Gamers: New World

LIFE 09

●○●

(Rans Arena)
At 09.00 AM.

Pertarungan ini akan segera dimulai.

Pangeran Ranus berdiri dengan sombongnya di tengah-tengah arena mengenakan seluruh baju zirah platinum-nya.

Armor ringan yang sangat kuat kelihatannya ya...

"Yak!! Kita mulai saja pertarungan ini tanpa berlama-lama. Quick Match kali ini antara Pangeran Ranus dengan title Assassin-nya akan melawan pemuda Lein dengan title yang belum diketahui." Teriak Mc pada penonton.

Hoh... dia seorang Assassin ternyata.

Seorang Assassin memang lebih menguntungkan saat berhadapan satu lawan satu. Karena kecepatan serta skill yang dimilikinya dapat memberi serangan yang sangat mematikan.

Pantas saja dengan percaya diri yang begitu tinggi dia berani menantangku.
Tapi kita lihat saja bagaimana saat melawan mantan seorang Assassin ini.

"Pertandingan... mulai!"
Sahut Mc.

Hmm... senjatanya sebuah pedang yang kelihatannya tidak terlalu berat sehingga lebih memudahkan untuknya bergerak.

"Baiklah anak muda, akan kutunjukkan padamu sebuah serangan yang membuatmu menyesal karena telah menerima tantangan ini." Sahut pangeran Ranus.

"Hmm... silahkan, aku menantikannya."

"Tapi, dimana senjatamu? Apa kau sebegitunya percaya diri melawanku tanpa sebuah senjata? Hahaha..."

"Ouh... aku lupa maaf."

Iya juga, aku belum mencoba melakukan pemanggilan pedangku!
Bagaimana ini... apa di dunia ini juga akan bekerja dengan tekhnik summon seperti di game?

Ahh... tidak ada kata ragu aku harus mencobanya.

"Tekhnik Summon, Lancer Sword!"

Dan ketika aku menggunakan tekhnik itu ternyata bekerja!

"Hah!? P-pedang itu muncul seketika di genggamannya..." Ujar pangeran dengan terkejut.

Sepertinya item serta peralatanku sama yang kumiliki di dalam game Immortal Online. Mungkin aku juga bisa menggunakan apa yang ada di inventory-ku sewaktu di dalam game ya, yah... kuharap bisa.

Dengan pedang Lancer Sword ini aku akan bisa mengimbangi saat melawannya. Tapi, pedang ini hanya memiliki tekhnik dan skill level menengah saja yang bisa kugunakan.

Yah karena aku bukanlah seorang Assassin sejati jadi aku tidak memfokuskan pada tekhnik seperti itu.

"Speed Up! Damage Up!"
Pangeran Ranus menggunakan skill penguat diri.

Hoo... dia sudah mau mulai ya.

"Tidak usah berlama-lama, aku akan menyelesaikan pertarungan ini dalam satu serangan."

Heh? Yakin tuh? Katanya satu serangan saja, nanti kalau jadi dua atau tiga atau berpuluh-puluh serangan bagaimana? Apa dia tidak malu dengan ucapannya ya...

"Kalau begitu ayo serang."
Sahutku sambil menghunuskan pedang kearahnya.

"Luminos Wind Strike!"

Serangan yang berupa gerakan menusuk dengan sekejap yang memiliki jarak belum diketahui memang menjadi andalan para Assassin.

Tapi...

Seketika dengan tenang aku berhasil menahannya dan membelokkan arah pedangnya sehingga aku terhindar dari serangan mematikannya itu.

"Hah!!! T-tidak m-mungkin! Serangan andalan pangeran Ranus berhasil di tepis olehnya..." Sahut Mc dengan terkejut.

"A-apa!? B-bagaimana bisa k-kau..."
Ujar pangeran Ranus sedikit ketakutan.

"Apa kau serius pangeran ingin melawanku?" Sahutku dengan tatapan tajam.

"Heh!? Itu hanya sebuah kebetulan saja! Serangan selanjutnya akan mengakhirimu!"

"Oii... tadi kau bilang satu serangan saja kenapa jadi dua sekarang?"

"Windtalker Essense Sword, level 40. Serangan ini akan mengakhirimu!"

Diabaikan ternyata, tapi... tunggu dulu. "Windtalker Essense Sword dengan level 40???" Sahutku dengan terkejut.

"Haha... kenapa? Apa kau takut ketika mendengar seberapa kuat serangan ini dan melihat pedang yang dilapisi dengan kekuatan angin yang begitu kuatnya?"

"Bukan, lemah bangetkan!"

"Haaa!!!???"

Seketika para penonton dan Mc pun terkejut dengan ucapanku, begitu juga dengan pangeran Ranus.

"A-apa kau bilang!? Memangnya seberapa kuat level seranganmu itu berani-beraninya meremehkan kekuatanku yang sudah mencapai level tinggi!" Sahut pangeran dengan sangat kesal.

"Kalau begitu, akan kutunjukkan sebuah kekuatan yang benar-benar kuat dan dengan level yang jauh diatas itu. Flame Dragonic Chronos Sword! Yak ini hanya level menengah sih hehe..."

"T-tidak mungkin! B-bagaimana bisa k-kau menggunakan tekhnik dengan level diatas 90???" Sahutnya dengan lemas.

"Mustahil!!! Seorang pemuda ini memiliki kekuatan yang luar biasa dan tidak terbayangkan!" Sahut Mc dengan sangat terkejut.

Ini sih belum seberapa di bandingkan dengan tekhnik yang sangat kuandalkan.

"Kalau begitu apa kau masih ingin pertarungan ini berlanjut, pangeran Ranus?" Sahutku.

"Hah!? T-tentu saja! Aku tidak akan menyerah walaupun kau memiliki kekuatan legendaris seperti itu."

"Ehh? Tapi kau bisa mati loh."

"Heh!??"

Dan tiba-tiba...

"Cukup Lein."

Heh? Suara itu...
"Sevilia?"

Tiba-tiba Sevilia datang dan menghampiriku di tengah-tengah arena.

"Dengan level kekuatan yang jauh berbeda sudah jelas akan di menangkan oleh siapa. Maka dari itu aku memohon pertarungan ini segera berakhir..." Kata Sevilia pada Mc.

"Ahh... b-benar juga sih. Tapi..."
Ujar Mc dengan ragu.

"Hmm... apa yang kau lakukan Sevilia?" Ujarku.

"Sudah jelas menghentikan dirimu. Apa kamu mau membunuhnya?" Jawabnya dengan sangat dekat.

"Heh! Ahh... t-tidak. Bukan begitu maksudku..."

"Pangeran, tanpa kuberitahu tuan juga sudah melihat seperti apa kekuatan yang dimiliki oleh kekasihku ini, dia sangatlah kuat."
Ujar Sevilia pada pangeran.

Heh!? Apa katanya???
Aku benar dianggap kekasihnya??

"Hmm... dengan perasaan yang kubenci ini aku harus mengakuinya. Yak, pertarungan ini dimenangkan olehnya..." Sahut pangeran sambil meninggalkan arena.

Haa!?
D-dia kabur gitu saja??
Dasar pangeran macam apa dia itu.

"Hehe... ayo kita pulang."
Sahut Sevilia dengan senyum manisnya dan sambil menggenggam tanganku.

"Ehh... b-baiklah."

Ada apa sebenarnya dengan dia ini.

"Pertarungan ini dimenangkan oleh Lein! Pemuda yang menjadi tanda tanya besar siapa sebenarnya dia!" Teriak Mc dengan heboh.

Ya ampun kenapa harus dilebih-lebihkan begitu. Ditanggapi biasa saja lah...

DIBALIK PENGLIHATAN SALAH SATU PEMUJA KEGELAPAN.

"Menarik sekali... menarik sekali! Sang pangeran Ranus saja dengan sangat mudah dia atasi, siapa pemuda itu sebenarnya... aku harus menyelidikinya. Dan ini akan menjadi informasi yang sangat berharga bagi yang mulia haha..."

●○●