Hari sudah sore, cahaya mataharipun sudah mulai redup dan akan segera tergantikan dengan cahaya bulan. Kampus yang tadinya ramaipun sudah menjadi sepi.
Tapi hal itu tidak berpengaruh untuk Sana. Dia masih terlihat sibuk belajar di kelasnya yang telah kosong.
"Minatozaki Sana!?" suara Mina mengagetkan Sana yang terlihat sibuk dengan bukunya.
"kenapa?"
"tolong bawa adikmu jauh-jauh dari Chaeyoung. Aku bahkan tidak memiliki waktu bersama Chaeyoung lagi karena adikmu itu selalu menempel padanya!" Protes Mina
"aku tidak punya adik!" Sana berucap membuat Mina terkejut, bahkan gadis itu terlihat sibuk lagi dengan buku dihadapannya.
"kau gila?! Jangan mengatakan hal berlebihan seperti itu. Ada apa?" tanya Mina heran. Padahal Awalnya dia berencana hanya menggoda Sana saja tadi. Tapi malah mendapati respon Sana diluar ekspetasinya.
"aku memang tidak punya adik!" suara Sana meninggi
"jadi gadis bernama Dahyun yang tinggal di rumahmu itu siapa?"
"sudahlah! Bisa hentikan membicarakannya? Aku tidak suka!" ucap Sana
"kau bertengkar dengannya?" tanya Mina lagi.
Sana menghembuskan napasnya kasar. "aku tidak berbuat apa-apa. Justru dia yang terlalu ikut campur dengan urusanku! Dia sadar dan menjauh sendiri dariku!"
Mina menggangguk mengerti. Akhirnya dia tahu arah pembicaraan Sana. "jadi, itu masalahnya? Karena dia menjauh darimu?"
"Ti-tidak! Ah tahu ah. Lebih baik aku pulang saja!" ucap Sana yang sudah terlihat sibuk mengatur buku-bukunya
Mina akhirnya duduk disamping Sana, menghalangi jalan keluar satu-satunya gadis itu.
"aku tidak akan membiarkanmu keluar, kalau kau tidak menceritakan inti dari masalahmu itu!"Sana mendengus kesal. "baiklah..baiklah Myoui Mina. Kau menang!" ucap Sana lalu kembali duduk di tempatnya
Sana lalu menceritakannya dari awal pada Mina hingga membuat Dahyun sangat marah padanya dan memilih menjauh.
"kau menamparnya?"
"aku kehilangan kendali. Dan aku sangat menyesal karena itu!"
"sudah minta maaf?"
"tentu saja"
"di lain sisi, Dahyun benar. Dan disisi lain kau juga benar. Ini membuatku bingung juga" ucap Mina
Sana menghela napasnya lalu menundukkan wajahnya di kedua lengannya yang terlipat diatas meja.
"aku ingin menanyakan sesuatu" ucapan Mina mengambil atensi Sana.
"Apa?"
"apa kau pernah berciuman dengan Dahyun?" Pertanyaan random Mina membuat Sana langsung menatap gadis itu.
"mm itu..mm..yaa..kami pernah melakukannya!"
Mina menutup mulutnya karena kaget. "kau gila?"
"Ani. Aku tidak gila. Justru dia yang gila karena meninggalkan kissmark di leherku"
"Itu karena kau yang duluan melakukannya kan?"
"Memang. Awalnya aku hanya ingin memastikan kalau dia pernah ciuman atau tidak karena melihat ekspresi wajahnya saat dia mendapatiku berciuman didepan rumah!"
"yah~kalian berdua melewati batas. Kalian itu kakak adik!"
"Tiri! Ingat? Kami tidak sedarah!" ucap Sana