Chapter 02

2.4K 80 0
                                    

   Seorang lelaki berjalan kearah kamar perempuan. Lelaki yang sudah berpakaian rapih itu mengetuk pintu kamar adik sepupunya. Pagi ini adalah hari pertama adik sepupunya itu masuk kuliah di universitas ternama di lndonesia. Ia sangat sayang terhadap sepupunya seperti adik kandungnya, walau ia tau jika ia hanya tunggal. Tapi tak masalah, sebelum ia menggetuk pintu kamar ia merapihkan dasinya karena nanti akan ada meeting bersama seseorang nanti, ia juga memiliki dua sahabat bernama Gema dan Dema. Mereka berdua sama seperti Genan sudah mengambil alih perusahaan milik orang tuanya. Hanya saja jika Dema, ia lebih tertarik kepada bidang kesehatan bahkan Dema adalah seorang dokter muda, sedangkan Gema tertarik kearah bisnis sama seperti ayahnya. Sesekali lelaki tersebut mengetuk kembali pintu yang ada dihadapannya.

"Karletta, bangunlah ini sudah pagi, dan ini hari pertama kau masuk kuliah." serunya

Pintu terbuka dan terlihat seorang gadis yang masih menggunakan piyama bermotif beruang dan rambut setengah berantakan. Lelaki itu hanya menggeleng kepalanya ia sudah tidak heran terhadap sepupunya itu.

"Ada apa, Ka. Aku masih ingin tidur." ucapnya serak

"Apa kau lupa. Kalua hari ini, hari pertama kau masuk kuliah."

"Oke, oke aku akan bersiap-siap, Genan."

Genan Haldern, dan Karletta Haldern. Genan adalah seorang pengusaha muda anak tunggal dari Mr & Mrs Haldern. Ayah Genan bernama David Haldern seorang billionere di Amerika juga Italia dan ibunya bernama Ranzhel Haldern. Genan bisa seperti ayahnya karena kerja keras dan di bantu oleh David. Genan sudah hampir 2 tahun tinggal di lndonesia karena ia juga menggurusi perusahaan miliknya yang berada di lndonesia. Genan memilik manik mata berwarna coklat, rahang tegas, wajah tampan dan badan bagai atletis. Siapapun yang melihatnua pasti akan terpesona, tapi sayangnya sikap yang sangat dingin dan acuh membuat para kaum wanita susah untuk mengambil hatinya. Tapi Genan memiliki hati yang sangat lembut sebenarnya.

Genan menuruni anak tangga. Ia berjalan kearah ruang makan, seraya menunggu Letta selesai. Ia melihat jam dinding, ternyata sudah jam 06:10, Genan memang sudah terbiasa bangun pagi tapi jika hari libur ia lebih menghabiskannya untuk berolahraga. Di Gym yang berada di dalam mansionnya, di dalam mansion Genan memiliki fasilitas sangat lengkap bahkan halaman yang luas.

Di dalam mansion hanya ada 10 pelayan. 10 bodyguard untuk berjaga-jaga mansion, 2 security, 2 supir dan 1 tangan kanan Genan. Bernama Rional, kepala pelayan bernama Johan. Tapi Genan tidak pernah bertingkah seenaknya terhadap mereka. Genan adil terhadap mereka, bahkan usia Genan jauh berbeda dengan Johan dan Rio. Genan baru berusia dua puluh tiga tahun, sedangkan Letta berusia dua puluh tahun.

Setelah berapa menit menunggu Letta. Akhirnya Letta datang dan duduk manis dikursi makan, Genan menatap Letta datar sedangkan Letta hanya menampilkan senyumannya kepada Genan. Letta sudah biasa ditatap datar oleh kaka sepupunya.

"Apa kau akan pergi ke kampus dengan pakaian seperti itu." ucap Genan

Letta diam dan melihat pakaiannya. Ia berpenampilan cukup terbuka, gadis itu menggunakan rok diatas lutut dan jaket kulit berwarna hitam.

"Ganti pakaianmu dan cepat berangkat. Aku akan menyuruh Rani untuk membawakan bekal untukmu." Genan bangkit dari duduknya

Letta hanya mengangguk menurut. Karena ia memaklumi sikap Genan, tapi ia juga sangat sayang dengan Genan. Letta berlari kearah lantai dua untuk mengganti bajunya. Sedangkan Genan menunggu Letta diruang utama.

Setelah berapa menit. Letta sudah siap dengan pakaian tertutupnya. Genan hanya mengangguk dan berjalan keluar mansion. Letta mengerutkan dahinya entah ia merasa ada yang kurang.

UnforgettableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang