Chapter 12

1.1K 50 0
                                    

     Hari mulai siang. Rensya sedang berada dihalaman belakang mansion milik Genan bersama dengan Johan. Mereka berdua sedang asik bercengkraman, memang sejak pagi Ren bersama dengan Johan. Karena Johan ditugaskan untuk menjaga Ren selama Genan atau Karlet tidak berada di mansion. Genan dari pagi sampai siang ini, lelaki itu belum pulang karena masih ada urusan dan Ren memakluminya. Genan juga sudah menghubungi Ren jika dia akan segera ke mansion dan akan membawa Ren untuk terapi. Johan tersenyum melihat Ren yang sangat ceria hari ini bahkan sangat cantik, gadis itu sangat ramah. Bahkan baginya Ren adalah gadis yang cocok untuk Genan, karena gadis itu juga bisa membawa pangaruh besar untuk Genan.

"Nona. Apa kau tidak ingin masuk kedalam, karena sejak tadi kita berada disini sudah cukup lama" ucap Johan lembut

Ren menoleh lalu tersenyum "Tidak nanti saja, paman. Aku masih ingin berada disini, dan jika paman ingin masuk kedalam silakan"

Johan tersenyum "Iya aku ingin masuk kedalam. Karena aku harus menyuruh pelayan untuk menyiapkan makanan, untuk makan siang nanti"

"Oh masuklah, paman. Aku tidak apa disini sendirian, lagi pula aku juga merasa damai berada disini" kata Ren seraya menutup novelnya.

"Baiklah. Aku masuk dulu, jika kau butuh bantuan panggil saja aku atau yang lainnya"

Ren mengangguk tersenyum. Johan melangkah masuk kedalam mansion. Namun saat Johan sudah berada didalam mansion, Dema melangkah menghampirinya.

"Selamat siang, Tn.Dema. ada yang bisa saya bantu" kata Johan

"Siang kembali. Oh iya dimana rensya ?" Tanya Dema

"Nn.Rensya. berada dihalaman belakang, sejak tadi dia berada disana bersamaku tapi aku meninggalkannya karena ingin menyuruh para pelaya untuk menyiapkan makan siang. Dan nona tidak mau masuk" jelas Johan

"Oh terimakasih. Aku akan menghampirinya, dan apakah ren sudah makan siang ini ?" Tanya Dema

"Belum tuan" balas Johan

"Dan dimana genan ? Apa dia belum pulang. Dimana juga karlet ?"

"Tuan muda belum pulang. Dan nona karlet juga belum pulang" jawab Johan

Dema mengangguk lalu ia melangkah pergi dari hadapan Johan. Dan ia melangkah kearah halaman belakang, terlihat Ren yang sedang membawa buku. Dema tersenyum saat melihat Ren yang tengah seperti itu, ia berjalan menghampiri Ren.

"Hai. Kau tidak menyadari aku berada disini yah"

Suara Dema membuat Ren menoleh kearah samping. Ia tersenyum saat melihat ada Dema berada disamping. Dema tersenyum hangat kepada Ren dan berjongkok dihadapan Ren.

"Dema" pekik Ren seraya memeluk Dema

"Hey. Hey ada apa ini, kenapa kau tiba-tiba memelukku ? Apa kau rindu terhadapku, nona cantik" ucap Dema terkekeh

"Uhm iya. Aku rindu terhadapmu, kemana saja kau haa!! Apa kau tidak rindu terhadapku juga, dema" ketus Ren.

Dema terkekeh mendengar nada ketus dari Ren serta raut wajah yang setengah marah. Dema suka jika Ren seperti itu, ia mengacak rambut Ren.

"Sudah jangan seperti itu kau sangat jelek jika seperti itu, nona. Maafkan aku, karena aku terlalu sibuk dengan pasienku. Aku merindukanmu sangat, nona" ucap Dema lembut

"Haishh kau ini selalu begitu, dema. Sibuk dengan pasienmu ? Lalu aku ini apa. Akupun pasienmu kau juga harus merawatku sampai kakiku normal kembali, dema" kata Ren

Dema tersenyum "Baiklah. Baik, aku akan merawatmu dan siang ini kau harus terapi."

"Lalu untuk apa kau kemari ? Bukankah kau harus berada disana" tanya Ren

UnforgettableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang