LIFE 12

305 29 2
                                    

●○●

(Rumah)
At 07.00 PM.

Hujan membasahi negri ini dengan sangat deras. Begitu juga dengan suhu yang turun begitu drastis...
Waktu yang tepat menyalakan perapian saat ini.

Saat ini ada Sevilia sedang duduk di sampingku, bagaimanapun juga aku harus menenangkannya dan melindunginya.

"Sevilia, apa sudah lebih tenang?"

"He'em... berkatmu aku sudah baikkan." Ujarnya dengan senyum.

"Ehh... b-baguslah."

Dan aku teringat ketika ia bercerita tentang kisahnya dulu kenapa ada tuan Izu di medan peperangan itu?
Apa yang di lakukan orang tua sepertinya di tempat yang tidak seharusnya?

Lalu aku pun menanyakan hal itu pada Sevilia, tapi jawaban yang ia berikan benar-benar membuatku terkejut.

"Hah!? Orang tua itu... tangan kanannya Raja!?" Kataku dengan terkejut.

"Iya, apa tuan Izu tidak menceritakan tentangnya padamu?"

"Ahh... orang itu sama sekali tertutup dasar payah tuan Izu."

"Dia juga yang membimbingku menjadi pasukan khusus."

"Jadi yang membentuk pasukan itu adalah tuan Izu ya..."

"Iya, walaupun terlihat dari luar dia biasa saja tapi dia cukuplah kuat dan pintar. Terutama dalam memilih strategi peperangan tuan Izu sangatlah diandalkan dalam hal seperti itu."

B-boleh juga kau bapak tua...

Dan semalaman kami pun bercerita tentang kisah peperangan yang berlangsung saat itu. Walaupun mereka tidak bisa mengalahkan Oniguya namun jumlah pasukan dan bala bantuan yang di terima kerajaan ini lebih banyak di bandingkan para pemuja kegelapan itu.

Untung saja mereka masih bisa di pukul mundur ya...

Sekitar 5 tahun lalu peperangan itu telah terjadi. Mungkin perputaran waktu di dunia ini lebih cepat sedikit di bandingkan dengan bumi. Karena kedatangan Sevilia saja tidak berlangsung lama seperti itu.

Keesokan Harinya.

(Rumah)
At 07.00 AM.

Saatku keluar dari kamarku lalu turun ke lantai pertama ternyata sudah ada pangeran Ranus sialan itu sedang berbicara dengan Sevilia.

"Oii... oii... bukankah kau sudah berjanji untuk tidak ikut campur lagi?" Sahutku langsung.

"Aku kesini membawa surat perintah dari ayahku. Sebenarnya juga aku tidak mau datang kemari..." Jawabnya.

"Surat perintah? Apa yang diinginkan dari Raja?"

"Kita di undang ke dalam kerajaannya Lein." Ujar Sevilia.

"Heh?"

(Pusat Kerajaan Therity)

Dan kami pun datang ke kerajaan untuk memenuhi panggilan Raja.
Sepertinya ada hal yang perlu di bicarakan darinya...

Tapi tidak kusangka akan seluas dan seindah ini kerajaan Therity. Saat berada di dalam game kerajaan ini tidaklah sebesar ini, sepertinya sudah memiliki banyak kemajuan di negri ini ya.

Dan juga aku sama sekali belum pernah bertemu dengan Raja di kerajaan ini maupun itu di dalam game. Bikin penasaran saja seperti apa Raja yang memimpin negri ini, kuharap tidak seperti anaknya Ranus yang bertingkah seenaknya.

(Ruang Tahta Kerajaan)

"Ayah, mereka sudah datang."
Kata pangeran Ranus.

"Persilahkan masuk."

Dan kami pun memasuki ruangan yang begitu besar dan terdapat banyak orang berbaris di pinggir.
Tentu saja seorang Raja kulihat sedang duduk diam di tengahnya.

Ternyata dia ya Rajanya...

"Terimakasih telah menerima undanganku tuan Lein dan nona Sevilia. Perkenalkan aku Raja Leo Feranus IV." Sambut Raja itu.

"Sama-sama yang mulia Feranus."
Ujar Sevilia sambil memberi hormat.

"Yang mulia sebenarnya ada keperluan apa sampai mengundang kami datang kesini?" Tanyaku.

"Langsung ke poin pembahasan ya, kau sama seperti kakekmu Shima Akira ya..."

"Jadi Anda kenal dengan kakekku?"

"Tentu saja, dia sosok orang yang sangat dibutuhkan bagi negri ini tidak, lebih tepatnya bagi dunia ini sebenarnya. Aku berhutang banyak padanya, namun aku tidak bisa berjumpa dengannya. Apa dia baik-baik saja?"

"Dia sudah wafat belum lama ini... karena usia yang telah memakan hidupnya."

"Hmm... aku turut berduka, kalau bisa aku ingin berterimakasih kembali padanya namun waktu berkata lain. Jasanya pada negri ini tidak akan pernah terlupa, itu akan selalu di kenang."

"Terimakasih yang mulia."

Ternyata Raja Feranus ini memiliki sosok yang baik dan bijaksana. Jadi aku tidak usah meragukannya lagi kalau begitu...

"Lein, sebagai Raja aku memiliki sebuah permintaan padamu. Apakah kau mau menggantikan posisi kakekmu?" Sahut Raja itu.

"Posisi... kakekku??"

"Benar, bersama tuan Izu kau akan memiliki pasukan khusus untuk melawan pemimpin pemuja kegelapan. Apa kau bersedia?"

"Aku memiliki satu permintaan."

"Apa itu?"

"Aku tidak menginginkan sebuah pasukan atau kelompok khusus. Aku akan bergerak dengan caraku sendiri, tuan Izu saja sudah cukup untuk membantu mengatur strategi denganku. Aku tidak ingin orang lain terlibat dengan persoalan yang sulit ini."

"Tidak... aku akan menemaninya yang mulia. Tentu saja aku ingin berpartisipasi dalam masalah ini."
Sahut Sevilia langsung.

"Heh!? S-sevilia... biar aku saja yang menangani masalah ini." Ujarku padanya.

"Tidak boleh! Aku juga ingin melindungimu Lein... aku tidak ingin kamu bertarung sendirian. Bukankah kamu sendiri yang mengatakan kalau kita akan bersama-sama mengalahkan mereka?"

"Ahh... i-iya sih. Tapi ini..."

"Pokoknya aku ikut, tidak ada pengecualian lainnya lagi. Yang mulia setujukah Anda?"

"Aku tidak keberatan, dengan adanya Sevilia bersamamu itu akan membantumu lebih mudah Lein. Kuharapkan kerja sama kalian untuk negri ini..."

"Hmm... baiklah-baiklah."

Dan sepertinya jalan petualanganku akan baru segera dimulai ya...

Hehe... aku sudah menantikannya, menarik!

●○●

Gamers: New WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang