17. lupa

981 54 8
                                    

Arkan menghela napas lelah. Hari ini jadwal dikampusnya sangat banyak, sampai ia baru bisa pulang hampir jam 9 malam. Ia merebahkan tubuhnya diatas kasur lalu menyalakan handphonenya.

"Oh,iya anjir! Onna!" Arkan langsung menelpon nomor Onna tanpa membaca pesan-pesan yang dikirim Onna.

"Nggak diangkat lagi," Arkan mencoba untuk menelpon lagi dan akhirnya dijawab.

"Halo,Kak?"

"Na, sorry gue lupa kalo kita mau latihan, gue baru pulang ini. Mau latihan sekarang?"

"Eh, iya Kak, nggak apa-apa kok. Latihannya besok aja, kasian Kak Arkan baru pulang, hehe".

"Sekali lagi maaf ya, Na. Gue bener-bener lupa".

"Iya, Kak, nggak apa-apa. Yaudah, Kakak istirahat aja sekarang, jangan sampe sakit!"

"Emang kalo sakit kenapa?"

"Nanti nggak ada yang ngajarin aku main gitarnya,dong".

"Oh, jadi perhatian cuma karena ada maunya doang?"

"Eh, eng-enggak! Maksudnya bukan gitu".

"Terus?"

"Ya-kan kasian keluarga Kakak, terus juga nanti ketinggalan pelajaran dikampus".

Arkan tersenyum, dia sangat bahagia!

"Iyaudah, selamat malam".

"Iya,malam".

Arkan memutuskan sambungan teleponnya lalu tersenyum lebar. Rela deh pulang malem kalo akhirnya kayak gini.

"Eh, tapi kalo gue pulang malem terus nanti nggak ketemu dong?" Ucap Arkan pada dirinya sendiri, sontak Arkan menggeleng.

"Nggak, cukup kali ini aja. Besok jangan pulang malem lagi".

Arkan mengangguk seolah meyakinkan diri, "iya, cukup sekali".

"Kak".

Arkan menoleh kearah pintu, "kenapa,Na?" Arkan membuka pintu dan melihat Nana yang memakai piyama tidurnya sambil memeluk boneka pokemon berukuran sedang.

"Aku tidur disini ya?"

Arkan menyerit, "emang dikamar kamu kenapa?"

"Mau tidur bareng Kakak!"

"Yaudah, iya".

Nana berseru senang lalu langsung berlari menuju kasur yang ada dikamar Arkan. Dia tidak langsung tidur tapi memainkan tablet Arkan.

Arkan menggeleng lalu masuk kekamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai ia juga naik kekasur dan membaringkan tubuhnya.

"Tidur,Na".

"Iya, sebentar lagi," sahut Nana tanpa mengalihkan fokusnya dari tablet.

Melihat itu Arkan berdecak kesal lalu merebut tabletnya membuat Nana berteriak.

"KAKAK!"

Arkan menaruh tabletnya dibalik bantal lalu kembali membaringkan tubuhnya, "tidur".

Nanan mengerucutkan bibir tanda ia kesal, "sebentar lagi aku menang itu".

"Tidur,Na," Arkan memejamkan matanya berusaha tidur.

"Kak".

"Hm?"

Nana menggoyangkan lengan Arkan membuat Arkan membuka matanya menatap Nana.

"Laper".

"Mau makan apa?"

Teman Saja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang