Sana terlihat berpikir, hingga akhirnya dia menentukan pilihannya. Dia mengangkat tangannya untuk memilih. Tapi sesaat tangannya berhenti di udara, diaberalih ke tempat lain. Bukannya mengambil kotak itu, dia malah mengelus pipi mulus Dahyun.
"apa aku harus melakukan ini?" tanyanya.
"uh?" Dahyun yang tadinya telah menutup matanya, seperdetik kemudian kembali membukanya.
"aku baru sadar jika kau benar-benar seperti bocah" goda Sana
"aku sedang serius sekarang. Jangan bercanda!" kesal Dahyun
Plukk..
Sana memeluk tubuh Dahyun erat, menenggelamkan wajahnya di leher gadis tofu itu."tanpa kau minta aku memilih antara mengambil kalung itu ataupun membuangnya, aku akan tetap menerimamu" ujar Sana
"Benarkah?" Dahyun terlihat sangat senang. Dia membalas pelukan Sana tidak kalah eratnya.
"Aku mencintaimu Dahyun" ucap Sana lagi. Dahyun melepaskan pelukannya. Menyentuh dagu Sana agar wajah cantik itu juga menatapnya.
"aku juga mencintaimu. Sangat mencintaimu unnie" balas Dahyun lalu dengan berani mengecup kilas bibir tipis Sana. Hanya sekilas.
Sana terkekeh pelan karena perbuatan Dahyun.
"kau berani juga. Ini masih area kampus"Dahyun akhirnya sadar. Wajahnya memerah karena malu, dan akhirnya tertunduk di bahu Sana untuk menyembunyikan wajahnya.
Sana mengelus sayang kepala Dahyun, lalu memeluk kembali gadis itu. Dan membiarkan Dahyun yang semakin mencari kenyamanan di bahunya."kau tidak mau memakaikan kalung itu padaku?" tanya Sana
"ku rasa tidak perlu. Karena tadi kata eonnie aku seperti bocah melakukan hal-hal seperti itu" balas Dahyun
Sana sedikit menggeliat karena Dahyun mulai nakal bermain di lehernya. "Dahyun jangan! Ini masih area kampus!" ucapnya. "dan aku ingin kalung itu. Pakaikan padaku!" rengek Sana
Dahyun kembali menatap Sana yang sudah mempotkan bibirnya kesal. "apa eonnie memancingku lagi sekarang? aku benar-benar akan melakukannya, tidak perduli jika ini masih area kampus"
"Ya!! kenapa kau jadi byuntae seperti ini?" Sana bingung
"Karena aku memendamnya terlalu lama. Aku ingin menyentuh bibir ini lagi" dahyun mengusap bibir Sana. "Tapi aku harus tahu posisiku selama ini" sambung Dahyun
Sana memalingkan wajahnya. Dia terlalu malu menatap Dahyun.
Dahyun membuka kotak kecil itu lagi, mengambil kalung yang dia siapkan dan memakaikannya pada Sana. "Eonnis milikku sekarang!" ucapnya
"Dan kau milikku juga sekarang dahyun! Aku akan menjadi sangat posesif padamu" balas Sana
"Aku suka itu. Dan sekarang lebih baik kita pulang. ayo!" Dahyun menarik tangan Sana masuk mobil. Lalu dia mengambil tempatnya di kursi kemudi.
"Tunggu, bagaimana dengan Mina?" Sana memegang tangan Dahyun yang sudah berada di kemudi
"Dia sudah pulang bersama Chaeyoung!"
"Ha? Tadi katanya dia pergi ke tempat chaeyoung yang masih praktek"
Dahyun tertawa. "Mina unnie sengaja meninggalkanmu disini untuk memberikanku kesempatan. Lagipula kalau chaeyoung praktek aku juga tidak akan ada disini" Dahyun mengelus kepala Sana masih dengan tawanya.
"Kalian bersekongkol?". Dahyun mengangguk.
"jadi, Mina yang menaruh kotak itu di mobilku?"Dahyun kembali menggangguk lalu menjalankan mobil. "mereka membantuku untuk berbicara padamu, dan juga mencoba untuk menjadikanmu milikku" ucap Dahyun yang fokus ke arah jalanan. "dan aku berterima kasih pada mereka karena semuanya berjalan dengan lancar"