Onna, Alex, Steve, Cindy, Gifan, dan Fahri kini sedang berada di kafe. Kafe ini adalah tempat dimana Steve putus dengan Cindy. Awalnya Cindy ingin menolak untuk ke kafe ini, tapi...dia takut dibilang gagal move on. Walau sebenarnya sih, emang bener.
Ah iya, kabar Steve dan Cindy putus sudah diketahui oleh sahabat-sahabatnya. Tentu bukan dari Steve melainkan Cindy yang memberitahukannya langsung. Awalnya mereka tidak percaya, tapi setelah Steve membenarkannya mereka percaya.
"Jadi, besok kita ke Dufan?"
Besok tanggal merah, jadi mereka memutuskan untuk pergi bersama. Tujuan mereka kali ini adalah Dufan yang ada di Jakarta.
"Boleh deh, penasaran gue sama Dufan," ucap Cindy setelah meminum milkshake oreonya.
"Gue mah ikut aja. Yang penting besok jadi pergi," Steve mengangkat kedua bahunya.
"Lo gimana,Na?" Tanya Gifan.
"Yaudah, kita kesana aja".
Gifan mengangguk, "oke, berarti ki,"
"Lo gak nanya gue?" Tanya Alex yang sedaritadi diam.
Fahri mengangguk membenarkan, "gue sama Alex belum ngasih pendapat lo udah oke aja".
Gifan berdecak, "aelah, kalian mah pasti ikut dan mau. Ya 'kan?"
Alex dan Fahri menyengir.
"Jadi, besok kita berangkat jam berapa?" Tanya Onna.
"Jam tujuh aja," usul Cindy.
"Anjir, pagi bener".
Cindy mendelik, "Jakarta macet. Kalau kita berangkat siang mau nyampe sana jam berapa? Terus, nanti pulangnya pasti kemaleman".
"Iya, mending kita berangkat pagi biar pulangnya gak kemaleman," Steve menyetujui usulan Cindy.
"Yaudah, besok jam tujuh kurang harus udah dirumah gue ya?"
Onna, Alex, Cindy, Steve, dan Fahri mengangguk setuju. Mereka akan berkumpul dirumah Gifan karena mereka akan menggunakan mobil Gifan untuk keJakarta.
"Yaudah, pulang yuk. Udah jam delapan".
-----------------
Onna menguncir rambutnya menjadi satu seperti ekor kuda. Ia menatap dirinya dicermin. Dengan kaos berwarna hitam dipadukan celana panjang berwarna putih lengkap dengan sepatu berwarna hitam. Ia memakai tas selempangnya yang berisi dompet, handphone, dan powerbank.
Setelah merasa siap, Onna menghampiri kamar Alex lalu mengetuk pintunya.
"Sebentar!"
Alex membuka pintu kamar lalu mereka pun bergegas turun kelantai dasar. Rianti dan Gilang terlihat sedang berbincang sambil memakan sarapan mereka dimeja makan.
"Eh sayang, ayo sarapan dulu," Rianti mendekatkan piring yang berisi nasi goreng kehadapan Alex dan Onna.
Mereka makan sarapan dengan obrolan ringan. Alex sesekali menyebutkan pernyataan konyol membuat mereka tertawa.
"Alex, udah jam tujuh kurang lima belas," Alex menoleh kearah Onna lalu mengangguk.
"Mah, Pah, Alex sama Onna berangkat dulu," Alex bangkit lalu mencium punggung tangan kedua orangtuanya diikuti Onna.
"Hati-hati disana. Jangan berpencar sama teman kalian yang lain," pesan Gilang.
"Iya Pah," jawab Alex dengan disertai senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Saja
Teen Fiction[ sekuel friendzone ] Takdir kita memang hanya menjadi sebatas teman. Tidak lebih. Started: 4 september 2018 Completed: 15 Desember 2019 HAPPY READING!❣