XVI. Curious

705 147 21
                                    






Detak jantung Caca tidak bisa ia kontrol. Hingga sepertinya lelaki di depannya itu juga mendengar betapa kerasnya suara degup jantungnya.

Caca terdiam membisu ketika Jeffrey dengan mudahnya mengatakan suatu hal dengan tatapan yang tidak biasa. Bahkan tidak ada tanda-tanda lelaki itu bergurau atau hanya membual saja. 

Jeffrey masih menatap lekat kedua manik mata Caca. Beberapa detik berlalu setelah Jeffrey menyerukan jawaban yang mampu membuat Caca mematung tak bergerak.

MEONGGG.............

Hingga akhirnya suara kucing menyadarkan mereka berdua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hingga akhirnya suara kucing menyadarkan mereka berdua. Caca menarik nafas dalam-dalam seperti ia kehabisan nafasnya selama beberapa detik lalu. Sempat berdehem, lalu membuang pandangannya ke arah lain dengan cepat. Yang penting, ia bisa lepas dari kedua mata Jeffrey yang membuatnya bisa seperti ini.

"Gue pulang dulu ya." Jeffrey sudah berdiri dari duduknya.

Caca ikut berdiri sambil kepalanya mengangguk-angguk. "Ya."

"Jagain kucingnya."

"Iya."

"Yaudah."

"Iya."

"Dah."

"Iya."

Tak kunjung pergi, Jeffrey masih berdiri di tempatnya. Memandang geli ke arah Caca yang sedang membenarkan bandana dengan pandangan yang entah kemana, yang pasti Caca tidak memandang ke arah Jeffrey sejak ia berpamitan.

Seulas senyum jail tergambar dari wajah Jeffrey. Ia melipat kedua tangannya di dada dengan masih memandang Caca geli. Kepalanya ia miringkan ke samping dengan tatapan lurus ke arah Caca.

"Lo kenapa?" tanya Jeffrey dengan senyumnya.

Caca sempat menoleh. "Hah?" Lalu memalingkan wajah lagi setelah sebentar menangkap wajah Jeffrey. "Kenapa apanya? Biasa aja."

Senyum Jeffrey semakin lebar hingga lesung pipinya terlihat. Ia melangkah mendekati Caca, lalu setelah dekat ia mengambil pipi Caca untuk di cubit hingga yang punya pipi sempat terkejut.

"Gemesin." ujar Jeffrey.

Caca hanya pasrah pipinya di tarik-tarik oleh Jeffrey. Lalu ia mulai menarik tangan Jeffrey ketika tiba-tiba ia merasa kesulitan bernafas setelah wajah Jeffrey terlalu dekat dengan wajahnya.

"Cepet pulang sana! Ngeselin!" teriak Caca kesal. Dua langkah ia mundur ke belakang menjauhkan diri Jeffrey.

"Oh jadi ngusir gue?"

"Gak ngusir. Kan lo tadi udah pamitan!"

Jeffrey tertawa geli. Lalu akhirnya ia berjalan menuju ke pintu, tak lupa ia menarik tangan Caca supaya ikut bersamanya. Sempat berontak untuk melepaskan tangannya yang di genggam Jeffrey, tapi sepertinya Caca tidak terlalu kuat saat ini.

The Promise ( ✔ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang