Chapter 25

1.1K 36 0
                                    

Satu bulan kemudian...

Genan berjalan dengan sangat lesu, ia berjalan memasuki ruang rawat Rensya. Genan menatap seorang gadis yang terbaring sangat lemah diatas brankar. Hati Genan benar-benar sakit saat melihat gadis yang ia sayang mengalami koma. Genan tidak bisa menahan air matanya, saat tim medis mengatakan Rensya koma. Karena pelurunya mengenai organ dalam Rensya, dan Rensya mengalami luka parah dibagian dalam tubuhnya. Genan sangat marah dan sedih, Genan menatap wajah Rensya yang pucat. Genan tersenyum getir hatinya begitu kacau, ia tidak mau lagi kehilangan orang yang ia sayang untuk kedua kalinya.

"Sampai kapan kau tidak tersadar dari komamu, Rensya. Apa kau tidak merindukan aku disini yang selalu berharap ada keajaiban, agar kau tersadar. Aku selalu merindukanmu, sangat" kata Genan

"Bangunlah, kumohon bangun demi aku. Aku sangat merindukanmu, kenapa tuhan selalu mengujiku seperti ini. Apa kau tau ? Aku pernah kehilangan gadis yang aku sayang, aku gagal menjaganya dan sekarang apa ? Masalalu itu seolah terulang kembali, dan aku tidak mau kehilanganmu" sambung Genan

Karlet, Kim, Dema, Gema dan Jen masuk kedalam ruangan Rensya. Karlet terisak saat  melihat Genan yang terpuruk kembali.

"Kak! Sudahlah, jangan seperti ini. Apa kau tega jika Rensya melihatmu seperti ini, Rensya akan sedih!" Pekik Karlet

"Genan. Sudahlah, kita semua hanya bisa berdoa saja" ucap Kim

"Kita sudah menemukan siapa yang menembak Rensya. Dan orangnya adalah Rayan" ucap Jen

Genan langsung menoleh kearah Jen.

"Rayan!!" Pekik Genan

"Tenanglah bung! Kita sudah memasukannya kedalam penjara" ucap Gema

"Mengapa dia tega menembak gadisku ha!! Apa salah Rensya" Geram Genan

"Kami bertanya kepadanya. Dia berkata, jika dia tidak bisa memilik Rensya. Maka kau dan siapapun tidak akan bisa memiliki Rensya juga" jelas Jen

"Arrrgghh!! Tapi kenapa bajingan itu harus menembak gadisku. Jika terjadi apa-apa dengan gadisku, aku tidak akan segan membuat dia membayar dengan nyawa kembali" desis Genan

"Genan!!" Pekik Karlet

"Apa, Karlet!! Apa kau tidak lihat, gadisku terbaring koma seperti ini. Aku tidak mau kehilangan orang yang aku cintai untuk kedua kalinya" ucap Genan lirih

"Rensya, kumohon bangunlah. Apa kau tidak kasihan terhadap kaka sepupuku, dia sangat mencintaimu bahkan dia merindukanmu. Kita disini merindukanmu, Rensya" batin Karlet

"Genan. Kurasa kau butuh istirahat, pulanglah. Kami akan menjaga Rensya disini" ucap Dema

"Apa kau mengusirku!! Aku hanya ingin disini bersama gadisku juga menunggunya hingga sadar" kata Genan

"Tidak, Genan. Dema tidak bermaksud untuk mengusirmu, hanya saja Dema juga memperdulikanmu. Jika kau sakit, Rensya akan sedih jika nanti Rensya sadar dan melihatmu sakit. Apa kau mau melihat Rensya sedih ?" Ucap Kim

"Tidak! Aku ingin membahagiakannya"

"Jadi kumohon, pulanglah. Kau butuh istirahat, percaya pada kami. Kami akan menjaga gadismu" ucap Kim

Genan mengangguk. Ia menghela nafas, lalu Genan mencium kening Rensya.

"Cepatlah sadar, aku merindukanmu. I love you" bisik Genan

"Aku akan mengantarmu pulang, Genan" kata Gema

"Aku juga ikut mengantarmu pulang" ucap Karlet

"Tenanglah. Kami berjanji padamu akan menjaga Rensya" Dema menepuk bahu Genan

UnforgettableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang