14. Be honest to me

8.9K 585 10
                                    

Dahyun semakin mendekat ke arah Sana, lalu tiba-tiba memeluk Sana erat. Dan Sana hanya bisa mematung atas perlakuan tiba-tiba itu.

"aku tahu jika unnie sudah tahu tentang perasaanku ini. Jadi ku mohon..." Dahyun melepaskan pelukannya. "jangan mempermainkan hatiku seperti ini jika unnie tidak memiliki rasa yang sama sepertiku. Aku merasakan penghalang itu, jadi aku akan menahan diri. Bersikaplah seperti biasanya. Dan jangan membuatku semakin berharap pada sesuatu yang tidak mungkin ku dapatkan. Bantulah aku untuk menghilangkannya bukan lebih menambah rasa sayang ini" sambungnya lalu keluar dari kamar Sana.

Sana terduduk di pinggir ranjangnya. Menatap kosong ruang hampa di didepannya itu. "aku tidak bermaksud mempermainkanku. Aku hanya belum bisa. Maafkan aku"

Di lain sisi..

Dahyun terduduk di balik pintu kamarnya. Hatinya terasa sakit saat mengucapkan kalimat itu didepan Sana. Dia memang ingin menghilangkan perasaannya, tapi sikap Sana akhir-akhir ini membuatnya semakin mencintai gadis Jepang itu.

Dahyun akhirnya bangkit dari duduknya setelah beberapa lama termenung. Dia masuk ke kamar mandi, membersihkan badannya meskipun jam sudah menunjukkan tengah malam.

"ku harap semuanya akan baik-baik saja besok!"

.

Jam menunjukkan pukul 07.00 pagi. Dahyun sudah bersiap-siap ke kampus karena dia masuk jam 07.30 . Jadi, masih tersisa waktu 30 menit lagi untuknya bermalas-malasan.

"makanlah, aku sudah membuatkanmu nasi goreng" ucap Sana saat berpapasan dengan Dahyun di tangga

"terima kasih" ucap Dahyun sambil menatap punggung Sana yang semakin menjauh dari arah pandangnya.

Dahyun duduk di meja makan sendirian, dia tersenyum kecut. Secepat itu Sana merubah sikapnya. Semuanya sudah kembali normal. Tidak ada lagi Sana yang menemaninya makan yang mampu membuat pipinya memerah jika hanya mereka berdua saja dirumah.

Ternyata memang benar jika tidak ada kesempatan untuk Dahyun bahagia bersama Sana.

"aku memang bodoh" gumam Dahyun disela-sela makannya.

Tinggal sesuap lagi makanan Dahyun habis. Sana tiba-tiba duduk dihadapannya. Mereka hanya diam seribu bahasa. Tidak ada yang berani berbicara duluan.

Tiba-tiba dering handphone Dahyun berbunyi mengagetkan gadis itu.
Tertera nama 'Kadal' di layar handphonenya.

"kenapa?"
.................
"Ya! Kau gila? Aku tidak mau!

Dahyun menatap kilas Sana takut terganggu akibat teriakannya barusan. Tapi Sana terlihat biasa saja.

................
"kau sudah didepan?"
...............
"baiklah..baiklah...aku keluar!"
.................
"iya kadal bawel"

Pip!
Dahyun memutuskan sambungannya

Dahyun kembali menatap Sana yang tidak memberikan reaksi apapun.

"aku duluan ke kampus" pamit Dahyun

"baiklah. Katakan pada Eunwoo untuk hati-hati!" Sana membalas ucapannya meskipun terkesan dingin.

Dahyun menggangguk lalu keluar dari rumahnya

"dari mana unnie tahu kalau Eunwoo yang menelponeku? Apa dia punya bakat menjadi cenayang?" gumam Dahyun bingung
.

"kau pulang jam berapa?" tanya Eunwoo saat dia telah memarkirkan mobilnya di parkiran fakultas Dahyun

Dahyun mengernyit bingung. "jam 5. Kenapa?"

My step sister ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang