Sana melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar Dahyun. Gadis tofu itu baru saja keluar dari kamar mandi masih dengan handuk yang membalut tubuhnya.
"ada apa?" Tanya Dahyun yang sibuk memilih bajunya di lemari
Sana duduk di pinggir ranjang , menatap gadis itu. "temani aku ke supermarket. Mama menyuruhku belanja untuk bahan makanan kita" ucap Sana
Dahyun menoleh sebentar ke Sana lalu mengangguk-nganggukkan kepalanya.
"baiklah. Aku ganti baju dulu" sahutnya lalu berlalu masuk kedalam kamar mandi lagi.
.Dahyun mendorong stroller yang telah terisi setengah, mengikuti Sana yang berjalan didepannya.
"apa masih banyak?" tanya Dahyun yang sudah kelelahan.
"tinggal telur" sahut Sana
Dahyun terus mengikuti kekasihnya itu, seperti anak bebek yang mengikuti induknya.
"Sana?" seseorang memanggil nama Sana lumayan keras. Orang-orang yang disekitar mereka juga ikut berpaling ke arah suara itu.
Kaki Sana terhenti, tubuhnya menegang, rasa sakit yang dulunya telah hilang berlahan-lahan datang.
Dahyun yang kaget karena Sana berhenti tiba-tiba, hampir saja menabrakan stroller ke kaki kekasihnya itu. "kau baik-baik saja?" dahyun khawatir karena melihat tangan Sana yang mengepal di samping badannya.
"aku baik-baik saja!" Ucap Sana tersenyun. Dahyun tau itu senyum paksa.
"hei Sana" suara yang tadi memanggilnya sudah berada dibelakang mereka. Dahyun menoleh. Seseorang yang tidak asing menurutnya. Dia pernah melihatnya disuatu tempat.
Sana menghembuskan nafasnya, dan akhirnya ikut menoleh. "tzuyu?" ucap Sana sambil menggenggam tangan Dahyun dengan erat.
Dahyun menoleh sebentar ke arah tangannya yang sudah di genggam erat oleh Sana. Lalu menatap wajah Sana disampingnya."apa sesakit itu bertemu dengannya lagi ?" batin Dahyun
Dahyun baru ingat siapa gadis cantik didepan mereka sekarang. Gadis yang pernah menyakiti Sana. Dahyun tahu karena Mina pernah menceritakannya, meskipun dia belum mendengar hal itu dari mulut Sana sendiri.
"dia siapa?" Tzuyu bertanya sambil memandang Dahyun.
"dia Dahyun. Kekasihku" ucap Sana yang semakin mengeratkan genggamannya. Dahyun sebenarnya kesakitan, tapi dia membiarkan Sana menyalurkan rasa sakitnya.
"apa dia yang membuatmu tidak mau menerimaku lagi?" suara Tzuyu berubah menjadi sinis
"ayo pergi" Sana menarik tangan Dahyun.
"tunggu" Tzuyu menahan stroller yang dipegang Dahyun.
Sana langsung bersembunyi di belakang Dahyun
"maaf! Kami harus pergi" ucap Dahyun ramah"aku tidak berbicara padamu. Aku berbicara pada Sana!" Tzuyu ngotot.
Sana mencengkram bahu Dahyun. Dia benar-benar takut bertemu Tzuyu. Entah harus berapa lama lagi Dahyun memendam rasa sakit di badannya.
"hey kau! Urusan Sana adalah urusanku juga. Jadi, pergilah. Jangan ganggu kami" Dahyun mulai kesal.
Tzuyu berdecak kesal, menatap remeh Dahyun.
"aku akan merebut kembali Sana darimu. Ingatlah itu!""a-aku tidak mau kembali padamu" ucap Sana takut.
"kau dengarkan, kekasihku tidak akan pernah kembali lagi padamu. Jadi menjauh dari kehidupan kami" Dahyun benar-benar ingin meledak sebentar lagi.