06. Problem (2)

8.7K 584 10
                                    

"Apa yang kau lakukan?" Sana memberontak lagi. Untung saja saat itu mereka sudah berada diparkiran.

"mana kunci mobilmu? Biar aku yang menyetir!" ucap Dahyun tidak memperdulikan ucapan Sana.
.

Selama perjalanan, Dahyun hanya diam dan hanya fokus menyetir.

"ada apa denganmu ha? Menarikku sembarangan seperti itu! Aku masih ada keperluan disana" marah Sana

Dahyun tiba-tiba mengerem mendadak. Dia mengalihkan pandangannya pada Sana.

"keperluan? Bercumbu dengan lelaki itu maksud unnie? Lalu untuk apa tadi menyuruhku turun ke lantai 1? Untuk melihatmu bercumbu penuh gairah, Begitu?" Dahyun benar-benar hilang kendali atas ucapannya.

Plak..
Tamparan itu mendarat dengan indahnya di pipi halus Dahyun. Warna merah itu terlihat jelas karena kontras dengan kulit putihnya.

"unnie puas sekarang?" ucap dahyun sambil memegang pipinya yang terasa nyeri.

"ma-maafkan aku Dahyun" Sana tersadar atas perlakuannya barusan.

Dahyun diam, dia kini hanya menjalankan mobil Sana.  "aku tidak suka melihatmu sembarangan mencium orang. Apa kau tidak punya harga diri?" ucap Dahyun pelan tapi masih terdengar nada kesal di ucapannya .

"Ini kehidupanku Dahyun. Terserahku melakukan apa saja. Kau terlalu ikut campur!" jawab Sana sinis. Dia memang merasa bersalah menampar Dahyun barusan, tapi dia sangat kesal jika Dahyun terlalu ikut camput seperti ini.

Dahyun diam lagi dan akhirnya menyetir dalam keheningan.

Sesampai di rumah, Dahyun masih diam di tempatnya. Begitupun dengan Sana.

"aku hanya khawatir. Karena itu aku ikut campur seperti ini. Kalau begitu maafkan kelakuanku yang kelewatan" ucap Dahyun lalu keluar dari mobil dan masuk kedalam rumah dan langsung masuk kamarnya.

Sana masih berada didalam mobil. Rasa bersalah itu kembali menguasai dirinya karena mendengar ucapan Dahyun barusan.

Sana menghela napas dan akhirnya keluar dari dalam mobilnya lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah. Tidak memperdulikan sapaan kedua orang tuanya seperti yang dilakukan Dahyun sebelumnya.

Sana menuju kamar Dahyun. Membuat keributan di luar kamar itu. "Ya! Buka pintumu. Kita harus bicara"

Dahyun yang masih emosi memilih mendinginkan otaknya di balkon kamarnya. Tidak memperdulikan teriakan Sana di depan kamarnya.

"Dahyun. Buka pintumu sekarang!" Sana berteriak lagi.

Karena lelah mendengar teriakan Sana, Dahyun akhirnya membuka kamarnya. "kurasa kita tidak perlu membicarakan apa-apa lagi unnie" ucap Dahyun lalu berusaha menutup kembali pintunya. Tapi Sana sempat menahan pintu itu tetap terbuka.

"apa maksudmu?"

"aku tidak akan ikut campur dengan urusan unnie lagi. Itu yang unnie maukan? Dan aku minta maaf sudah terlalu terlibat dengan kehidupan unnie" jelas Dahyun lalu benar-benar menutup pintunya. Dan memastikan bahwa Sana tidak akan menahan pintunya lagi.

.

Sudah terhitung seminggu setelah kejadian itu. Dahyun dan Sana bahkan tidak saling bertegu sapa. Kedua orang tuanya pun sudah berusaha berbicara dengan kedua gadis itu. Tapi mereka memilih diam.
.

Chaeyoung dan Dahyun baru saja keluar kelas dan tidak sengaja berjalan di area anak BEM.

"YA! Baby tiger kemarilah" suara seseorang memanggil Chaeyoung. "kau juga adiknya Sana. Kemarilah"

"jangan memanggilku seperti itu"protes Chaeyoung.

Jihyo sang ketua BEM itu hanya tertawa ."kalian mau kemana?" tanyanya

"jalan-jalan. Mau ikut?" tawar Chaeyoung

Jihyo menggeleng. "aku ada rapat sebentar lagi. Oh iya, Bisa kalian panggilkan Mark untukku?"

Chayeong mendengus kesal. "kami akan melakukannya jika ketua BEM yang cantik ini mau mentraktir kami!" ucap Chaeyoung

Plak..
Dokumen yang sedari tadi dipegang Jihyo mendarat dengan indahnya di kepala Chaeyoung

"Aww.."

"cepat panggilkan Mark. Dan kupastikan kalian mendapat nilai A di praktikum yang kupegang" tawar Jihyo

"deal" ucap Chaeyoung dan Dahyun bersamaan lalu lari menuju kelas Mark, si wakil BEM.

Setelah sampai di kelas pria itu, mereka malah tidak menemukan sosoknya dan berakhir memilih mencari keberadaannya di area fakultas mereka yang besar.

"Dahyun, temani aku dulu ke kamar mandi. Aku tidak tahan lagi" ucap Chaeyeong tiba-tiba yang langsung menarik tangan Dahyun.

"aku tunggu di luar saja. Cepatlah!" ucap Dahyun saat mereka berada didepan toilet.

Dahyun memilih bersandar didepan toilet itu sambil memperhatikan sekelilingya yang sudah sepi karena memang jam kuliah berakhir sejam yang lalu. Hingga matanya menangkap siluet pasangan yang sedang bercumbu mesra tidak jauh dari tempatnya.

Dahyun menghela napas kasar dan berjalan ke arah pasangan itu. "ehem" dia berdehem cukup keras membuat pasangan itu melepaskan cumbuan panas mereka

"maaf jika aku mengganggu kalian sunbaenim"ucap Dahyun kala atensi diberikan untuknya. "Aku tadi mendapat tugas dari Jihyo sunbae. Wakil ketua BEM dibutuhkan saat ini juga" Dahyun menatap Mark lekat.

Mark menggangguk, tidak mengeluarkan sepatah katapun dari mulutnya. Mungkin karena malu.

"aku pergi" ucap Mark singkat pada gadis yang baru saja bercumbu dengannya. Sana.

Melihat Mark pergi, Dahyun juga ikut melangkahkan kakinya dari situ.

"Dahyun?" suara lembut itu memanggilnya.

Dahyun menoleh dengan wajah datar, menyembunyikan perasaan yang bisa saja meledak karena gadis dihadapannya.

"masih marah padaku? Dan maafkan aku soal tamparan itu" ucap sana berusaha menyentuh pipi Dahyun. Tapi dengan cepat Dahyun menepis tangan gadis itu.

"aku tidak marah padamu unnie. Dan lupakan kejadian itu. Aku malas mengingatnya"

"tapi kau mendiamiku seminggu ini!" ucap Sana

"aku melakukannya karena berjanji pada diriku sendiri untuk tidak mencampuri urusan unnie lagi!" jawab Dahyun cepat.

"tapi bukan mendiamiku juga kan?" protes Sana.

Dahyun hanya diam, sebenarnya dia tidak ingin melakukan ini. Tapi mengingat kelakuannya yang berlebihan saat di mall dan tamparan Sana waktu itu membuatnya benar-benar tidak ingin mencampuri urusan gadis yang menyandang status kakak di hidupnya itu.

"ayo cari Mark sunbae lagi" suara chaeyoung mengagetkan kedua orang itu.

"aku sudah menemukannya. Sebaiknya kita pergi. Ayo chae" ucap Dahyun yang pergi begitu saja tanpa pamit pada Sana.

"kami pergi dulu Sunbae. Permisi" pamit Chaeyoung yang tertinggal dibelakang.

_continue_


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My step sister ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang