Chapter 07

1.3K 66 0
                                    

Seminggu berlalu. Dan seminggu itu pun lelaki bermanik mata hitam itu tidak lagi bertemu dengan gadis berambut coklat. Bahkan saat terakhir lelaki itu bertemu dengan gadis berambut coklat itu saat, ia di beritahu oleh adik sepupunya. Jika gadis berambut coklat itu sakit, yah siapa lagi jika bukan Rensya. Iya nama itu yang entah kenapa selalu muncul di dalam pikirannya, dan ia tidak tau ada apa dengan perasaannya akhir-akhir ini. Bahkan perkerjaannya pun tidak fokus, para sahabatnya pun selalu bertanya ada apa dengan dirinya sering sekali melamun. Lelaki itu adalah Genan, ia selalu memikirkan keadaan Ren. Jika boleh jujur Genan rindu terhadap Rensya, entah itu rindu apa yang Genan rasakan.

Saat ini Genan sedang berada di mansion milik Gema. Ia duduk seraya memikirkan Rensya, Gema yang sedang bermain bilyard sadari tadi memperhatikan Genan yang sering sekali melamun. Dema masuk kedalam ruang mini bar milik Gema, Dema menatap Genan dan beralih menatap Gema kembarannya. Ia menatap Gema bertanya ada apa dengan Genan. Sedangkan Gema hanya menaikan bahunya, mereka berdua menghampiri Genan.

"Ada apa denganmu, brother" Gema menepuk bahu Genan

"Apa yang sedang kau pikirkan. Kurasa akhir-akhir ini kau sering melamun" tanya Dema

Genan tersadar dari lamunannya. Ia menoleh kearah Dema dan Gema. Ia menghela nafasnya gusar, jujur saja ia ingin sekali bertemu dengan Ren.

"Apa kau memikirkan Rensya!" Ucap Gema

Deg! Genan menatap Gema. Ia terkejut saat Gema menyebutkan nama Rensya, apa yang diucapkan Gema benar. Ia memikirkan Rensya. Dema dan Gema mengerti sekarang.

"Apa yang kau pikirkan tentangnya ? Bukankah kau sudah melihat kondisinya saat kau bertemu seminggu yang lalu" ucap Gema lagi

"Yang di katakan kembaranku benar, kawan. Kau sudah melihat kondisinya saat kau bertemu seminggu yang lalu. Dan mungkin sekarang keadaannya baik-baik saja" kata Dema

"Dan kita semua bisa merasakan jika kau sangat cemas dan khawatir terhadap rensya, bukan. Tak perlu ada yang ditutupi lagi olehmu, jika kau ingin memastikan gadis itu baik-baik saja secara langsung. Temuilah" sambung Dema

Genan hanya diam mendengarkan ucapan Dema dan Gema. Apa yang diucapkan Dema benar, jika ia ingin mengetahui jika kondisi Rensya baik-baik saja. Ia harus menemuinya langsung agar ia tidak merasa cemas lagi terhadap gadis itu.

"Baiklah. Aku pergi" Genan bangkit dari duduknya dan berjalan keluar

Dema dan Gema hanya tersenyum melihatnya.

"Aku hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk mereka berdua. Dan semoga rensya selalu bahagia bersamanya" ucap Dema tersenyum

"Aku pun berharap begitu. Dan semoga juga genan bisa menjaga seorang gadis untuk kedua kalinya" ucap Gema

Mobil putih milik Genan terparkir rapih di area parkir restaurnt. Ia baru saja sampai di restaurnt biasa Ren berkerja. Ia keluar dari mobil dan berjalan dengan gagahnya seraya merapihkan jasnya. Karena sewaktu ia baru pulang dari kantornya, Genan langsung bergegas pergi ke mansion milik Gema sekedar hanya untuk menenangkan pikirannya. Namun salah saat itu juga pikirannya masih tetap sama. Genan masuk dan sangat beruntung sekali, ia bertemu langsung dengan Kim yang tengah berbicara dengan salah satu pelayannya.

"Kim" ucap Genan

Kim yang di sebut namanya menoleh kearah suara yang familiar. Ia melihat Genan yang tengah berdiri di hadapannya seraya memasang wajah biasa saja.

"Ada apa kau kemari. Apa kau mencari karlet ? Dia baru saja pergi 20 menit yang lalu" ucap Kim

"Tidak. Aku kemari mencari rensya" ucap Genan to the point

UnforgettableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang