Chapter 28

1K 33 0
                                    

     Satu bulan kemudian...

    Rensya keluar dari dalam mobil sportnya, siang ini Rensya berpamitan kepada Genan untuk pergi ke panti. Genan sudah meminta kepada Rensya agar Dante yang menemani Rensya ke panti. Namun Rensya kekeh untuk pergi tanpa ditemani atau dikawal oleh Dante atau bodyguard Genan. Seorang wanita paruh baya tersenyum saat melihat kedatangan Rensya, begitu juga Rensya tersenyum melihat Karin bersama anak panti lainnya. Kier berlari dengan ria kearah Rensya, dan langsung memeluk tubuh Rensya. Rensya terkekeh saat melihat tingkah Kier kepadanya begitu antusias.

"Kaka! Aku sangat merindukanmu, mengapa kau baru dateng kemari hm? Apa kau tidak merindukanku dan juga yang lain, terutama kepada ibu ?" Oceh Kier

Rensya tersenyum "Maafkan aku, Kier. Aku juga sangat merindukan kalian dan juga ibu, maafkan aku juga aku tidak pernah datang kemari!"

"Hm, apa paman Genan melarangmu untuk kemari, Kak ?" Tanya Kier

"Tidak! Genan tidak pernah melarangku, Kier. Hanya saja waktu itu aku sakit jadi aku tidak bisa kemari, sekali lagi maafkan aku yah!" Ucap Rensya

Kier mengangguk, Rensya langsung menggendong tubuh mungil Kier. Rensya berjalan kearah Karin dan mencium punggung tangan Karin.

"Apa kabar, Bu! Bagaimana keadaanmu juga anak yang lain, maafkan aku baru dateng kembali!" Ucap Rensya

Karin tersenyum "Kabarku seperti yang kau lihat, Nak! Dan anak yang lain juga semuanya baik, bagaimana kabarmu dan Genan ? Apa kalian baik-baik saja ?"

Rensya mengangguk "Yah, Bu. Kami baik-baik saja, dan akhir-akhir ini Genan cukup sibuk dengan semua pekerjaannya"

"Sukurlah jika kalian baik-baik saja. Kau harus sabar jika Genan sibuk dengan pekerjaannya, Rensya!" Ucap Karin

"Iya, Bu. Aku sangat sabar dan mengerti!" Ucap Rensya

"Kau membawa apa, Rensya ?" Tanya Karin

"Oh yaampun, aku lupa. Aku membawa makanan untuk anak panti, Bu. Dan juga beberapa pakaian dan mainan untuk mereka!" Ucap Rensya seraya menyodorkan sebuah belajaan kepada Karin

"Yaampun mengapa kau membelinya banyak sekali, lalu mengapa kau sendiri ? Dimana Genan atau bodyguardnya"

"Iya, Kaka. Dimana paman Genan! Aku merindukannya juga" ucap Kier tampak antusias

"Kier sering sekali bertanya tentang kapan kalian akan datang, karna Kier sangat merindukan kau dan Genan, Nak!" Ucap Karin

Rensya tersenyum mendengar ucapan Karin. Hanya Kier yang sangat dekat dengan Rensya, dan Rensya sangat menyanyangi Kier seperti adik kandungnya.

"Kaka. Apa paman Genan sedang sibuk ? Sampaikan padanya jika sudah tidak sibuk lagi, aku ingin bertemu dengannya dan bermain bersamanya!" Oceh Kier

Rensya terkekeh "Yah, aku akan bilang kepada Genan jika kau ingin bertemunya!"

Kier tertawa saat Rensya mencubit pipi gembulnya. Karin ikut tertawa saat melihat Rensya dan Kier. Tiba-tiba saja ponsel milik Rensya berdering, Rensya mengambil ponselnya didalam tas kecilnya. Ternyata Genan yang menelfon dirinya.

"Hallo, Genan!"

"Hai Baby! Apa kau sudah sampai dipanti ?"

"Yah, aku sudah sampai dipanti sejak tadi, Genan. Kau tidak perlu khawatir oke!"

"Bagaimana aku tidak merasa khawatir, sayang. Kau pergi sendiri tanpa bodyguard, ayolah aku hanya takut kau kenapa-kenapa tanpa aku!"

"Iya aku tau. Tapi sekarang kau tidak perlu khawatir, karna aku sedang bersama Ibu dan Kier"

UnforgettableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang