LIFE 10

347 34 2
                                    

●○●

(Redium City)
At 11.00 AM.

Setelah pertarungan singkatku dengan pangeran Ranus yang berlangsung di Rans Arena, sesaat sesudahnya telah membuat rumor yang dengan cepat menyebar ke seluruh kota.

Seakan-akan mereka semua para penduduk kota ini menatapku dengan mata yang begitu segan.

"Sevilia, sebenarnya kita mau kemana?"

"Kita akan ke pinggir bagian kota untuk saat ini, karena kalau tetap disini bukanlah waktu yang tepat." Ujarnya sambil menuntunku.

"Tapi sepertinya kamu sudah tahu jalan daerah ini ya."

"Apa kamu masih ingat nama kota pertama ketika kamu memasuki game Immortal Online?"

"Ahh... kalau tidak salah... tunggu dulu. Apakah kita sekarang berada di Redium City?"

"Yup!"

"Tidak mungkin. Ternyata kota ini benar-benar ada ya... tapi kalau di lihat-lihat tidak sama persis seperti yang ada di game."

"Tentu saja, karena setiap pembaharuan di dalam game hanya berlangsung setiap 3 bulan sekali. Makanya setelah kita update ke versi selanjutnya baru kelihatan perubahannya."

"Hoo... begitu."

"Yah karena kota ini terus berkembang jadi tidak sama persis seperti di dalam game. Karena tidak mungkin ada update secara berkala terus menerus."

"Benar juga, jadi begitu ya. Tapi Sevilia, bisakah kita mampir ke tempat makan? Perutku sudah memberontak hehe..."

"Iya-iya kita dalam perjalanan kok."

(Tobom Village)
At 11.20 AM.

Dan akhirnya kami menemukan sebuah tempat makan di daerah ini.
Namun saat kami memasuki tempat itu...

"Selamat dat... Woahh!! B-bukankah kau Lein yang berhasil mengalahkan Pangeran Ranus!?" Sahut pelayan tersebut.

Heh??
Tidak kusangka beritanya sudah menyebar sampai secepat ini...

Dan seluruh orang yang berada di tempat makan tersebut melihat kearahku semua dan cukup membuatku merasa aneh.

"Ehh... Sevilia, apa tidak ada tempat lain?" Tanyaku sambil membisikinya.

"Hmm... ada sih, tapi sekitar 2km lagi dari sini hehe..."

"Hah!? T-tidak jadi, yasudah disini saja kalau begitu."

Mau tidak mau harus disini huft...

Beberapa menit kemudian.

"Silahkan tuan ini pesanan yang special untuk anda dan kekasih anda."
Sahut pelayan itu sambil membawa pesanan kami.

"Heh? M-maaf..."

"Baik! Terimakasih ya."
Ujar Sevilia memotong pembicaraanku.

Hah!? Ada apa dengan orang ini ya...

Aku terus kepikiran soal rumor bahwa kami adalah sepasang kekasih.
Ahh... ini salahku sebenarnya, tidak kusangka akan sampai sejauh ini tersebar luas beritanya.

Aku harus meminta maaf pada Sevilia, karena dia pasti merasa tidak enak soal ini.

"Ehh... Sevilia."

"Iya?"

"Aku ingin minta maaf..."

"Mint maaf? Untuk apa?"

Gamers: New WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang