18

15.7K 1.8K 240
                                    

Boleh minta apresiasinya dengan menekan tombol bintang dan komen yang banyak??

Happy reading!!

--------------------------------------------------


I am home!!!

Ya Allah, lelah sekali rasanya hari ini. Bagaimana tidak, setelah perdebatan panjang antara aku, Benja, dan Bang Mefra ditambah dengan adegan motor mogok, bau ketek, lupa bawa dompet juga uang, akhirnya aku bisa sampai di rumah dengan selamat. 

Caranya bagaimana? Kebetulan di dekat restoran perancis itu, ada pengkolan ojek pas di perempatannya. Sungguh, aku harus menahan malu ketika para tukang ojek itu melirikku aneh dengan wajah yang mengendus-endus. Ya aku tahu. Pasti penyebabnya bau ketek ini. Apalagi aku baru saja berlari kencang agar terhindar jauh dari Bang Mefra. Tapi aku bisa apa. Saat itu yang kupikirkan adalah bagaimana caranya agar bisa cepat sampai rumah lalu mandi dan ke dokter.

Sialnya, para tukang ojek itu saling melempar diriku agar salah satu dari mereka mau mengantarku. Aku sampai berdiri menunggu mereka sekitar 10 menit. Salah satu dari mereka bahkan terang-terangan menutup hidungnya di depanku sambil berkata ....

"Neng, bau keteknya kok kayak kambing sih?" Dan pertanyaan itu jelas memancing gelak tawa para tukang ojek di sana. Akan kuingat-ingat wajah tukang ojek yang mengataiku itu. Masa aku disamakan dengan kambing sih hiks.

Tapi ya waktu itu aku cuma bisa diam dan pasrah. Aku sengaja membiarkan diriku dihina karena kenyataannya bau ini memang super parah. Tapi penantianku untungnya terbayarkan karena ada salah satu ojek baik hati yang mau mengantarku. Selama perjalanan pun kami hanya diam. Aku juga enggan mengeluarkan suaraku segan mengeluarkan suara karena wajahnya sangat kusut. Aku mengintip dari kaca spion. Selama dalam perjalanan, aku sempat melihat bahwa motorku masih berada di tempat aku diantar oleh Bang Mefra tadi. Aku tersenyum getir. Siapa yang menduga bahwa hari ini aku akan bertemu dengan dirinya dalam keadaan memalukan seperti ini?

Ah sudahlah. Lupakan soal Bang Mefra. Akhirnya setelah beberapa menit perjalanan, aku pun tiba di rumah. Aku juga langsung berlari kencang ke kamar mengambil uang dan memberikannya ke abang ojek. Sengaja kulebihkan sebagai tanda jasa kebaikannya mau mengantar wanita berbau seperti aku. Wajahnya yang murung sepanjang perjalanan mendadak sirna. Ia pun segera pamit. 

Dan kini aku telah merebahkan diriku di atas kasur. Kutenangkan diriku sejenak sembari memandang langit-langit. Sebenarnya jauh di dasar lubuk hatiku yang terdalam, aku menyesal sekali mengakhiri pertemuanku dengan Bang Mefra seperti tadi. Bang Mefra itu meskipun karakternya menyebalkan, panikan, selalu telat mikir, heboh sendiri, suaranya tak pernah pelan, tapi dialah pria terbaik yang selalu menjadi garda terdepan ketika aku tertimpa masalah. Serius, seandainya saja aku bertemu dengannya dalam keadaan baik, aku akan dengan senantiasa berbincang lama dengannya.

Lalu dengan Benja. Sosok yang tiba-tiba menjadi musuhku ketika kelas dua SMA. Aku tahu sebenarnya ia baik hati. Ya tak kupungkiri, permusuhan kami muncul ketika aku mendeklarasi aku ingin masuk IPS. Sebenarnya setelah kejadian sentuhan bibir tak disengaja itu, aku selalu menghindari Benja. Ya setelah ujian praktik, kami masih menghadiri beberapa pelajaran menjelang ujian tertulis kenaikan kelas. Bahkan aku juga meminta agar kursi tempat dudukku dipindahkan tidak di belakang Benja lagi. Tiap ia mau lewat di depanku, aku pasti langsung balik badan dan mencari jalan agar tak berpapasan dengannya. Segala cara kukerahkan supaya mataku tak melihat matanya.

Ketika ia mengabsen diriku, aku akan merundukkan wajah dan hanya mengacungkan tanganku tinggi tanpa menjawab hadir seperti yang biasa aku lakukan selama ini. Hal itu memang bukan ciuman, tapi tetap saja hal itu memalukan. Membayangkan mukaku yang sedekat itu dengan mukanya membuat jantungku ingin copot. Apalagi aku merasa semenjak hari itu, aku sering mendapatkan Benja yang memperhatikanku diam-diam. Itu menyeramkan bukan? Pasti Benja kesal sekali atas kesalahanku waktu itu.

Cita-cita : MENIKAH!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang