Hari berlalu. Genan berjalan masuk kedalam mansionnya, ia baru saja melakukan kegiatan lari pagi. Kebetulan hari ini weekend, jadi Genan tidak sibuk atau pergi kekantor. Genan berlajan seraya menggelap keringat dengan handuk yang berada dilehernya. Genan melihat Karlet yang tengah duduk bersantai didepan kolam renang, ia tersenyum dan berjalan kearah Karlet. Karlet menoleh saat melihat ada Genan. Genan dengan iseng mengacak rambut Karlet dengan gemas.
"Aarrggh!! Apa yang kau lakukan dengan rambutku. Lihat rambutku berantakan, Genan" gerutu Karlet
"Oh iya. Maafkan aku, aku sangat gemas denganmu, Karletta" ucap Genan santai
"Terserah kau saja. Kau darimana, Rensya, mencarimu tadi" tanya Karlet
"Haah! Benarkah, apa dia sudah bangun. Lalu dimana dia ?"
"Dia sudah bangun sejak tadi, dia berada didapur. Entah apa yang sedang gadismu itu lakukan" kata Karlet seraya mengambil ponselnya
"Oh yasudah" Genan melangkah pergi dari sana
Karlet memutar bola matanya. Genan berjalan kearah dapur, karena jarak antara dapur dengan kolam renang sangat jauh. Mansion milik Genan sangat luas. Genan sampai didapur, ia melihat Rensya sedang memasak dan dibantu oleh pelayan yang lain. Genan diam mempehatikan Rensya.
"Nona. Lebih baik kau istirahat saja, biar kami yang masak saja karena ini tugas kami" ucap salah satu pelayan
"Ah. Tidak, tidak. Aku ingin membantu kalian, lagi pula aku juga ingin memasak untuk, Genan" ucap Rensya
"Benarkah kau ingin memasak untukku hem!!"
Suara serak nan sangat familiar membuat semua yang berada didapur menoleh. Para pelayan langsung membukuk hormat. Rensya tersenyum saat melihat Genan sudah kembali.
"Darimana saja kau. Aku mencarimu" ucap Rensya
"Uhm. Rupanya kau merindukanku ?"
"Tidak. Aku tidak merindukanmu, aku hanya mencarimu, Genan"
"Oh benarkah. Kau hanya mencariku saja, bukan jika mencariku sama aja kau merindukanku" goda Genan
"Haish! Terserah kau saja. Jadi kau lari pagi dan kau baru kembali lagi"
"Yah. Aku baru saja lari pagi dan baru kembali lagi. Maafkan aku jika kau mencariku" ucap Genan
"Tidak apa. Mengapa kau tidak membangunkanku" tanya Rensya
"Aku tidak tega membangunkanmu, Rensya. Kau seperti sangat kelelahan" ucap Genan
"Yasudah. Sekarang kau mandi sana, baumu tidak enak"
"Benarkah. Aku rasa tidak, bahkan gadis diluar sana sangat terpesona kepadaku. Mungkin karna aku ini tampan" ucap Genan percaya
"Ah terserah kau saja, Genan. Aku tidak peduli" jawab Rensya
Genan tersenyum "Oke, oke daripada kau nanti marah padaku. Aku pergi mandi saja"
Genan mencium kening Rensya lalu beranjak pergi. Rensya hanya menggeleng kepala, akhir-akhir ini menurut Rensya, Genan cukup romantis kepadanya bahkan tingkahnya selalu membuat jantung Rensya tidak karuan. Rensya tersenyum sendiri, jika mengingat tingkah Genan.
"Nona. Apa kau sudah mulai menerima hadirnya tuan kembali ?" Tanya Jia
Jia adalah salah satu pelayan yang cukup dekat dengan Karlet dan Rensya. Bahkan mereka bertiga terkadang selalu menghabiskan waktu bersama dihalaman belakang. Terkadang juga Rensya dan Jia selalu bertukar cerita.
"Yah. Aku sudah menerima hadirnya kembali, sejak aku kembali lagi kesini. Yah walau aku sewaktu itu aku masih marah padanya, Jia" ucap Rensya
"Aku mengerti nona. Tuan, seperti itu karna dia tidak ingin kehilanganmu lagi. Bahkan kau tidak tahu saat kau pergi nona, dia sangat kacau bahkan sikap yang biasa ramah berubah dratis menjadi sikap dingin dan emosional. Namun setelah kau kembali lagi, tuan berubah kembali menjadi ramah" kata Jia
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgettable
Teen FictionSikap dingin dan acuh tak acuh, tapi sebenarnya hatinya sangat lembut saat itu juga sikapnya berubah menjadi sikap mudah khawatir dan peduli. Yah, lelaki bernama lengkap Genan Haldern lah yang mempunyai sikap dingin dan acuh tak acuh tapi semuanya b...