Dahyun duduk sendirian di ruang keluarga. Matanya sibuk kearah Tv. Terkadang dia tertawa, terkadang dia ingin menangis bahkan terkadang dia memaki tidak jelas.
"Dahyun~" suara lembut Sana berhasil mendapatkan atensinya.
"ada apa?" tanyanya lembut.
Sana menatapnya sebentar lalu berakhir tidur manja dibahunya.Dahyun mengelus kepala Sana pelan. "ada apa dengan kekasihku ini? Aku sedih melihatmu terus murung seperti ini. Aku rindu Sana ku yang selalu tersenyum" ucap Dahyun yang benar-benar tidak memperdulikan lagi drama yang ditontonnya.
"aku tidak apa-apa" ucap Sana lagi. Dahyun menghembuskan nafasnya pelan. Jawaban Sana sudah bosan didengarnya.
"hey sayang~" Dahyun bergerak, otomatis Sana mendongakkan wajahnya. Dahyun menangkup pipi kekasihnya itu dan sesekali mengelusnya.
"aku benar-benar tidak ingin melihatmu seperti ini. Jika ini berkaitan dengan pertemuan kita dengan Tzuyu lalu, ku mohon lupakanlah. Aku juga merasa sakit setiap melihatmu lesu dan terus-terusan murung" ucap DahyunSana langsung memeluk tubuh Dahyun.
"maafkan aku" ucapnya"untuk apa minta maaf hm? Kau tidak salah apa-apa sayang" ujar Dahyun
"a-aku merasa bersalah padamu. Aku mohon maafkan aku" ucap Sana lagi
Dahyun mengerutkan keningnya bingung dengan ucapan Sana barusan "apa maksudmu?"
"aku takut kau marah padaku. Karena kau tidak bertanya apapun padaku soal Tzuyu. Kenapa aku bisa bersikap seperti kemarin? Kau tidak menanyakannya! Itu membuatku berpikir bahwa kau marah padaku" ujar Sana yang mulai terisak
Dahyun mengeratkan dekapannya pada tubuh Sana. "hey~ aku tidak marah padamu. Dan soal Tzuyu dan sikapmu kemarin, aku memang tidak bertanya karena aku sudah tau. Aku tidak ingin menambah luka di hatimu lagi sayang" ujar Dahyun
Sana melepaskan diri dari dekapan Dahyun, menatap intens mata indah Dahyun."kau tahu?"
Dahyun mengangguk. "Mina unnie menceritakannya padaku untuk menenangkanku dulu saat aku terpuruk karena tidak mendapatkan hatimu" ucap Dahyun
"maafkan aku" tangis Sana pecah.
"hey sayang.. Jangan menangis!" Dahyun gelagapan. "kau tidak salah apa-apa. Oke? Jadi hentikan tangismu itu. Kumohon" Dahyun memohon dan akhirnya Sana menghentikan tangisnya.
Tangan Dahyun terangkat untuk menghapus jejak air mata Sana. "anak pintar!" godanya
"jangan marah padaku" ucap Sana lagi.
Dahyun tersenyum seraya mengangguk. "aku tidak bisa marah padamu. Marah padamu sama saja melukai hatiku juga" sepertinya Dahyun tertular oleh Chayeong. Dia sekarang pintar berkata-kata manis. "eoh? Kenapa wajah gadisku ini memerah? Apa kau tadi memakai blush on terlalu banyak?" lihatlah dia bahkan menggoda Sana.
Sana mempoutkan bibirnya kesal. "ini memerah karenamu. Dan berhentilah menggodaku" marah Sana
Dahyun tertawa. "maafkan aku. Dan apa kau mau keluar denganku? Aku ingin membawamu ke tempat favoritku"
Sana mengecek jam dinding yang terpasang di ruang keluarga itu. "ini sudah tengah malam" ujarnya
"aku tidak mengajakmu malam ini. Aku kan hanya bertanya, kau mau atau tidak?"
"Ya! Dahyun...." teriak Sana benar-benar kesal. Saking kesalnya dia meninggalkan Dahyun yang sibuk tertawa karena berhasil menggodanya.
.Pintu kamar Sana terbuka. Dengan cepat Sana berpura-pura menutup matanya. Karena dia tahu itu pasti Dahyun.