Gadis dengan rambut lurus sebatas bahu itu berjalan riang setelah turun dari mobil. Ia mengedarkan pandangannya kepenjuru sekolah, dan pandangannya terpaku pada dua orang lawan jenis yang berjalan dari arah parkiran sambil bergandengan tangan.
"Pacaran kali ya?" Gumamnya pelan, "samperin ah, siapa tahu bisa jadi temen baru."
Gadis itu berlari kecil menghampiri pasangan tadi.
"Hai!" Sapanya saat sudah berada dihadapan mereka.
Sang cewek menyerit lalu segera tersenyum, "hai juga."
Gadis itu menunggu balasan sapa dari sang cowok, tapi cowok tersebut tak kunjung bicara, hanya menatapnya datar. Sang cewek yang sadar dengan yang terjadi langsung menyenggol lengan si cowok.
"Steve, bales dong sapaannya," seru sang cewek.
Steve mengangguk, "hai," setelah mengucapkan itu ia langsung berlalu melanjutkan perjalanannya menuju kelas.
Gadis dengan gigi gingsul itu menatap kepergian Steve sedih, "gak jadi punya temen cowok,deh." Gumamnya.
Sang cewek tersenyum tak enak kepada gadis itu. Dia menyodorkan tangannya bermaksud mengajak si gadis untuk berkenalan.
"Gue Cindy, maaf ya, Steve emang gitu. Cuek-cuek tapi sebenernya dia perhatian kok!"
Gadis itu membalas jabatan tangan Cindy dengan senang hati, "Reyna, panggil aja Nana. Iya, gakpapa kok. Yang penting Cindy gak begitu,hehe." Reyna menyengir memperlihatkan gigi gingsulnya.
Cindy memekik pelan, "nama panggilan lo mirip sama nama panggilan sahabat gue! Ayo, lo harus ketemu sama Onna," Cindy menarik lengan Reyna menuju kelasnya. Sedangkan Reyna hanya diam mengikuti Cindy, ia juga bingung harus kemana karena dia belum tahu dimana kelasnya.
Cindy melempar tasnya lalu menggoyangkan lengan Onna yang sedang memainkan handphonenya. Onna menoleh dan menatap Cindy kesal.
"Apa sih,Cin?"
Cindy menyengir lalu menoleh pada Reyna membuat Onna mengikuti arah pandangnya. Reyna yang kala itu sedang tersenyum lebar sambil terus melambaikan tangannya kepada semua murid dikelas ini.
"Gue mau ngenalin lo sama Nana. Nana, ini Onna. Onna, ini Nana. Ih, lucu deh nama kalian mirip gitu!" Ujar Cindy geregetan sendiri.
Onna terkekeh lalu langsung menyodorkan tangannya kepada Reyna a.k.a Nana.
"Gue Alvionna, panggil aja Onna."
"Reyna, panggil aja Nana," Nana tersenyum memperlihatkan gigi gingsulnya membuat Onna memekik.
"Ih! Lo punya gingsul, lucu!"
Nana tertawa kecil, "dulu, aku sempat mau pake behel biar gak gingsul lagi. Tapi kata kakak aku gak usah, kayak gini aja lucu." Nana terkekeh setelah mengucapkan itu.
Onna mengangguk antusias, "gue setuju sama kakak lo itu. Ngapain gigi dipagerin, gak bakal ada yang nyolong kok."
Perkataan Onna membuat Nana tertawa keras, begitu juga Cindy. Membuat perhatian penghuni kelas tertuju pada mereka, oh, bukan, tapi pada Nana.
Onna menggeleng pelan melihat tatapan gemas dari para cowok kepada Nana. Ya...tapi, Onna tidak menyangkal itu sih. Nana memang sangat lucu, walau sedang tertawa keras, ia masih terlihat unyu-unyu gituuu.
Apalagi gigi gingsulnya yang menambah kesan manis. Rambutnya sebatas bahu dengan warna hitam pekat dihiasi bando berwarna pink.
"Hm...aku boleh minta tolong gak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Saja
Teen Fiction[ sekuel friendzone ] Takdir kita memang hanya menjadi sebatas teman. Tidak lebih. Started: 4 september 2018 Completed: 15 Desember 2019 HAPPY READING!❣