Chapter 10

1.3K 61 0
                                    

   Satu minggu kemudia.....

    Sudah satu minggu yang lalu Rensya diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Sekarang Ren berada di rumahnya sendiri, seminggu yang lalu juga Ren sudah menjalani terapi. Bahkan saat menjalani terapi, Genan selalu berada disampingnya bahkan lelaki itulah yang selalu merawat Ren. Tapi Ren tidak pernah menolak keberadaan Genan dihidupnya. Entah kenapa dirinya selalu nyaman bersama Genan, bahkan Genan yang selalu menenangkannya. Padahal Ren tidak kenal dekat dengan Genan, bahkan dirinya bertemu dengan lelaki itu karena ketidak sengajaan saja. Tapi Ren bersyukur bisa dipertemukan dengan lelaki itu, kaka sepupu dari sahabatnya.

Genan berjalan masuk kedalam kamar Ren. Ia tersenyum saat melihat Ren berada dibalkon yang sedang duduk dikursi roda. Ia berjalan menghampiri Ren seraya membawa sebuket bunga mawar untuk Ren. Genan sudah berada disamping Ren tetapi gadis itu tidak menyadari keberadaannya. Genan menatap Ren yang tengah tersenyum melamun, Genan mengerutkan dahinya.

"Ini untukmu. Apa kau tidak menyadari kehadiranku disampingmu, nona. Lain kali jangan melamun oke" Genan menaruh sebuket mawar dipangkuan Ren

Sontak Ren terkejut saat Genan sudah berada disampingnya dan juga menaruh sebuket mawar dipangkuannya. Ren menoleh kearah Genan dan tersenyum lalu direspon oleh Genan.

"Sejak kapan kau datang, genan" tanya Ren

"Sejak tadi. Tapi kau tidak menyadarinya" balas Genan

"Oh maafkan aku. Apa kau sudah selesai dengan meeting mu ?"

"Tidak apa. Sudah, aku yang mengakhirinya" balas Genan seraya duduk dikursi dekat Ren

"Haa! Kenapa kau mengakhirinya. Apa ada yang membuat masalah disana ?" Tanya Ren

"Yah ada"

"Siapa, genan ?"

"Kau, nona falker"

"Aku ? Ada apa denganku" Ren menatap bingung

"Yah kau. Karna kau sudah membuat masalah dipikiranku, kau selalu mengganggu pikiranku. Sampai-sampai diriku ingin sekali langsung kemari menemuimu" kata Genan dengan santainya

"Haishh! Kau ini apa-apaan. Seharusnya kau tidak usah mengakhirinya, aku disini baik-baik saja. Lihat aku masih duduk manis dikursi roda ini" balas Ren seraya memukul lengan Genan

Genan hanya terkekeh dengan tingkah Ren. Yah benar, Genan mengakhiri meetingnya karena jujur dirinya tidak tenang dengan kondisi Ren yang sendirian dirumah. Bahkan tidak ada orang yang menemaninya, Karlet dan Kim tidak bisa menemani Ren karena mereka sibuk. Sedangkan Dema, dia sedang ada praktek bahkan Gema dan Jen tidak berada di lndonesia. Gema dan Jen pergi ke London untuk masalah bisnisnya, jadi mereka semua sibuk.

"Rensya" panggil Genan

"Yah genan" balas Ren

"Aku ingin kau tinggal di mansionku. Bersamaku dan juga karlet" ucap Genan menatap Ren

"Tapi genan. Aku tidak ingin merepotkan siapapun lagi. Aku bisa melakukan semuanya dengan sendirian" balas Ren menyakinkan Genan

"Kau tidak pernah merepotkanku dan juga yang lain, rensya. Dan aku tidak yakin dengan kau berada di rumah ini sendirian."

"Genan. Percaya aku bisa melakukan semuanya dengan kakiku yang seperti ini" Ren menatap Genan balik

"Kumohon. Aku ingin merawatmu, menjagamu, dan melindungimu. Bahkan aku ingin menanggung semua beban hidupmu. Ikutlah denganku, aku tulus untuk membawamu dalam hidupku" kata Genan dengan nada memohon

Ren menatap mata hitam Genan. Ia melihat ada ketulusan disana, dan memohon pada dirinya agar mau ikut bersamanya. Mata hitam itu penuh dengan harapan yang belum tercapai dan ada juga rasa pilu disana.

UnforgettableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang