Dahyun bangun begitu cepat hari ini, padahal dia tidak memiliki jadwal di kampus.
"kurasa aku akan kerumah chaeyoung saja" gumamnya. Akhirnya dia memilih mandi dan bersiap-siap.
Dahyun turun dan melihat sang ibunda tengah membantu bibi Jung menyiapkan sarapan.
"selamat pagi" sapa Dahyun"pagi sayang.."
"selamat pagi juga nona" balas bibi jung
"Bukannya kau tidak ada jadwal hari ini? Kenapa sudah rapi?" tanya sang ibunda bingung.
"aku akan kerumah chaeyoung" jawab Dahyun sambil menggigit roti isi yang telah tersedia di piring.
Sang ibunda mengangguk paham. Lalu atensi pindah ke arah belakang Dahyun. "kau sudah bangun juga sayang? Ayo sarapan!"
Dahyun mengikuti arah pandang sang ibunda. Sosok Sana sedang berjalan ke arahnya masih dengan pakaian yang dia kenakan semalam. Baju putih polos dan juga hotpants.
Deg..deg..
Jantung Dahyun berpacu dengan cepat."mampus..mampus..apa yang harus kau lakukan sekarang Dahyun bodoh?" Dahyun panik.
Sana duduk disamping sang adik lalu ikut mengambil roti yang sama dengan Dahyun. "kau mau kemana?" Sana bertanya
"eh? I-itu unnie. Aku mau ke rumah Chaeyoung. Ya..kerumah Chaeyoung" jawab Dahyun gugup.
Sana mengangguk lalu kembali fokus ke arah makanannya.
Dahyun melirik gadis itu sebentar. Entah apa yang ada dipikiran Sana saat ini. Sikapnya terlalu biasa. Tak taukan dia jika Dahyun kini seperti ingin melarikan diri saat mengingat kejadian semalam?
"ma, papa kemana?" sekarang Sana bertanya pada wanita paruh baya dihadapannya
"sudah kekantor sayang" jawab wanita itu. Dan Sana menggangguk mengerti.
"kenapa lehermu merah seperti itu? Kau alergi sesuatu?" sang ibunda tiba-tiba bertanya membuat Dahyun yang sementara minum malah tersedak.
Uhukk..uhukkk..
"Gwencana sayang?" sang ibunda khawatir
"ne. Aku baik-baik saja" jawab Dahyun seraya membersihkan bibirnya.
"Kalau minum itu hati-hati Dahyun. Lalu Sana sayang, mau mama ambilkan obat?"
"ahh tidak perlu ma. Ini hanya karena nyamuk nakal yang semalam menggigit leherku. Sepertinya nyamuk itu kehilangan kendalinya" jawab Sana bercanda membuat wanita paruh baya itu terkekeh pelan. Sedangkan Dahyun semakin menunduk.
"oh ya sudah. Mama kebelakang dulu. Kalian makanlah" ucap sang ibunda.
Setelah kepergian sang ibunda, Dahyun menatap Sana intens. "apa?" tanya Sana.
"i-itu..aku yang melakukannya?" tanya Dahyun terbata-bata.
"tentu saja. Kau fikir ini memang ulah nyamuk? Kau yang melakukannya bodoh!" jawab Sana kesal.
"ma-maafkan aku" ucap Dahyun
"sudahlah. Lagipula ini sudah terjadi. Kita berdua sama-sama salah disini. Jadi hentikanlah permintaan maafmu itu" ucap Sana
"baiklah. Kalau begitu Aku akan pergi sekarang" ucap Dahyun berdiri dari duduknya.
.Dahyun tiba di depan sebuah rumah yang tak asing lagi. Dia langsung saja menerobos masuk karena dia sudah di kenal baik oleh keluarga Son.
"Pagi Bibi" Dahyun menyapa ibunda Chaeyoung.
"eh Dahyun? Selamat pagi. Kau mencari Chaeyoung?"
Dahyun mengangguk.