Chapter 13

1K 48 0
                                    

    Satu bulan kemudian....

      Setelah selesai melalukan terapi selama satu bulan ini. Sekarang saatnya untuk melalukan terapi untuk Rensya berjalan sendiri tanpa ada yang menopangnya. Satu minggu yang lalu, kaki Ren sudah ada perkembangan sedikit. Kaki Ren sudah bisa bergerak walau sedikit saja, tapi Ren sebisa mungkin untuk berusaha bisa kembali berjalan lagi. Agar dirinya tidak terus berada di kursi roda, dirinya juga tidak ingin merepotkan orang-orang terdekatnya. Selama satu bulan itu juga, Jena dan Gema sudah pulang. Kim, Karlet, dan Rayan, juga Genan dan Dema. Mereka selalu berkumpul bersama dimansion milik Genan, mereka berkumpul hanya untuk menghibur Ren agar tidak memikirkan hal lain lagi.

Sekarang mereka semua juga berada di halaman depan mansion Genan. Mereka berkumpul untuk melihat Ren belajar berjalan, karena Dema meminta Ren untuk belajar berjalan mau tidak mau harus mau. Karena itu juga demi kaki Ren agar bisa bergerak tanpa kaku, Dema yang sejak tadi memperhatikan Genan. Ia tau bahwa sahabatnya itu ada rasa sedikit keraguan disaat Dema meminta kepada Ren. Tapi Jen berusaha menyakinkan Genan bahwa semuanya akan baik-baik saja pada saat Ren belajar berjalan nanti. Semua menatap raut wajah Ren yang begitu antusias walau ada rasa keraguan dimata Ren. Kim berjalan menghampiri Ren yang masih duduk dikursi roda sebelum dimulai.

"Ren. Aku tau kau masih ragu, aku bisa melihat dikedua matamu. Tapi aku percaya kau pasti bisa, dan kakimu akan kembali normal" ucap Kim menatap Ren

Ren tersenyum "Iya aku percaya, kim. Terimakasih menenangkanku"

"Kau tidak perlu ragu, nona. Karena kakaku yang sedikit cemas juga akan melalukan yang terbaik untukmu" Ucap Gema yang berada disamping Karlet

"Yah, Ren. Tidak perlu ragu, yakinkan pada dirimu jika kau akan bisa" Karlet memeluk tubuh Ren

"Terimakasih karena kalian selalu bersamaku" ucap Ren tersenyum

Tiga orang itu tersenyum mengangguk sebagai jawabannya. Rayan berjalan menghampiri Ren, dan membungkukan sedikit tubuh berbisik ke telingga Ren.

"Kau pasti bisa, nona manis. Semua akan baik-baik saja" bisik Rayan lembut

Ren tersenyum. Mereka yang melihat itu mengerutkan dahinya, seolah menatap bertanya apa yang dibisikan oleh Rayan kepada Ren sampai Ren tersenyum. Genan yang melihat itu hanya memasang wajah datarnya, Dema melirik kearah Genan yang berada disampingnya ia mengerti.

"Hm yasudah, ayok kita mulai Ren"

Suara Dema membuat mereka menoleh. Dema hanya tersenyum, dan berjalan kepada Ren. Lima orang minggir dan duduk dikursi.

"Genan kau berdiri disana" perintah Dema

Genan mengangguk, ia berdiri tidak terlalu jauh dari hadapan Ren. Genan menatap wajah Ren terus sejak tadi, ia takut jika Ren tidak bisa melakukan ini. Dema membantu menurunkan kaki Ren dikursi roda, dan membantu Ren untuk berdiri.

"Ayok. Kau pasti bisa melakukannya, karena kau bukan ren yang lemah. Berjalanlah kearah genan" Dema menujuk kearah Genan

"Tapi, dema. Kakiku mati rasa, aku belum bisa untuk menggerakannya" ucap Ren lirih

Rensya ingin untuk berjalan kearah Genan. Tapi jujur, kakinya sangat mati rasa bahkan sangat susah untuk digerakan. Walau ia tau sewaktu itu kakinya hanya bisa bergerak sedikit saja.

"Kau bisa!! Apa kau ingin berada dikursi roda ini terus! Jika tidak, kau belajarlah untuk berjalan walau tertatih" Tegas Dema

Ren menundukan kepalanya. Karena ia baru pertama kali melihat Dema bersikap tegas seperti itu kepadanya. Genan diam menatap itu, sebenarnya ia geram kepada Dema karena sudah seperti itu. Ren berjalan tertatih, ia berusaha menyakinkan dirinya bahwa ia bisa dan ia percaya akan ada keajaiban yang tuhan kasih untuk kakinya.

UnforgettableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang