LIFE 03

551 57 13
                                    

●○●

(Ruangan Tuan Izu)
At 10.00 AM.

Mustahil kakekku adalah pembuat game yang selama ini kumainkan...

Dan... takdir katanya? Apa kaitannya takdirku berada di dunia ini?
Hal ini membuatku bertanya-tanya, sebenarnya ada banyak yang ingin kupertanyakan.

Lalu aku pun menanyai hal pertama mengapa dia mengenal kakekku dan apa hubungannya dengan dunia ini pada tuan Izu.

"Hmm... baiklah biar kau tidak bingung seperti orang bodoh akan kujelaskan semuanya. Dahulu kala ada seorang..."

"Tunggu-tunggu kenapa seperti mendongeng?" Sahutku langsung.

"Aish... kau ini mau dengar atau tidak?"

"Ehh... i-iya, aku mau dengar kok."

Dasar orang ini semakin aneh saja kalau dilihat.

"Jadi dulu kakekmu itu bisa keluar masuk ke dalam dunia ini..."

Sebelum dia menyelesaikan ceritanya dengan spontan aku langsung memotong pembicaraannya... "Tunggu-tunggu... aku menanyakan kenapa tuan Izu bisa mengenal kakekku, bukan soal kakekku bisa..."

"Ya ampun... oii! Aku kan belum selesai ceritanya. Ini ceritanya mau mengarah kesana kearah kakekmu si Akira itu bertemu dengan diriku di dunia ini, ya ampun anak ini..." Ujarnya sambil mengelus dada.

"Heh?? B-begitu ya..."

"Jangan protes-protes lagi, duduk diam dengarkan saja aku berbicara, mengerti Lein?"

"M-mengerti... silahkan lanjutkan."
Ujarku dengan segan.

"Jadi, kakekmu adalah orang yang bisa dibilang di anugerahi untuk bisa memasuki dunia yang diluar akal sehat manusia biasanya. Namun, dia terpesona dan takjup dengan kehidupan dan segala yang ada di dalam dunia ini. Dan suatu kebetulan ia adalah seorang pembuat game di masanya waktu itu, karena itulah permainan yang kau mainkan sampai saat ini menyerupai apa yang kau lihat sekarang."

Ini tidak masuk akal...

Benar-benar membuatku bingung, seperti apa respon perasaanku saat ini yang harus ku-ekspresikan.

"Jadi, game yang di buat kakek-ku terinspirasi dari dunia ini ya."
Ujarku.

"Bukan..."

"Hah? Bukan?"

"Dia membuat permainan itu bukan hanya terinspirasi untuk soal pekerjaan saja. Yang sesungguhnya adalah karena ia tidak ingin meninggalkan atau melupakan tempat ini, maka dari itu permainan yang ia buat adalah suatu kenangan yang cukup berarti baginya, kenangan dimana saat ia berada di dunia ini."

"Begitu ya."

Ternyata kakek-ku seperti seorang petualang sungguhan ya. Pengalaman yang luar biasa...

Tapi, kenapa dia tidak memberitahu-ku kalau dia seorang pembuat game?
Dasar kakek itu...

"Oke Lein, sekarang aku akan memberitahumu kenapa kau terpanggil ke dalam dunia ini." Kata tuan Izu.

"Ouh... baiklah."

"Shima Akira, kakekmu itu adalah seorang yang jenius. Dia membuat permainan itu tidak hanya untuk hiburan atau pekerjaan semata, namun untuk menyelamatkan dunia juga."

"Menyelamatkan dunia?"

"Ya, kau pasti lulus dalam sayembara terakhir maka dari itu kau terpanggil ke dalam dunia ini."

"Lalu apa hubungannya semua itu?"
Tanyaku penuh dengan tanda tanya.

"Karena kaulah yang terkuat dan mampu menyelamatkan dunia ini dari tangan para pemuja kegelapan. Lein, tanpa kau sadari kau sudah melatih dirimu dan mempelajari seluruh tekhnik maupun kekuatan supranatural di dunia ini dalam permainanmu itu."

"Hah? Tapi itu kan hanya di dalam game saja..."

"Fire Blue..."
Tiba-tiba tuan Izu menunjukkan sebuah api biru di depanku dalam genggaman tangannya.

"H-heh!?"

"Cobalah, kau lebih ahli dariku."

Baiklah... baiklah... ayo kita buktikan apa benar itu bekerja.

Dan aku pun mencoba seperti yang di lakukan tuan Izu, namun...
"Fire Blue..."

Ketika aku mengatakan satu kalimat itu, ternyata api yang ku keluarkan lebih besar dari api tuan Izu. Benar-benar di luar perkiraanku.

"Sial apinya kebesaran!"
Teriakku.

"Hahaha..."
Tuan Izu hanya tertawa melihatnya.

"Oii... bantu aku kenapa hanya tertawa saja. Apa kau tidak takut rumahmu habis terbakar?"

"Iya... iya... baiklah. Elemen yang berada di dunia ini sedikit berbeda dengan tempramen elemen yang berada di permainanmu. Maka dari itu kau harus membiasakan diri saat ini dengan kekuatan besarmu itu."

"Begitu ya, tunggu dulu... tadi ada yang ingin kutanyakan."

"Soal apa?"

"Hmm... apa tadi ya. Oh... soal pemuja kegelapan atau apalah itu aku masih tidak mengerti."

"Baiklah, pemuja kegelapan mereka adalah sebuah kelompok, ya bisa dibilang sebuah serikat yang cukup besar di dunia ini. Namun tindakan serta tujuan mereka bertentangan dengan takdir yang seharusnya dunia ini tuju.
Mereka para pemuja kegelapan biasa kami sebut kelompok Diablo, hanya ingin merebut seluruh kehidupan dunia ini menjadi pengikutnya dan mematuhi tindakan yang tidak bermoral. Tapi kami tidak cukup kuat dengan kekuatan saat ini untuk melawannya, maka dari itu..."

"Maka dari itu aku disini."

"Lein..."

"Aku sudah mengerti sekarang. Tapi kenapa aku yang terseret ke dalam masalah besar seperti ini! Ahh... tidak adil..."

"Heh? Tenang Lein..."

"Bagaimana aku bisa tenang kalau soal peperangan begini."

"Tapi hanya kau saja satu-satunya harapan kami."

Harapan??
Dia bilang harapan kami?

Kalau dipikir-pikir aku juga sudah cukup bosan dengan tipe-tipe para player di game itu. Tapi di dunia ini, mereka adalah orang-orang yang berbeda belum pernah kujumpai di dalam game itu.

Mungkin aku akan sedikit bersenang-senang dengan mereka para kelompok Diablo.

Bisa jadi aku akan bertemu dengan lawan yang sepadan.

Hihihi...

"Lein? Kenapa kau tersenyum seperti itu?"

"Heh? Ah... bukan apa-apa. Baiklah kalau begitu aku akan mencoba menerima harapan kalian. Tapi aku ada permintaan..."

"Terimakasih Lein, aku akan mengabulkan permintaanmu."

"Baiklah, kalau begitu aku ingin memiliki rumah pribadi yang tidak terlalu kecil dan besar. Dan... semua kebutuhanku terpenuhi, itu saja."

"Baiklah aku akan memberikan permintaanmu itu."

Kurasa tidak buruk juga rasanya tinggal di dunia ini sebentar.

Dunia yang sesungguhnya dari
Re-Immortal, ya...

Menarik.

●○●

Gamers: New WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang