LIFE 15

250 23 6
                                    

●○●

(Arahem Village, East)
At 09.15 AM.

"Lein??? Dia... terkena serangan petir!?" Sahut kapten Yumire dengan sangat terkejut.

"Hah!? Tidak... Lein!!!"
Teriak Sevilia dengan mata tergenang air.

Lalu tiba-tiba tuan Izu pun berkata...
"Dasar kalian ini, serangan seperti itu saja tidak akan melukainya sama sekali."

"Heh?? A-apa maksud tuan berkata seperti itu?" Tanya kapten Yumire dengan sangat bingung.

"Lihatlah... Serangan seperti tadi tidak akan membuat bajunya tergores sedikit pun." Ujar tuan Izu sambil tersenyum.

Hmm...

Sepertinya tadi ada serangan yang mengenaiku ya?

Kalau serangan super cepat tidak diragukan lagi itu adalah elemen petir. Tapi levelnya masih sangat jauh untuk melukaiku saat ini...

Aku benar-benar lengah sampai-sampai terkena serangan lawan. Kalau aku tidak sekuat saat ini akan benar-benar gawat efeknya. Aku harus lebih berhati-hati walau mereka bukanlah lawan tandinganku saat ini.

"Oii... Lein! Kau baik-baik sajakan?"
Sahut tuan Izu dari bawah.

Tuan Izu?

"Aku baik-baik saja. Kau sendiri sudah tahu pasti serangan seperti tadi tidak akan mempan padaku."

"Hmm... Sombong sekali... Tapi kau bodoh sangat lengah dalam keadaan seperti ini..."

"Heh!? Ahh... Hehe... Maaf-maaf..."

"Benarkan dia baik-baik saja... Dia memang anak yang kuat tapi masih cukup bodoh." Ujar tuan Izu pada Sevilia dan kapten Yumire.

"H-hebat... Padahal serangan elemen petir tadi yang mengenainya sangatlah berbahaya..." Kata kapten Yumire.

"Bagaimana tuan Izu tahu soal seperti ini? Apa saat di dalam permainan tuan Izu sudah melihat Lein bertarung dengan sangat serius?" Sahut Sevilia.

"Kalau melihatnya bertarung dengan sangat-sangat serius kurasa belum. Karena aku tahu kekutaannya tidak sebatas itu saja..."

"Itu saja? Sebenarnya seperti apa kekuatan anak itu tuan Izu tolong katakan..." Kata kapten Yumire dengan penasaran.

"Hmm... Baiklah akan kuceritakan seperti apa Lein sebenarnya. Pertama-tama aku sudah pernah melihat serangan yang jauh lebih  mematikan dari pada serangan elemen petir yang mengenainya tadi. Maka dari itu aku tidaklah terkejut melihatnya terkena serangan seperti itu... Lalu dia jauh melampaui ekspetasiku ketika melihatnya, tidak kusangka dia akan benar-benar kuat. Dia tidak hanya bisa mengendalikan semua elemen tapi juga mampu menggunakan kekuatan Dewa."

"Hah!? Tidak mungkin... A-apakah dia mampu menggunakan kekuatan seperti itu???" Sahut kapten Yumire dengan sangat terkejut.

"Iya, tidak salah lagi. Kau sendiri sudah melihatnya menggunkaan tekhnik summon sebuah pedang legendaris bukan?"

"Benar... Kupikir sampai sebatas itu saja kekuatannya namun jauh melampauinya ternyata. Sudah bisa menggunakan tekhnik summon seperti itu saja sudah sangatlah sulit. Sebenarnya siapa dia itu..."

Hmm...
Sepertinya tidak usah berlama-lama lagi disini. Kalau begitu akan kuserang balik mereka para pemuja kegelapan itu.
"Lighting, Dragon Thundra!"

Lalu muncullah seekor naga besar yang berasal dari sekumpulan energi petir yang begitu kuat.

Kurasa begini saja sudah cukup ya...

"A-apa itu!? Aura serangannya sangat besar... Aku juga baru pertama kali melihat tekhnik elemen petir seperti ini. Benar-benar luar biasa..." Ujar kapten Yumire dengan tersanjung.

Namun, tiba-tiba terbentuk sebuah pelindung yang begitu besar di area lawan.

Sial!
Pelindung itu...

"Hah! Mustahil..."
Ujar tuan Izu dengan wajah khawatir.

"Ada apa tuan Izu?"
Tanya Sevilia.

"Mustahil rasanya mereka para pengikut pemuja kegelapan mampu mengeluarkan sebuah pelindung seperti itu. Tidak salah lagi... Itu adalah Oniguya!"

"O-oniguya??"
Ujar Sevilia dengan sedikit ketakutan.

"Lein! Berhati-hatilah... Oniguya ada disana..." Sahut tuan Izu.

Hmm... Sudah kuduga.
Tidak mungkin orang dengan level rendah mampu menciptakan pelindung seperti tadi.

Ternyata dia ya yang melakukannya, menarik...

Lalu tiba-tiba sebuah serangan berupa api hitam menghabisi Dragon Thundra-ku dengan cepat.

"Black Fire, Inferno Black Fire!"
Sebuah serangan oleh Oniguya.

Heh!? Dragon...

Sial!
Dia mampu menggunakan skill api hitam ternyata.

"Serangan nagamu tadi itu bisa membahayakan para pengikutku, Lein." Sahut Oniguya sambil menunjukkan dirinya.

"Hah!? Aku tidak peduli soal itu. Kalau kalian pergi sekarang dan tidak mengusik negri ini lagi akan kupertimbangkan hidup kalian semua." Ujarku dengan lantang.

"Hmm... Sebenarnya aku tidak ingin memulai perangnya sekarang. Tapi sepertinya aku harus turun tangan untuk merebut wilayah ini."

"Haha... Apa kau pikir aku akan memberikannya begitu saja?"

"Tentu saja ada harga yang harus dibayar bukan? Kalau begitu terimalah ini Black Fire, Flame Phoenix!"

"Blue Fire, Injection Aura!"

"Hoo... Skill yang benar-benar hebat dan menarik. Skill yang mampu menghempaskan semua kekuatan energi mana ya..."

"Kalau kau sudah tahu mengapa kau tidak menyerah saja?" Sahutku dengan bola api di genggamanku.

"Menyerah? Ini akan baru saja dimulai... Tekhnik Summon, Dark Dragon!"

A-apa!?
Dark... Dragon??

"M-mustahil... Kenapa ada Dark Dragon disini?? Bahaya... Ini sangat berbahaya..." Sahut kapten Yumire dengan gemetar.

"Hahaha... Sudah sepantasnya kalian semua akan ketakutan! Takutlah... Takutlah kalian pada kekuatanku ini!" Teriak Oniguya dengan aura yang meningkat kuat.

Dark Dragon? Yang benar saja...

●○●

Gamers: New WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang