3. kesialan di sekolah

1.5K 66 0
                                    

Onna menatap Alex bingung. Sebab, Alex menatapnya kesal,ah tidak. Itu tatapan marah.

"Lex...lo kenapa ngelihatin gue begitu banget?" Tanya Onna dengan suara pelan.

Kini mereka berada didepan rumah Onna. Dengan Alex yang duduk diatas motornya sedangkan Onna berdiri di hadapan Alex.

"Bener lo semalem ke minimarket sendirian?" Tanya Alex.

Onna mengangguk pelan, "iya. Lo tahu dari mana?"

Alex berdecak lalu menatap Onna kesal, "Na! Lo kenapa gak minta temenin gue sih? Lo kan bisa lemparin benda ke kaca balkon kamar gue kalo gue gak angkat telpon. Jangan sampe lo pergi sendiri gitu! Bahaya,Na!"

Onna memanyunkan bibirnya, "gue kan gak kepikiran sampe ke situ,Lex. Lagian lo tumben jam sebelas udah tidur?"

"Gak usah mengalihkan pembicaraan! Tapi lo kemarin gapapa kan? Gak ada yang jahatin lo,kan?" Alex memutari tubuh Onna, membuat Onna pusing.

"Alex,ih!" Onna memukul tangan Alex hingga Alex berhenti memutari tubuh Onna, "pusing tahu, diputer-puter gitu! Gue baik-baik aja kok!"

Alex menghela napas pelan, "lain kali, jangan gitu lagi! Kalo sampe gue tahu lo pergi sendirian malem-malem lagi, gue gigit lo!"

Onna menyerit bingung, "gigit? Emang kata lo, gue makanan apa, digigit- gigit!"

Alex tertawa kecil, "makanya jangan bandel!" Ucap Alex sambil mengacak rambut Onna.

"Alex! Udah ayo berangkat, nanti telat," Onna memakai helmnya.

-----------------

Cindy menghampiri Onna yang sedang menyalin pr.

"Na!" Cindy menepuk pundak Onna.

"Iya?" Jawab Onna dengan tatapan tetap fokus pada buku.

"Lo kemarin jadi pergi sendirian ke minimarket?"

Onna mengangguk pelan tanpa mengalihkan pandangannya. Cindy menggebrak meja hingga satu kelas kaget dan menatap Cindy bingung. Cindy hanya tersenyum sambil meminta maaf.

"Apa-apaan sih, lo, Cin! Kaget gue," Onna menatap Cindy kesal.

Cindy menatap Onna tajam, "lo ini bego apa yak. Lo cewek,Na! Terus lo jalan sendirian pas tengah malem," Cindy menggelengkan kepala tak percaya, "gue kira semalem pas gue bilang gak bisa nemenin lo, lo gak jadi pergi. Ternyata...lo nekat banget ya."

Onna memanyunkan bibirnya, "di omelin mulu,sih, gue. Kesel."

"Ya, gimana gak di omelin! Lo bandel banget,sih!" Ucap Gifan yang entah dari kapan sudah ada disamping Onna.

"Lo lagi, nyamber aja kayak tiang listrik," Onna kembali melanjutkan kegiatan menyalin pr nya.

-----------

Jam istirahat kali ini, Onna pakai untuk menghabiskan waktu diperpustakaan. Entah setan apa yang merasuki tubuhnya hingga ia ingin menyalin catatan dari buku buku yang ada diperpus.

Onna sendirian, karena yang lain lapar dan memilih ke kantin. Sebenarnya Onna tidak keberatan. Tapi...dia jadi kayak jomblo, eh, emang jomblo kan.

Onna membalikkan kertas untuk melihat halaman selanjutnya dari buku tentang sejarah kemerdekaan Indonesia yang tebalnya pake banget.

"Serius banget,sih."

Suara yang ada didepannya, mampu mengalihkan fokusnya.

Alex. Ia tersenyum saat Onna menatapnya bingung.

"Lho,kok?" Onna menggaruk pipinya. Entah mengapa, bila bingung Onna kadang menggaruk pipinya.

Alex tertawa kecil, "gue udah selesai makan, jadi gue berbaik hati dengan membawakan lo minuman biar lo gak dehidrasi."

Onna menggeleng kecil, "gak segitunya,Lex..." ucapan Onna dibalas tawa oleh Alex.

"Lo masih lama?" Tanya Alex yang mulai bosan berada diruangan yang dipenuhi buku seperti ini.

Onna mengangguk pelan, "lo kalo mau duluan gapapa kok, gue juga daritadi udah sendiri."

Onna mendongak saat mendengar decitan kursi. Terlihat Alex sudah berdiri dari duduknya tadi, ia sedang merapihkan baju nya.

"Yaudah, gue duluan. Lo jangan lama-lama disini!"

Onna menyerit bingung, "kenapa?"

Kenapa gak boleh lama-lama coba? Kan bagus disini, bisa nambah ilmu pengetahuan, adem lagi.

"Takutnya nanti lo ketiduran lagi, kan disini adem," setelah mengucapkan itu Alex buru-buru pergi dari hadapan Onna yang sudah melotot.

"Alex!" Teriak Onna kesal yang langsung mendapat perhatian satu penghuni perpustakaan.

"Hei,kamu! Kecilkan suaranya. Ini perpustakaan bukan hutan!" Tegur penjaga perpustakaan.

Onna tersenyum kikuk lalu mulai merapihkan buku-buku nya. Ia berjalan menuju meja penjaga perpustakaan.

"Saya pinjam dua buku ini,ya,bu."

Penjaga perpustakaan yang biasa dipanggil bu perpus itu mengangguk lalu mengetik sesuatu. Onna tersenyum sekali lagi kepada bu perpus sebelum keluar dari perpustakaan.

Onna melangkahkan kakinya dengan kesal. Semua ini salah Alex! Dia sangat malu saat semua perhatian orang yang kebanyakan tidak dikenal olehnya tertuju padanya. Sangat memalukan!

"Awas aja Alex, kalo ketemu gue pukulin dia!" Gumam Onna sambil terus mengumpati Alex dengan nada suara pelan selama perjalanan menuju kelas nya. Jarak kelas nya dan perpustakaan tidak terlalu jauh karena masih satu lantai, yakni di lantai satu.

Saat akan memasuki kelas, tubuh Onna bertubrukan. Entah dengan siapa, yang pasti laki-laki.

"Aw!" Teriak Onna saat bokongnya mencium lantai. Buku yang tadi ia bawa berserakan dilantai.

"Eh, sorry gue gak liat lo," Fahri meringis melihat tatapan sinis dari Onna.

"Ngeselin banget,sih,lo! Bantuin gak?!" Onna mengangkat kedua tangannya, meminta Fahri untuk membantu membangunkannya.

"Iya,iya" Fahri menggenggam kedua pergelangan tangan Onna lalu menariknya sampai Onna bangkit berdiri.

"Aduh, sakit nih! Tanggung jawab lo!" Onna mengelus bokokngnya yang terasa sakit.

Fahri menggaruk kepalanya, "tanggung jawab gimana?" Tanya Fahri yang membuat Onna menggeram kesal.

"Bodo,lah! Bawain tuh,buku gue," Onna menghentakkan kaki nya sebelum berjalan masuk ke kelas dan duduk dikursinya.

Kejadian itu...tak luput dari perhatian semua orang yang ada di kelas.

------------

Onna menatap Alex kesal, sebab Alex tidak mau menemani nya yang sedang ingin makan pizza hut.

"Alex! Ayo temenin," Onna tetap membujuk Alex. Dia tidak boleh menyerah, ini demi kepuasan perutnya.

"Ya ampun,Na. Sekarang itu udah jaman teknologi canggih. Lo bisa mesen dari handphone, nanti dateng dah,tuh pizza."

Onna cemberut, "gue maunya makan disana! Kalo di rumah sensasinya udah beda."

Alex menyentil kening Onna membuat Onna mengaduh sakit.

"Alex mah, kasar," Onna terus mengusap keningnya.

"Bodo. Cepet pake jaket sana!" Suruh Alex membuat Onna bingung.

"Lho? Buat apa? Gue gak kedinginan kok,"

"Lo gak jadi mau gue temenin,nih? Oke gu-,"

"Eh,eh, iya. Tunggu bentar," Onna berlari menuju kamarnya, tempat dimana ia menyimpan jaketnya.

------------

Teman Saja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang