Chapter 17

1K 50 0
                                    

    Ren bangun dari tidurnya, ia menggerjapkan matanya. Rensya melihat ke sekeliling kamar itu, yang bernuansa Modern-Klasik berwarna Putih kayu. Harum kamar yang berbau Lavender, membuatnya rileks juga nyaman. Ren turun dari king size berjalan tertatih menuju jendela, ia melihat memandangan langit pagi ini. Tampak langit tidak bersahabat, karena cuaca mendung. Rensya menghela nafas, lalu ia tersenyum. Dirinya bersyukur kepada tuhan, karena sudah menggabulkan semua doanya selama ini. Rensya juga bersyukur karena, dirinya selalu di kelilingi oleh orang-orang yang sangat peduli juga baik padanya.

Semalam para sahabatnya datang ke mansion milik Genan. Bahkan ibu panti turut datang untuk memastikan jika kondisi Rensya baik-baik saja. Kim, Jen, Dema, dan Gema pulang larut malam mereka bermalam di mansion Genan. Mereka bercengkraman melepas rindu mereka, tapi yang Ren perhatikan hanya Genan. Lelaki itu hanya diam menatap Ren entah Ren tidak mengerti dengan tatapan Genan. Tapi yang Rensya tahu, bahwa tatapan Genan adalah tatapan rasa khawatir. Tapi Rensya bersyukur untuk bersikap seolah sudah baik-baik saja.

Karlet berjalan kearah kamar tamu. Ia membawa pakaian untuk Rensya, karena Zhel yang meminta untuk Karlet memberikan kepada Ren. Dengan senang hati Karlet menurut, Karlet mengetuk pintu berwarna putih itu. Rensya yang berada didalam langsung berjalan kearah pintu dan membukanya. Senyum kedua gadis itu menggembang.

"Hai, Karlet" Sapa Ren ramah

Karlet tersenyum "Hai kembali, Ren. Ternyata kau sudah bangun"

"Yah aku sudah bangun sejak tadi" Kata Ren

"Ren. Aku kemari membawa pakaian untukmu. Mom, menyuruhku untuk memberikan padamu. Apa kau sudah mandi, Ren?"

Ren menggeleng malu.

Karlet terkekeh "Oh baiklah. Lebih baik kau mandi terlebih dahulu. Kami akan menunggumu diruang makan"

Karlet menyodorkan pakaian kepada Rensya. Saat Karlet ingin melangkah pergi, Ren memanggilnya kembali.

"Ada apa, Ren?" Tanya Karlet

"Tidak apa-apa, Karlet. Maaf dan sekali lagi terimakasih" Ucap Ren

"Oh yaampun, Ren. Kau tidak perlu berkata terimakasih kepada kami. Kami sangat senang jika kau berada disini, dan kau tidak merepotkan kami. Oke jadi kau tidak perlu merasa tidak enak" Ucap Karlet tulus

Rensya mengangguk tersenyum. Karlet melangkah dari hadapan Ren. Rensya masuk kembali kedalam kamarnya untuk mandi.

Karlet baru saja sampai diruang makan. Ternyata disana sudah ada Genan dengan pakaian formalnya. Genan menoleh saat melihat Karlet baru masuk keruang makan. Karlet tersenyum kepada Genan, sedangkan Genan menatap penampilan Karlet.

"Jika kau berpakaian seperti itu. Lebih baik tidak usah pergi ke kampus!!" Ucap Genan dingin

David dan Zhel menoleh kearah Karlet. Mereka berdua menatap penampilan Karlet, menurutnya tidak ada yang salah. Karlet diam tidak bisa menjawab, dirinya tahu jika kaka sepupunya tidak suka jika Karlet berpenampilan cukup terbuka.

"Apa yang salah dengan, Karletta ?" Tanya Dav

"Dad!! Apa kau tidak lihat, penampilan Karletta!!" Gerutu Genan

Dav dan Zhel menatap kembali Karlet. Mereka sekarang paham, Karlet bernampilan ketat nan sangat pendek.

"Sayang. Lebih baik kau ganti pakaianmu. Genan akan marah nanti jika kau tidak menurutinya" Kata Zhel lembut

"Oke baiklah. Aku akan berganti pakaian. Dan kau!! Tidak usah bernada dingin, aku tidak suka!" Ketus Karlet seraya pergi menuju kamarnya

"Kau selalu saja over, nak. Tapi dad, sangat suka pada sikap overmu" Kata Dav

UnforgettableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang