☆
"Jika Tuhan hanya mengijinkan aku untuk mengingat satu nama saja untuk aku ingat seumur hidup, maka aku akan dengan sangat senang untuk hanya mengingat namamu di sepanjang hidupku. Karena aku butuh kamu."
--
"Tolong! Tolong!"
Suara hujan begitu deras di luar sana di iringi suara petir yang menggelegar membuat siapapun bergidik ngeri.
"Tolong! Buka pintunya!"
Kegelapan menyelimuti sebuah ruangan yang tidak terawat. Kotor, usang, dan bau menyengat menusuk tajam di hidung seorang gadis yang tengah terkurung di sana. Tak ada cahaya sama sekali, tak ada tanda-tanda ada orang di sekitarnya yang siap untuk menolongnya terbebas dari ruangan menyeramkan itu. Ia berteriak sekencang-kencangnya, tidak peduli jika nanti pita suaranya dapat terputus. Yang terpenting ia bisa keluar dari tempat ngeri ini sekarang juga, dan berharap seseorang bisa menolongnya untuk terbebas dari tempat ini.
"Jefff!!! Tolong!!"
Hanya sebuah nama yang ia ingat, hanya sebuah nama yang terus ia teriakan, dan hanya sebuah nama itu yang selalu keluar dari bibir tipisnya ketika ia merasa membutuhkan bantuan. Karena seseorang itu telah berjanji untuk segera datang ketika dirinya memanggilnya.
"Jeffrey!'
--
"Ca, bangun Ca! Ini gue Genta!"
Genta yang sedari tadi duduk menunggui Caca yang tengah terbaring di kamar sebuah rumah sakit, terperanjak kaget ketika mendadak Caca berteriak meminta tolong. Padahal kedua matanya masih tertutup rapat, sepertinya ia sedang dalam mimpi buruk!
"Ca, bangun!"
"Jeff!" Caca akhirnya membuka matanya lebar, bersamaan dengan suara teriakannya yang sangat keras itu.
Genta semakin panik, pasalnya wajah Caca nampak pucat dan berkeringat dingin.
"Ca, ini gue. Genta."
Pandangan Caca masih kosong, Ia menatap ke langit-langit ruangan yang berwarna putih bersih di atasnya. Napas Caca terdengar tidak teratur, seperti tersengal-sengal. Bahkan ia seperti tuli tidak mendengar suara Genta di sebelahnya yang telah memanggilnya beberapa kali itu.
Genta mulai mengelus sebelah pipi Caca lembut, "Ca,"
Caca akhirnya mendengar bisikan Genta di sebelahnya, ia menoleh lalu mendapati Genta yang tengah mengelus wajahnya dengan lembut.
"Ge-Genta." suaranya bergetar, dan terdengar lirih.
"Iya, Ca ini gue." Genta mengangguk, sedikit merasa lega bahwa Caca sudah siuman.
Semenjak menemukan Caca tadi malam di dalam gudang, ia segera membawa sahabatnya itu ke rumah sakit terdekat. Semalaman Genta tidak tidur untuk menunggui Caca dengan rasa kekhawatiran yang terus saja menyelimutinya, padahal Caca sudah aman berada di hadapannya. Hingga pagi ini, rasanya ia sangat lega melihat Caca sudah siuman dan terlihat baik-baik saja, walaupun baru saja Caca sempat mengigau dan membuat Genta panik. Tapi untung saja kini Caca telah sadar sepenuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Promise ( ✔ )
Fanfiction[COMPLETED] "I promise not to fall in love with my bestfriend." "Let's not fall in love." Banyak orang bilang sahabat bisa jadi cinta? Namun Caca, Jeffrey, Genta dan Leah sudah mengikrarkan janji bersama untuk tidak akan pernah melibatkan 'cinta' d...