Kim berjalan masuk kedalam kamarnya, seraya membawa kucing kesayangannya bernama Katty. Kucing blasteran Himalaya-Persia itu langsung loncat dari gendongan Kim, dan langsung menuju kearah Rensya yang sedang sibuk dengan laptop Kim. Rensya terkejut dan tersenyum saat Katty mendekat kearahnya dengan tingkah yang sangat menggemaskan dan manja.
"Hello, Katty! Lama kita tidak pernah bermain bersama, apa kau merindukanku huh!" Ucap Rensya seraya mengangkat Katty
Kim terkekeh melihatnya, kucing kesayangan Kim memang selalu manja kepada siapapun yang sudah kenal dekat dengan Katty.
"Kim. Tampaknya, Katty sangat gendut! Apa kau selalu memberinya makan ?" Tanya Rensya
"Yap! Akhir-akhir ini dia selalu ingin makan, dan lihat lah. Dia menjadi bertambah menggemaskan!" Ucap Kim antusias
"Yah kau benar! Aku jadi ingin memiliki kucing sendiri, Kim!" Ucap Rensya
"Kau kan bisa meminta kepada, Genan untuk membelikanmu binatang peliharaan, Rensya!"
Mendengar nama Genan. Ia menjadi merindukan lelaki itu, sudah dua hari ini Rensya berada dimansion milik Kim. Kim terus memaksa kepada Genan, agar Rensya untuk sementara bersama Kim.
"Rensya! Hai, apa kau sedang memikirkan sesuatu ?" Kim menggoyangkan lengan Rensya
"Haa! Maaf, tadi aku hanya memikirkan Genan saja!"
"Hm rupanya kau merindukan dia, baiklah. Ayo kita keluar, Rensya!" Ucap Kim
"Namun sebelum itu kau harus memakai menutup mata ini terlebih dahulu! Oke, tidak ada penolakan!" Sambung Kim seraya memasangkan sebuah penutup mata kearah Rensya
Rensya hanya diam dan menuruti apa yang Kim lakukan. Kim tersenyum puas, ia membawa Rensya menuju halaman luas belakang mansion-nya. Kim terus berjalan seraya menuntun Rensya, mereka berdua sampai dihalaman belakang. Kim tersenyum kepada mereka yang sudah menunggu-nya.
"Kim. Apa aku boleh membukanya ?" Tanya Rensya
"Yah! Kau boleh membukanya, saat aku menghitung sampai tiga!" Ucap Kim
Satu...
Dua...
Tiga...
Rensya tersenyum haru saat melihat ada banyak orang terdekatnya datang dihalaman belakang mansion Kim. Bahkan halaman mansion Kim sudah dihiasi oleh berbagai hiasan lain.
Rensya tidak percaya melihatnya, bahkan disana ada Karlet dan Gema. Entah Rensya tidak tau kapan mereka sampai di Indonesia. Bahkan disana ada, Dema, Jen, Ibu Panti, Kier, Karlet, Gema. Dan Rensya mengerutkan dahinya saat tidak melihat ada Genan disana.
Karlet dan Kier langsung berlari menghampiri Rensya. Dan memeluk tubuh Rensya, Rensya tersenyum.
"Oh, Rensya! Aku sangat merindukanmu!" Ucap Karlet
"Kaka! Minggir, aku juga ingin memeluk tubuh Kaka Ren!" Geram Kier kepada Karlet
Karlet terkekeh "Oh boy! Sorry, you so little boy!"
"No! I not little boy, you very sucks!" Ketus Kier kepada Karlet kembali
Kim, Karlet dan Rensya tertawa saat mendengar ucapan Kier. Rensya langsung berjungkok, dan menangkup pipi gembul Kier.
"Kenapa kau begitu senstive! Ketika kami memanggilmu 'Little Boy' huh!!" Tanya Rensya
"Kaka! Paman Jen, pernah berkata padaku jika suatu saat nanti! Aku akan tumbuh menjadi orang dewasa, dan tidak akan terus kecil jadi kalian jangan mengataiku bocah kecil lagi, Oke!" Oceh Kier
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgettable
Teen FictionSikap dingin dan acuh tak acuh, tapi sebenarnya hatinya sangat lembut saat itu juga sikapnya berubah menjadi sikap mudah khawatir dan peduli. Yah, lelaki bernama lengkap Genan Haldern lah yang mempunyai sikap dingin dan acuh tak acuh tapi semuanya b...