XXV. Call My Name, And I'll Be There For You

709 151 28
                                    

---

I Promise... I'll be there...

Whenever you need me
To be by your side

Whenever you need me
To not make you slide

Whenever you need me
To stand tall for you

Whenever you need me
To always stay true

Whenever you need me
To not tell you lies

Whenever you need me
To not give you cries

Whenever you need me
To give you all you need

Whenever you need me
To be a friend indeed

Whenever you need me
To protect and fight for you

And whenever you need me
To be strong and mighty for you

Just remember one thing...

Just call my name... and

I PROMISE... I'LL BE THERE

© Julia Pascual

####









Seorang gadis kecil bersurai hitam yang terkuncir dua itu terduduk di atas lantai dengan memeluk kedua kakinya. Ia menangis, merasa sangat ketakutan. Bagaimana tidak? Ia berada di rumah besar miliknya sendirian malam ini.

Kala itu, hujan turun dengan derasnya. Angin kencang menambah suara hujan di luar sana sangat begitu menakutkan. Di tambah suara petir yang menggelegar membuat gadis kecil itu terus saja menjerit memanggil mamanya yang tak kunjung kembali ke rumah.

Tak ada siapapun di sana, ia sendirian duduk di lantai memeluk kedua kakinya. Badan kecilnya gemetar karena saking takutnya ia mendengar suara hujan yang kini di iringi suara petir yang sangat ia takuti. Ia menutup kedua telinganya rapat-rapat menggunakan kedua tangannya. Ia terus saja menangis, menjerit, berteriak memanggil kedua orang tuanya itu.

"Mama! Papa! Caca takut!"

Caca menangis sejadinya, hingga ia sendiri rasanya susah untuk mengambil napas karena saking takutnya saat itu.

"Caca benci hujan! Caca benci hujan!"

Hujan tak kunjung berhenti, ia terus menangis, menjerit ketakutan. Mama-nya tak kunjung kembali sedari sore karena masalah pekerjaan, dan ia harus sendirian di rumah besar malam ini di temani oleh hujan dan suara petir yang dapat memekikkan telinga.

Lalu tiba-tiba, terdengarlah suara petir yang sangat luar biasa kerasnya. Hingga kaca jendela rumahnya bergetar. Caca menjerit dengan kerasnya. Ia sangat takut, ia takut sekali!

'Tuhan, tolong Caca!'

Caca memeluk kedua kaki kecilnya erat-erat, ia menutup matanya rapat-rapat. Membaca berpuluh-puluh doa yang sanggup ia hafal dari bibir kecilnya.

The Promise ( ✔ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang