Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam saat ini, Dahyun baru saja tiba dirumahnya akibat menemani Chayeong membelikan hadiah ulang tahun untuk Mina.
Dia turun dari taksi dan langsung disuguhkan dengan pemandangan tak senonoh. Kemesraan pasangan didepan rumahnya itu membuatnya kesal bukan main.Dahyun segera masuk kedalam rumahnya tak menggubris panggilan sang unnie.
"baru pulang sayang?" suara sang ibunda terdengar menyambutnya.
Dahyun berusaha tersenyum , lalu mengganguk.
"ya sudah. Pergilah mandi lalu kembali turun. Kita makan" ucap sang ibunda lagi "kau juga Sana. Pergilah mandi" sambung wanita itu. Mendengar hal itu membuat Dahyun langsung berlari ke kamarnya.
Dahyun menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang dan menenggelamkan wajahnya dibantal. Setelah beberapa menit berada diposisi itu, ia akhirnya bangun dan langsung mandi.
Dahyun turun dan menuju ke meja makan. Keluarganya sudah lengkap. "maaf aku terlalu lama" sesalnya
"tidak apa-apa. Duduklah" jawab sang ayah
Dahyun lalu mengambil tempat disamping Sana. Karena dia tidak mau menatap gadis Jepang itu. Padahal biasanya dia duduk didepannya karena suka melihat wajah Sana yang begitu cantik.
Entah apa yang dirasakan Dahyun sekarang. Marah+kesal+kecewa berkumpul menjadi satu.
.Tak terasa jam kini sudah menunjukkan pukul 22.00. Dahyun masih terlihat sibuk dengan tugas dihadapannya. Hingga pintu kamar terbuka pun tak Dahyun pusingkan.
"aku ingin bicara denganmu!" ucap orang yang masuk tanpa permisi itu. Itu Sana.
Dahyun memberikan atensinya sebentar lalu kembali fokus dengan tugas dihadapannya
"bicaralah!" sopan santun Dahyun hilang."Yak! Aku sudah mengatakan ini beberapa kali. Tatap aku jika sedang berbicara Dahyun. Kau suka sekali membuatku kesal!" ucap Sana kesal.
"aku sedang mengerjakan tugasku. Kalau mau bicara! Bicara saja" Dahyun ikutan emosi.
Sana terdiam.
Helaan napas Dahyun keluarkan. "maafkan aku. Apa yang ingin unnie bicarakan?" Dahyun nampak menyesal.
Kali ini Sana yang tertunduk. "kurasa lain kali saja. Kau terlihat sibuk"
Terdengar helaan napas Dahyun lagi. Gadis itu berdiri dari duduknya lalu mendekati Sana.
"aku minta maaf sudah membentak unnie tadi. Aku hanya sedikit kesal. Bicaralah. Aku tidak ingin unnie tidak bisa tidur jika memendamnya"Sana mendongakkan wajahnya menatap wajah Dahyun yang tepat dihadapannya. "Kau marah padaku? Seharian ini kau seperti menghindariku"
"Tidak. Itu hanya perasaan unnie saja" jawab Dahyun
"....."
"Lalu, masih ada yang ingin unnie bicarakan?"
"Itu..soal apa yang kau lihat di depan tadi. Jangan beritahu papa atau mama"
Dahyun menghela napas pelan, lalu duduk dipinggir kasurnya dan kembali menatap Sana.
"aku tidak akan beritahu siapapun. Tidak ada untungnya juga untukku" ucapnya yang di balas anggukan dari sang unnie.Dahyun kembali berdiri. "Jika unnie tak ingin membicarakan sesuatu lagi, aku mau melanjutkan mengerjakan tugasku"
"hm..Dahyun.." Sana malahmenahan langkah gadis itu.
"Ada apa?" dahyun mengernyit bingung.
"Maaf. Aku mau memastikan sesuatu dulu" ucap Sana yang diakhiri dengan mendorong tubuh Dahyun ke atas ranjang