Onna kembali berdecak saat telponnya tidak diangkat oleh Arkan. Entah sudah berapa kali ditelpon, tapi yang jawab selalu operator.
"sumpah, kalo ini gak diangkat lagi, gue ngambek sama kak Arkan."
Onna menghela napas sambil menatap layar handphonenya penuh harap.
Sejak pulang dari acara jalan-jalan kemarin yang berakhir dengan sedikit pertengkaran, Arkan tidak membalas pesan dan panggilan telpon darinya. Onna sudah mengunjungi rumahnya tadi siang, tapi rumah tersebut sepi.
"Kak Arkan, angkat dong." Gumam Onna sambil tetap menatap layar handphonenya.
Tepat sebelum suara operator terdengar, suara Arkan memasuki pendengarannya.
"Halo."
Onna sedikit terkejut mendengar suara Arkan yang sedikit serak.
"Kakak baru bangun?" Tanya Onna dengan suara pelan. Masih terbayang kejadian kemarin, apa Arkan masih marah?
"Kenapa?"
Onna menggigit bibir bawahnya karena gugup. Sepertinya Arkan memang masih marah.
"Eum, tadi aku ke rumah tapi rumah sepi. Pada kemana emang,kak?"
Sungguh, ini sama rasanya saat pertama kali mereka baru berkenalan. Canggung!
"Gatau, baru bangun."
Onna meremas bantal yang ada didekatnya. Ini kenapa jadi canggung banget!
"Kakak masih marah karena kemarin,ya?"
"Alex belum bilang?"
Onna terdiam, kaget tiba-tiba Arkan nyebut nama Alex. Apa saja yang sudah terjadi saat dia ketiduran semalam?
"Bilang apa,kak?"
Terdengar Arkan menghela napas lalu disusul suara pintu dibuka.
"Gue mandi dulu, ntar gue jemput."
Setelah itu sambungan telpon langsung ditutup oleh Arkan.
--------------
Onna berjalan menuruni tangga sambil merapihkan rambutnya. Ia sudah rapih dengan celana Levis dipadu baju lengan pendek dan cardigan tipis.
"Mau kemana Lo?"
Onna terdiam sebentar lalu memilih menghampiri Alex yang sedang duduk di sofa sambil menonton tv.
"Lex, ada yang mau Lo omongin?" Tanya Onna saat dia sudah duduk disebelah Alex.
"Hah?"
Onna berdecak kesal, "yang disuruh kak Arkan. Kok gak Lo sampein ke gue?"
Alex berpikir sejenak lalu berteriak heboh.
"Ohhhh! Itu."
Onna semakin dibuat kesal, "apa?"
Alex menggaruk tengkuknya bimbang. Ini bilangnya gimana?
"Begini..."
Onna menatap Alex yang menggantungkan kalimatnya. Ini maksudnya gimana sih? Mau main tebak-tebakan?
"Apa, Lex?!"
Alex berdecak.
"Arkan mercayain Lo ke gue."
Onna menukik alisnya tanda ia tak mengerti.
"Hah? Mercayain?"
"Lo mau kemana?" Tanya Alex berusaha mengganti topik pembicaraan, entah mengapa ia sangat gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Saja
Teen Fiction[ sekuel friendzone ] Takdir kita memang hanya menjadi sebatas teman. Tidak lebih. Started: 4 september 2018 Completed: 15 Desember 2019 HAPPY READING!❣