Onna membaca soal dikertas lembar itu dengan teliti. Soal yang terakhir ini cukup sulit,ralat, sangat sulit!
"Bodo amat yang penting gue isi," ucap Onna pelan sambil mengisi jawaban dengan asal.
Onna berdiri lalu mengumpulkan kertas jawabannya dimeja guru, setelah itu ia keluar kelas dan langsung melompat riang.
"Goodbye UAS!" Ucap Onna lumayan keras lalu segera berlari ke lapangan.
Onna berjalan santai sambil sesekali membalas sapaan dari teman-temannya maupun adik kelas. Ia tersenyum ketika melihat Alex sedang mengobrol dengan teman gengnya.
"Alex!" Panggil Onna sambil menepuk pundak Alex.
Alex menoleh, "wih, akhirnya selesai juga Lo".
Onna hanya menyengir, "ayo pulang".
Alex mengangguk. Lalu setelah pamit dengan teman-temannya mereka berjalan bersama menuju parkiran tempat motor Alex diparkir.
"Gimana,Na?"
Onna menyerit bingung, "oh,ulangan? Susah anjir! Pusing abdi".
Alex menggeleng," bukan, jawaban Lo".
Onna semakin bingung, ia menggaruk pipinya yang tak gatal. Melihat itu Alex langsung berdecak kesal.
"Pulang ayo!"
----------------
Zito mematikan mesin mobilnya lalu berjalan masuk kerumah. Dia berjalan mengendap-endap karena melihat Onna sedang makan sendirian. Ia berniat menjahili Onna."Dor!" Teriak Zito sambil memegang kedua bahu Onna dari belakang.
Onna tersentak lalu langsung terbatuk karena ia sedang mengunyah makanannya.
"Bang Zito! Uhuk!"
Melihat itu Zito menepuk pelan punggung Onna, tetapi tetap ia tertawa puas.
"Gak ngajak ngajak sih makannya,"
Zito duduk di samping Onna saat dia sudah selesai batuknya.
"Kan Bang Zito gak bilang mau pulang sekarang".
Onna menyodorkan piringnya pada Zito, "mau?"
"Gak ah, udah makan tadi sebelum berangkat".
Onna mengangguk lalu kembali makan dengan hening.
"Alex mana?" Tanya Zito.
Onna hanya mengangkat kedua bahunya karena ia masih mengunyah makanannya.
"Gue ke kamar dulu ya," Zito mengelus pucuk kepala Onna lalu berlalu ke kamarnya.
Onna mengangguk lalu kembali melanjutkan makannya. Sebelum suapan terakhir, ponselnya berbunyi.
"Halo?"
"Na, ke rumah gue sekarang!"
Onna menjauhkan ponsel dari telinganya karena Gifan berteriak sangat kencang.
"Ngapain Fan? Gue lagi makan ini."
"Elah, udah cepet kesini. Urusan Alex ini!"
"Ish, yaudah iya. Setengah jam lagi ya."
"Si anj--
Onna segera mematikan sambungan teleponnya sebelum Gifan mengumpat. Setelah itu ia membereskan piringnya dan berjalan menuju kamarnya.
Onna mengambil cardigan dan memakainya lalu membawa sejumlah uang dan juga ponselnya. Dia keluar kamarnya lalu berhenti.
"Gue kesana naik apa ya?" Tanyanya entah pada siapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Saja
Teen Fiction[ sekuel friendzone ] Takdir kita memang hanya menjadi sebatas teman. Tidak lebih. Started: 4 september 2018 Completed: 15 Desember 2019 HAPPY READING!❣