Chapter 19

938 37 0
                                    

   Karlet berjalan menghampiri Genan yang tengah sibuk dengan laptopnya. Sejak kejadian dimana Recki memeluk Rensya dihadapan Genan. Membuat seorang Genan jadi bersikap dingin dan tidak peduli kembali pada keadaan sekitar. Yang lelaki itu lakukan hanya sibuk dengan semua berkas juga kegiatannya sendiri. Karlet sudah sampai dihadapan Genan, ia menatap Genan sendu karena kaka sepupunya mulai bersikap dingin kembali.

"Sampai kapan kau akan terus seperti ini. Apa kau tidak sadar, sudah seminggu ini kau bersikap begitu dingin terhadapku juga yang lain" Tukas Karlet menatap kosong Genan

Genan tidak menggubris ia masih tetap fokus pada laptopnya. Karlet menutup laptop Genan dengan kasar. Genan menatap Karlet dingin, mata Karlet mulai berkaca-kaca.

"Ada denganmu" Ucap Genan dingin

"Haa!! Apa kau bilang. Ada apa dengan diriku, seharusnya aku yang bertanya. Ada apa denganmu!! Kenapa kau bersikap seperti ini." Seru Karlet

"Kecilkan suaramu! Lalu apa itu bermasalah denganmu" Kata Genan

"Yah itu sangat bermasalah denganku!! Aku benci kau bersikap seperti ini. Seolah kau tidak ada masalah juga beban lain. Apa kau juga tidak kasihan kepada, Rensya!!"

"Untuk apa aku kasihan terhadap gadis itu. Bukankah dia sudah bahagia bersama penggacara muda itu!!" Genan tersenyum miring

"Cukup, Genan. Cukup!! Dia membutuhkanmu. Apa kau tidak sadar, jika selama seminggu ini dia mencarimu. Tetapi kau menyuruh orang-orang untuk dia pergi dari mansion ini. Dia terluka karenamu, dia sedang sakit dan apa kau tau ? Dia depresi!! Kau jahat, Genan. Rensya, membutuhkanmu!!" Seru Karlet seraya terisak

"Apa kau tidak bisa melihat dikedua matanya. Ada cinta tulus dimatanya, aku bisa merasakannya. Karena setiap kali dia melihatmu, dia begitu nyaman dan tenang. Lalu kau ? Kau benar jahat!!!" Sambung Karlet melangkah keluar dari ruangan Genan

Genan diam. Benar apa yang dikatakan oleh Karlet. Selama seminggu ini, Rensya selalu mencarinya dan datang ke mansion miliknya. Tetapi, ia menyuruh orang-orang untuk tidak menerima Rensya lagi dimansionnya.

"Arrrgghh!!!" Genan berteriak frustasi

Genan mengacak rambutnya frustasi, ia juga melemparkan sebuah gelas kearah dinding. Ia juga memukul sebuah cermin yang berada diruangannya. Sehingga membuat tangannya terluka dan berdarah berkucuran.

Karlet yang berada diluar pintu mendengar teriakan Genan juga pecahan kaca. Karlet terisak, ia tidak ingin kaka sepupunya seperti ini. Ia tidak tega melihat Genan seperti ini kembali. Johan berada tidak jauh dari Karlet ia juga mendengarnya.

"Nona. Apa kau tidak apa" Tanya Johan pelan

"Paman" Ucap Karlet lirih

"Aku tau. Sudahlah biarkan dia sendiri, kau juga harus menenangkan dirimu" Kata Johan

Karlet mengangguk lalu pergi dari hadapan Johan. Johan sudah sangat lama berkerja dikeluarga Haldern. Johan pun tahu tentang keluarga itu, bahkan Johan yang menemani Genan yang sejak dia kecil sampai dia dewasa. Johan menghela nafas, ia masuk kedalam ruangan Genan tampan permisi. Johan melihat Genan yang tengah duduk dilantai dan bersadar dimeja kerjanya.

"Apa kau sudah puas melakukannya. Bagaimana jika Mr&Mrs Haldern, tau tentang kau yang seperti ini kembali! Apa kau juga tidak kasihan kepada dia. Dia yang sudah mencarimu berkali-kali, tetapi kau ? Kau malah menyuruh para bodyguard untuk melarang dia masuk!! Dia gadis yang baik, setiap kali aku melihat dia mencarimu. Ada harapan dimatanya, jika dia ingin sekali bertemu denganmu. Lalu kau ? Sungguh hati kau mulai tertutup kembali, Tuan" Tukas Johan menatap lurus kearah jendela

UnforgettableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang