LIFE 08

333 34 17
                                    

●○●

(Rumah)
At 07.30 AM.

Saat ini rumahku sedang kedatangan seseorang yang pertama kalinya  mengacaukan hariku di dunia ini.

Pangeran Ranus yang benar-benar menyebalkan...

"Aku adalah kekasihnya. Salam kenal..." Ujarku dengan penuh rasa emosional.

"Heh??"
Spontan Sevilia.

"Hah!!? Aku tidak mempercayai itu. Bagaimana bisa seorang nona ini mau dengan pria seperti dirimu ini. Lihat tampangmu dan cara berpakaianmu saja sudah membuatku tidak sanggup melihatnya."

Oii... oii... namanya juga aku baru bangun. Pantas saja aku berpakaian baju sehari-hari begini.

"Ehh... maaf tuan, dia ini..."

Belum selesai Sevilia berkata aku sudah memotong perkataannya.
"Maaf ya tuan, tapi ini adalah rumah kami. Jadi aku adalah tuannya dan anda adalah seorang tamu hanya tamu di rumah ini. Jadi apa hak anda berkata soal penampilanku yang sedang berada dirumahku sendiri?"

"B-berani-beraninya kau mengatakan hal seperti itu di depan seorang pangeran sepertiku. Nampaknya kau belum tahu siapa aku ya?"

"Aku sudah tahu, kau adalah seorang pangeran, pangeran Ranus."

"Jadi kamu sudah tahu, kalau begitu kau akan segera tahu hukuman yang akan datang padamu sebentar lagi."

"Ehh... Lein... kenapa jadi begini. Sudah minta maaf..."
Ujar Sevilia sambil membisiki telingaku.

"Sudah kamu diam saja. Aku muak dengan tingkahnya itu yang sok keren..."

Apa karena dia hanya seorang pangeran lalu mampu bertingkah seperti itu di hadapanku?

Hmm... salah besar, auranya saja tidak lebih kuat dari para orang-orang level rendah.

"Aku sungguh menantikan hukuman darimu... apa yang bisa kau lakukan terhadapku? Pangeran Ranus."
Ujarku dengan sedikit menantang.

"Haha... akan kuberi kesempatan satu kali padamu anak muda, bertarunglah denganku dan apabila kau berhasil menyentuhku dengan senjatamu maka kau yang akan menang."

"Hoho... menarik, tapi maaf aku tidak akan hanya sekedar menyentuhmu saja. Mungkin akan lebih berbahaya nantinya..."

"Hahaha... boleh juga tekadmu sebagai seorang warga biasa. Tapi, aku adalah seorang pangeran keturunan bangsawan asli dari negri ini. Hal seperti itu tidak akan pernah terjadi padaku..."

"Menarik, kalau begitu apa taruhanmu?"

"Jika kau menang maka aku tidak akan datang dan mengusik kehidupan kalian lagi."

"Hoho... keputusan yang bijak."

"Tapi, jika kau kalah... kau harus menjadi budakku di kerajaan seumur hidup!"

"Heh!? Jangan Lein..."
Ujar Sevilia sambil menarik lenganku.

"Tenang Sevilia. Aku bisa mengatasi yang seperti ini, ini hanya perkara mudah." Jawabku.

"Tapi... aku tidak mau hal buruk terjadi padamu."

"Tenanglah dan percaya padaku. Aku akan baik-baik saja."

Dasar pangeran ini mencoba mengintimidasi ya, haha... cukup menghibur.

"Bagaimana? Kenapa kau terdiam apa kau takut?" Ujar pangeran itu.

"Maaf saja ya, hal itu malah membuatku semakin menarik." Ujarku dengan senyum padanya.

"Heh!? D-dasar orang aneh... kalau begitu datanglah ke arena pertarungan Rans Arena. Dimana kau akan kalah di arena yang kubangun sendiri selama bertahun-tahun. Dan sejarah akan terukir dengan indah di arena tersebut." Ujarnya dengan bergairah.

"Boleh... ayo kita kesana, tapi maaf boleh aku ganti pakaian dulu?"

"Kenakan pakaian kesukaanmu, karena itu akan menjadi yang terakhir kau kenakan."

Waw... tajam sekali perkataannya itu.

Kita lihat saja, apakah dirinya mampu mengalahkanku dan setajam seperti perkataannya?

(Rans Arena)
At 08.30 AM.

"Baiklah para hadirin sekalian, terimakasih telah datang dalam pertarungan yang mendadak ini. Saat ini akan ada pertarungan sang pangeran kita, Pangeran Ranus!"
Ujar Mc.

Dan serontak para penonton pun meriah seketika dan meneriaki dukungan pada sang pangeran.

K-kenapa jadi ramai seperti ini... apa pangeran bodoh itu menjual tiket untuk sebuah pertarungan ini?

Hmm... dasar.

"Haha... lihatlah mereka, tempat ini penuh dengan para manusia yang ingin melihat pertarungan indah ini. Sangat amat disayangkan bukan, kalau pertarungan ini selesai tanpa adanya banyak saksi mata yang melihat? Haha..." Ujar pangeran Ranus dengan sombong.

Hmm... apa-apaan dengan tingkahnya itu. Dia hanya seorang pangeran yang terobsesi dengan harga dirinya saja.

Padahal dunia ini sedang dalam ancaman musuh yang bisa dibilang membahayakan. Tapi, dengan begini aku akan bisa memiliki akses menuju kerajaan dan mencari informasi semua tentang musuh saat ini.

Tidak ada yang kutakutkan selama aku berada di dunia ini. Tapi yang membuatku penasaran ada banyak sekali, terutama seperti apa para pemuja kegelapan itu.

"Lein?"
Tanya Sevilia.

"Ehh... Sevilia."

"Apa kamu baik-baik saja? Lebih baik tidak usah memaksakan diri."

"Tidak, saat ini aku malah sangat bersemangat. Tenang saja akan kubuktikan tekadku ini pada semua orang disini."

Ini akan menjadi hal yang sangat menarik. Padahal aku saja masih belum bisa mengontrol arus keluarnya energi saat ini.

Tapi, ini semua sudah terlanjur.
"Oii... Ranus."

"Hah!? B-beraninya kau memanggilku seperti itu." Ujarnya sambil menunjukku.

"Apakah seluruh penduduk disini datang dan menyaksikannya?"

"Tentu saja, tempat ini sudah kubuat selama hampir 10 tahun. Maka dari itu hampir bisa dibilang seluruh warga negri ini mampu menyaksikannya."

"Hoo... menarik. Aku kagum dengan kerja kerasmu dalam hal infrastruktur. Dan terlebih lagi ada banyak orang yang datang, ini akan menjadi sebuah ingatan bagimu yang tak terlupakan. Tidak hanya dirimu saja tapi seluruh warga negri ini akan mengingatnya juga..."

"Haha... sebelumnya terimakasih atas pujianmu. Akan kubuktikan seni pertarungan dari seorang Pangeran Ranus pada semua orang di dunia ini! Jadi tentu saja mereka akan mengingat momen-momen menegangkan ini."

Dia memiliki niat dan tekad yang kuat dan juga bagus dalam pekerjaannya.
Tapi dengan pemikiran yang bodoh seperti saat ini benar-benar membuatnya menjadi seorang pangeran yang tidak bisa diandalkan.

Dia terlalu meninggikan dirinya...
Itulah kesalahan yang fatal.

"Pangeran Ranus, akan kubuat kau berubah dan menyesali atas tindakanmu." Sahutku tegas.

"Itu yang seharusnya kukatakan padamu."

Haha... menarik.

"Kapan kita bisa memulainya?"
Sahutku.

"Aku sudah menantikan kata-kata itu keluar dari mulutmu. Ayo kita selesaikan..."

Tapi maaf ya Ranus, mungkin kekuatan yang kukeluarkan nanti terkadang terlalu besar.

Hahaha...

●○●

Gamers: New WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang