Chapter 26

1K 38 0
                                    

   Hari terus berlalu, dan kini kebahagiaan seseorang lelaki telah kembali. Bahkan dirinya tidak pernah meninggalkan mansion sedikitpun, penjagaan dimansion semakin ketat. Semenjak kejadian dimana dirinya hampir kehilangan gadis yang sangat dicintai itu, dirinya mulai bersikap posesive dan cenderung protektive. Pekerjaan dikantornya juga ia kasih kepada tangan kananya, untuk sementara waktu. Dan kini dirinya tengah memandang gadis yang tengah tertidur pulas, senyumnya mengembang diwajah tampannya. Saat melihat jika gadisnya perlahan sudah terbangun dari tidurnya.

"Morning. My life!" Sapanya seraya mengecup kening gadisnya

"Morning too, My life. Genan! Kenapa kau masih berada disini, kenapa kau tidak pergi kekantor ?"

"Tidak, Ren. Aku tidak akan pergi kekantor untuk sementara ini, aku hanya ingin bersamamu. Menjagamu dan terus berada disampingmu!" Ucap Genan

Rensya tersenyum "Tapi. Tidak seharusnya kau berada disini, kau juga harus menyelesaikan berkas-berkas yang lain mungkin. Dan aku juga harus berangkat kuliah"

Genan menghela nafas. "Rensya. Mulai sekarang kau tidak usah lagi kuliah, kau harus terus diam disini. Aku tidak mau kau kenapa-kenapa, tanpa ada aku disampingmu. Lagi pula, aku memiliki semuanya dan apapun yang kau mau aku bisa menurutinya."

"Tapi, Genan. Aku akan baik-baik saja, banyak bodyguard kau yang menjagaku, bukan ?"

Genan mengubah posisi tidurnya menjadi duduk, Rensya juga ikut mengubah posisinya menjadi duduk. Genan menatap Rensya lekat, rahang Genan mengeras entah apa yang ia rasakan saat ini namun ia tidak suka jika Rensya membantah dirinya. Rensya menghela nafas, jika sudah melihat Genan seperti itu Rensya hanya bisa menuruti perintahnya saja. Karena Rensya tidak mau memancing amarah Genan saat ini.

"Sayang. Kumohon, untuk kali ini kau mau menurutiku. Aku tidak ingin kehilanganmu lagi, aku hanya minta padamu untuk berhenti kuliah tidak lebih. Dan kau tau, aku tidak suka dibantah! Percayalah ini demi kebaikanmu!" Tegas Genan seraya beranjak dari duduknya

Genan melangkah keluar dari dalam kamar Rensya. Rensya diam menatap Genan pergi begitu saja, ia mengusap wajahnya rasanya ingin mengejar Genan. Namun percuma saja pasti Genan tidak akan memperdulikannya jika lelaki itu sedang marah. Rensya berjalan masuk kedalam kamar mandi.

Karlet baru saja keluar dari dalam kamarnya. Ia melihat Genan tengah menuruni tangga, Karlet langsung mengejar Genan. Sampai akhirnya ia langsung mencekal lengan Genan. Genan menoleh kearah Karlet, dengan wajah datarnya. Karlet mendengus kesal saat melihat raut wajah datar Genan.

"Ada apa denganmu ?" Tanya Karler seraya melipatkan kedua tangannya kedada

"Harusnya aku bertanya kepadamu seperti!" Ucap Genan

"Uh! Tadinya aku ingin menanyakan apakah Rensya sudah bangun. Namun aku urungkan niatku untuk bertanya seperti itu, saat melihat wajah datarmu itu. Entahlah kurasa semenjak kejadian itu, kau berubah kembali menjadi Genan yang dingin nan datar!" Kata Karlet

"Sudah ? Dan jika kau bertanya seperti ituz tanyakan lah pada gadis keras kepala itu!!"

Genan langsung melangkah meninggalkan Karlet. Karlet diam melihat Genan pergi begitu saja. Karlet merasa jika Genan sudah kembali seperti dulu lagi, semenjak kejadian Rensya koma lelaki itu menjadi bersikap tempramen. Entahlah, apa itu karna Genan terlalu takut kehilangan Rensya atau apa. Yang jelas Karlet tidak tahu apapun, Karlet berjalan menuju lantai atas kembali lebih tepatnya menuju kamar Rensya.

Genan menghela nafasnya, ia mengacak rambutnya. Apa yang di katakan Karlet barusan itu benar, semenjak kejadian Rensya koma dirinya kembali menjadi dingin bahkan bisa di katakan posesive dan protektive. Genan melakukan itu karna, ia tidak mau lagi kehilangan gadis yang ia cintai untuk kedua kalinya lagi. Dirinya tidak boleh sampai ceroboh untuk penjagaan gadis yang dicintanya. Genan hanya ingin yang terbaik untuk orang-orang yang ia sayanginya, terutama Rensya.

UnforgettableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang