rumah sakit. Ya untuk meredam masalah ini setiap sebulan sekali pada saat tanda-tanda mau menstruasi, aku pasti mengecek keadaan rahimku karena bau ketek ini ke dokter kandungan. Mereka juga akan memberi obat dan itu sangat ampuh untuk meredam baunya. Hal ini kulakukan semenjak aku menstruasi pertama kali. Aku juga sudah punya dokter langganan. Tentunya seorang wanita.

Kuhembuskan napasku. Sebaiknya aku ke luar dari kamar mandi ini. Lalu pamit pulang dan terus berdoa agar tidak bertemu dengan Benja mau pun Bang Mefra. Mereka berdua lelaki yang harus kuhindari sejauh mungkin. Aku bukan wanita lemah. Aku tak boleh menangis lagi. Aku pun bangun dan ke luar dari ruang kloset.

Sekarang aku sudah di depan wastafel. Kubuka jaketku sehingga tubuhku hanya terbalut kaos putih saja. Kemudian kucuci ketiakku dengan air tanpa sabun. Setidaknya ini bisa menghilangkan sedikit baunya. Sebenarnya kalau dari jauh tidak begitu tercium. Masalahnya jarak Bang Mefra dan Benja kan dari tadi dekat denganku dan tentu saja hidung mereka mampu mendengusnya. Setelah kupastikan baunya agak mendingan kembali kukenakan jaketku dan kulap sedikit bagian ketiaknya jika baunya masih tercium. Oke setelah kulakukan berulang-ulang, bau ini perlahan menghilang.

Lalu kupandangi diriku depan cermin. Kurapikan rambut hitam sebahuku ini. Miris juga memandang rupaku. Wanita yang pekerjaanya adalah seorang penulis, tapi bukunya tidak laku-laku. Uang royalti kecil. Dekat dengan satu pun pria tak ada. Ya aku tidak pernah berpacaran dan entah kenapa tiap ada yang mendekatiku, aku langsung ketakutan sehingga melarikan diri sejauh-jauhnya dari orang itu. Dulu Hean menembakku, aku langsung menghindar darinya. Karena ia tak menyerah sampai akhirnya aku melakukan cara kasar. Waktu SMA kelas satu ada juga kakak kelas yang menembakku, aku malah membisu di depannya. Keesokan harinya aku selalu bersembunyi agar tak bertemu dengannya dan ... hal itu berlaku sampai sekarang.

Mungkin karena pekerjaanku yang kebanyakan di rumah, pergaulanku jadi semakin sempit. Dulu ketika kuliah ada juga yang mendekatiku namun, aku langsung mundur dan membangun tembok setinggi mungkin. Aku takut jika ada yang menembakku. Entah kenapa, aku tak terbiasa mendapatkan perhatian dari lawan jenis. Aneh rasanya. Bahkan aku sampai tak punya teman akrab semasa kuliah. Aku hanya dikenal sebagai Qinsy penulis best seller kala itu saja. Kutegaskan sekali lagi. Kala itu saja karena sekarang bukuku tak laku lagi.

Cita-cita : MENIKAH!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang